7 4. wisata tetapi sering kali begantung pada wisatawan sebagai pengguna jasa
dan produk tersebut. 5. Pemerintah sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam pengaturan,
penyediaan dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata.
6. Masyarakat Lokal merupakan penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata dan menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata.
7. Lembaga Swadaya Masyarakat. Pelaku wisata sangat berhubungan dengan pilihan daerah destinasi wisata
yang merupakan unsur sentral dalam mengambil keputusan berwisata. Pesatnya pertambahan jumlah daerah tujuan wisata lama maupun baru membuat orang
menjadi semakin tidak mudah untuk melakukan pilihan. Ada kalanya wisatawan sudah memiliki bayangan tentang apa yang ingin dicari dalam berwisata sehingga
mereka tinggal memilih daerah tujuan wisata yang mempunyai atraksi yang paling sesuai dengan keinginan. Daerah destinasi wisata merupakan pilihan pelaku
wisata untuk melakukan segala aktivitas wisatanya.
2.2. Pemasaran Pariwisata
Menurut Wahab, dkk dalam Yotie 2005 mengartikan pemasaran pariwisata sebagai suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi
pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan termasuk kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang sudah punya
keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dan wisatawan yang punya potensi akan melakukan perjalan wisata dengan jalan melakukan komunikasi dengan
Universitas Sumatera Utara
8 mereka, mempengaruhi keinginan, kebutuhan, memotivasinya, terhadap apa yang
disukai dan yang tidak disukainya, pada tingkat daerah-daerah lokal, regional, nasional ataupun internasional dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar
wisatawan memperoleh kepuasan optimal. Pemasaran pariwisata sangat kompleks sifatnya dibandingkan pemasaran barang-barang yang dihasilkan perusahaan
manufaktur yang biasa kita kenal. Produk yang ingin dipasarkan sangat terikat dengan supplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga
pariwisata yang mengelolanya. Marpaung 2002 menyatakan pemasaran pariwisata mencakup:
menemukan apa yang menjadi keinginan konsumen market research, mengembangkan pemberian pelayanan yang sesuai kepada wisatawan product
planning, pemberitahuan tentang produk yang dibuat advertising and promotion dan memberikan instruksi di mana mereka dapat memperoleh produk-
produk tersebut channels of distribution-tour operator and travel agent. Manajemen pemasaran pariwisata merupakan setting dari tujuan
pemasaran dan perencanaan serta eksekusi dari persyaratan aktivitas pemasaran untuk mencapai tujuan. Jika efektif akan menciptakan dan memberi keputuasan
kepada konsumen sehingga perusahaan akan diterima, mendapat kepercayaan masyaraka
tdan akhirnya
mampu membimbing
perusahaan dalam
mengembangkan peningkatan profit.
2.3. Pengertian Ekowisata
Ekowisata sebagai suatu produk merupakan daya tarik penting bagi pariwisata Indonesia. Potensi dan objek ekowisata memiliki keunikan dan
Universitas Sumatera Utara
9 keragaman yang tersebar di berbagai daerah. Banyak potensi ekowisata yang
belum dimanfaatkan dan objek yang sudah dikembangkan juga belum dioptimalkan. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan
nilai manfaat sumber daya pariwisata nasional, terutama untuk daerah yang ingin mengembangkan pariwisata dan retribusi hasilnya bagi masyarakat.
Berdasarkan pengertiannya ekowisata adalah kegiatan wisata yang sementara ini dianggap sebagai kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Eagle
1997 dan Vincent 1996 dalam Hidayati, dkk 2003 mengemukakan bahwa kegiatan ekowisata berbeda dengan kegiatan pariwisata lain. Menurut Hecktor
Ceballos Lascurain dalam Pendit 2003, ekowisata merupakan wisata atau kunjungan ke kawasan alamiah yang relatif tidak terganggu dengan niat betul-
betul objektif untuk melihat, mempelajari, mengagumi wajah keindahan alam, flora, fauna termasuk aspek-aspek budaya baik yang mungkin terdapat di kawasan
tersebut. Ekowisata berarti pula melibatkan masyarakat setempat dalam proses sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan sosio-ekonomi dari proses yang
dimaksud. Ekowisata mempunyai karakteristik yang spesifik karena adanya
kepedulian pada pelestarian lingkungan dan pemberian manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu, setiap kegiatan ekowisata harus mengikuti
prinsip-prinsip pengelolaan yang berkelanjutan seperti Hidayati, 2003:
1. Berbasis pada wisata alam.
2. Menekankan pada kegiatan konservasi. 3. Mengacu pada pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
4. Berkaitan dengan kegiatan pengembangan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
10 5. Mengakomodasikan budaya lokal.
6. Memberi manfaat pada ekonomi lokal. Kegiatan ekowisata secara langsung maupun tidak langsung mengarahkan
wisatawan untuk menghargai dan mencintai alam serta budaya lokal, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian para wisatawan untuk turut
memelihara kelestarian alam. Agar obyek ekowisata tetap lestari perlu adanya pengelolaaan dengan melibatkan stakeholders terkait seperti pemerintah,
masyarakat, swasta industri pariwisata, peneliti, ilmuwan dan LSM. Pengembangan ekowisata selain sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan
juga diharapkan dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat lokal. Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar
terhadap kelestarian sumber daya pariwisata. Masyarakat Ekowisata Internasional mengartikannya sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan
cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal responsible travel to natural areas that conserves te environment and
improves the well-being of local people TIES, 2000 dalam Damanik 2006. Dari definisi ini ekowisata dapat dilihat dari 3 tiga perspektif, yakni:
1. Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumber daya alam.
2. Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan.
3. Sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pariwisata secara ramah
lingkungan. Di sini kegiatan wisata yang bertanggung jawab terhadap
Universitas Sumatera Utara
11 kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan sangat
ditekankan dan merupakanciri khas ekowisata. Pihak yang berperan penting dalam ekowisata bukan hanya wisatawan
tetapi juga pelaku wisata lain tour operator yang memfasilitasi wisatawan untuk menunjukkan tanggung jawab tersebut.
Pertimbangan-pertimbangan ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya yang cermat dan rasional itulah sesungguhnya menjadi alasan peencanaan ekowisata
diperlukan. Melalui kegiatan perencanaan tidak saja kegiatan-kegiatan pengembangan dan hasil yang diharapkan dari ekowisata dapat disusun secara
sistematis, tetapi metode kendali dan pantauan terhadap perkembangannya juga dapat didesain sedemikian rupa, sehingga tampak lebih jelas bahwa
pengembangan tersebut sesuai dengan atau dapat menjamin prinsip-prinsip pengembangan pariwisata berkelanjutan sustainable tourism development.
Pengembangan ekowisata
berhubungan dengan
potensi sangat
berhubungan dengan objek dan daya tarik wisata yang dimiliki suatu daerah tujuan wisata. Menurut Marpaung 2002, Objek dan daya tarik wisata adalah
suatu bentukan danatau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerahtempat
tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik
wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu, misalnya penyediaan aksebilitas atau fasilitas. Oleh karena itu suatu daya tarik dapat dimanfaatkan
sebagai daya tarik wisata. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik disuatu areadaerah tertentu
Universitas Sumatera Utara
12 kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata biasanya akan dapat lebih
berkembang atau dikembangkan jika di suatu areadaerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu daya tarik wisata yang potensial harus dilakukan survei, penelitian, inventarisasi dan evaluasi
sebelum fasilitas wisata dikembangkan di suatu areadaerah tertentu sehingga pengembangan daya tarik wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan pasar
potensial dan untuk menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai. Jenis-jenis objek dan daya tarik wisata dapat diklasifikasi sebagai berikut:
a Daya tarik alam. b Daya tarik budaya.
c Daya tarik buatan manusia. Pengembangan potensi suatu kawasan ekowisata harus disesuaikan dengan
karakteristik dan fungsi kawasan tersebut. Potensi suatu kawasan ekowisata dapat dikembangkan sebagai tempat wisata alam, tempat tujuan penelitian dan
pendidikan serta menggabungkan wisata alam dengan potensi keberadaan masyarakat sekitar. Terdapat 3 tiga komponen pengembangan produk ekowisata
yang dianggap sangat penting antara satu dengan yang lainnya untuk saling melengkapi dalam mengembangkan potensi suatu kawasan ekowisata, yaitu:
a. Aksesibilitas tujuan ekowisata, yaitu semua faktor yang dapat memberi kemudahan kepada wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu daerah
tujuan ekowisata.
Universitas Sumatera Utara
13 b. Fasillitas tujuan ekowisata, semua faktor yang dapat memberi atau
melayani kebutuhan wisatawan jika sudah datang pada suatu daerah tujuan ekowisata.
c. Daya tarik tujuan ekowisata, semua yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan datang berkunjung ke daerah tujuan ekowisata tertentu.
Potensi kawasan ekowisata di Indonesia sangat besar. Adapun prinsip- prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan objek wisata alam, yaitu:
Penerapan sistem zonasi. Fasilitas usaha harus terkonsentrasi atau mengelompok bias disebut visitor
center. Fasilitas lain di dalam taman, seperti jalan setapak, penunjuk arah, tempat
sampah, shelter, WC. Bentuk bangunan dan bahan bangunan harus sesuai dengan lingkungan
alam sekitar. Peluang pengembangan ekowisata ditunjang dengan pelaksanaan otonomi
daerah yang telah mulai diberlakukan sejak tahun 2000. Diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah merupakan kesempatan yang sangat besar bagi pemerintah
kabupatenkota untuk mengelola dan mengembangkan potensi ekonomi daerah. Daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk membangun
daerah berdasarkan potensi ekonomi dan sumber daya daratan dan lautan sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah. Daerah mempunyai inisiatif dan
dapat secara mandiri mengembangkan potensi pariwisata termasuk ekowisata.
Universitas Sumatera Utara
14 Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengelola kegiatan ekowisata untuk kesejahteraan masyarakat dan secara langsung berfungsi sebagai sumber keuangan untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah PAD. Adanya kewenangan daerah yang sesuai dengan kebijakan dan peraturan
daerah membuat pemerintah daerah perlu mengelola potensi ekowisata secara mandiri, termasuk mengembangkan kelembagaan dalam pengelolaan ekowisata di
tingkat daerah.
2.4. Strategi Pemasaran Ekowisata