9
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Dana Perimbangan 2.1.1. Pengertian dan Pembagian Dana Perimbangan
2.1.1.1. Pengertian Dana Perimbangan
Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam
mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah, yaitu terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik Widjaja, 2002.
Menurut Elmi 2002; jurnal, secara umum tujuan pemerintah pusat melakukan transfer dana kepada pemerintah daerah adalah:
• Sebagai tindakan nyata untuk mengurangi ketimpangan pembagian kue nasional, baik vertikal maupun horisontal.
• Suatu upaya untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah dengan menyerahkan sebagian kewenangan dibidang pengelolaan keuangan
negara dan agar manfaat yang dihasilkan dapat dinikmati oleh rakyat di daerah yang bersangkutan.
Namun selama ini sumber dana pembangunan daerah di Indonesia mencerminkan ketergantungan terhadap sumbangan dan bantuan dari pemerintah
pusat Sumiyarti dan Imamy, 2005. Sejalan dengan itu, Elmi 2002 juga menyatakan bahwa ketidakseimbangan fiskal fiscal inbalance yang terjadi antara
pemerintah pusat dan daerah selama ini telah menyebabkan ketergantungan keuangan pemerintah daerah kepada bantuan dari pemerintah pusat yang mencapai
lebih dari 70 persen kecuali provinsi DKI Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
10 Padahal sebenarnya bantuan dana dari pemerintah pusat tersebut hanyalah
untuk rangsangan bagi daerah agar lebih meningkatkan sumber penerimaan pendapatan asli daerahnya, yang merupakan bagian penting dari sumber penerimaan
daerah, bukan menjadikannya sebagai prioritas utama dalam penerimaan daerah. Penelitian yang dilakukan Sofwani, dkk, menyatakan tingginya
ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat salah satu penyebabnya karena rendahnya penerimaan daerah dari PAD Pendapatan Asli Daerah. Begitu juga
studi yang dilakukan Landiyanto 2005 di Kota Surabaya, menyatakan bahwa pemerintah Kota Surabaya memiliki ketergantungan yang tinggi pada pemerintah
pusat, yang disebabkan oleh belum optimalnya penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya.
Di provinsi Sumatera Utara sendiri, menurut data dari APBD, PAD selama tahun 2003 adalah sebesar Rp. 1.357.698,7 juta 19,30 persen dari total
penerimaan, sedangkan penerimaan dari dana perimbangan adalah sebesar Rp. 5.130.841,8 juta 72,92 persen dari total penerimaan. Selanjutnya penerimaan dari
pinjaman daerah adalah sebesar Rp. 139.980,0 juta 19,89 persen dari total penerimaan, dan penerimaan dari lain-lain penerimaan yang sah adalah sebesar Rp.
407.641,1 juta 5,79 persen dari total penerimaan Ini artinya pemerintah daerah Sumatera Utara juga memiliki ketergantungan
yang tinggi terhadap pasokan dana dari pemerintah pusat. Kecenderungan tingginya pasokan dana perimbangan dari pemerintah pusat tersebut juga terjadi pada 2
tahun sebelumnya 2001 dan 2002. Pada tahun 2001 besarnya dana perimbangan adalah Rp. 3.878.847,7 juta 79,14 persen dari total penerimaan, dan pada tahun
2002 dana perimbangan sebesar Rp. 4.641.827,1 juta 78,63 persen dari total penerimaan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
11
Tabel 1. Perkembangan PAD dan Dana Perimbangan Prov. Sumatera Utara
Tahun 2001-2003 dalam Jutaan Rupiah
Jenis Penerimaan Tahun
2001 2002 2003
PAD 644.733,2
13,15 949.012,5
16,08 1.357.698,7
19,30 Dana Perimbangan
3.878.847,7 79,14
4.641.827,1 78,63
5.130.841,8 72,92
Pinjaman Daerah 46.838,4
0,96 5.747,9
0,09 139.980,0
19,89 Lain-lain Penerimaan yang
Sah 330.899,2
6,75 306.552,1
5,19 407.641,1
5,79
Total Penerimaan 4.901.318,5 5.903.139,6
7.036.161,6
Sumber: APBD Prov. Sumatera Utara Data diolah
2.1.1.2. Pembagian Dana Perimbangan