Analisis Hasil dan Pembahasan

41

4.5. Analisis Hasil dan Pembahasan

Dalam analisis data panel yang dilakukan, yang berfungsi sebagai variabel terikat adalah PDRB sedangkan variabel bebas adalah dana perimbangan perimbangan, PAD, dan jumlah penduduk penduduk. Hubungan fungsional antara variabel terikat dengan variabel bebas dapat dinyatakan sebagai berikut: PDRB = f Perimbangan, PAD, Penduduk Untuk pengolahan datanya, maka data-data tersebut dinyatakan dalam bentuk Log. Dengan demikian spesifikasi modelnya adalah: LPDRB it = α + 1 LPerimbangan it + 2 LPAD it + 3 LPenduduk it + it Di mana: i = KabupatenKota 1,2,…,25 t = Tahun 2001,2002,…,2005 α = Konstanta β 1 , β 2 , β 3 = Koefisien Regresi LPDRB = Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku LPerimbangan = Dana Perimbangan LPAD = Pendapatan Asli Daerah LPenduduk = Jumlah Penduduk ε = Term Error

4.5.1. Analisis Hasil Estimasi dengan Metode Ordinary Least Square OLS

Untuk melihat seberapa besar pengaruh dana perimbangan, PAD, dan jumlah penduduk terhadap PDRB pada KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah, maka dilakukan estimasi dengan metode OLS untuk data panel selama kurun waktu 2001-2005. Hasil estimasinya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 7. Hasil Estimasi OLS Untuk Data Panel LPDRB=–2,3017–0,0456LPERIMBANGAN+0,3917LPAD+0,7443LPENDUDUK -0,3881 8,4806 11,1927 R² = 0,9321 DW-Stat = 0,4125 F-Stat = 439,4869 Prob = 0,0000 Sumber: Data diolah Lampiran 1 Catatan: Angka dalam kurung adalah nilai t-statistik Signifikan pada α 1 = 2,3642 Signifikan pada α 5 = 1,988 Signifikan pada α 10 = 1,6632 Berdasarkan hasil estimasi di atas, diperoleh nilai Koefisien Determinasi R² sebesar 0,9321 yang berarti secara keseluruhan variabel bebas yang ada dalam persamaan tersebut mampu menjelaskan variasi pertumbuhan ekonomi pada 25 KabupatenKota di Sumatera Utara sebesar 93,21 persen, dan sisanya 6,79 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model persamaan. Sedangkan pengujian secara simultan uji F-statistik menunjukkan bahwa variabel bebasnya secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah pada tingkat kepercayaan 99 persen selama kurun waktu 2001-2005. Ini dilihat dari besarnya f-statistik 439,4869 lebih besar dari f-tabel 4,022. Selanjutnya, jika dilakukan analisis secara parsial dari masing-masing variabel bebasnya, menunjukkan bahwa variabel dana perimbangan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah pada tingkat kepercayaan 90 persen. Hal ini dapat dilihat Universitas Sumatera Utara 43 dari nilai t-statistik sebesar -0,3881 yang lebih besar dari t-tabel -1,6632, yang berarti H 1 ditolak H diterima. Nilai koefisien variabel dana perimbangan sebesar -0,0456 memberi arti bahwa setiap terjadi kenaikan dana perimbangan sebesar 1 persen, ceteris paribus, maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi KabupatenKota Sumatera Utara sebesar 0,0456 persen. Relatif kecilnya nilai koefisien dana perimbangan dan pengaruhnya yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada, dimana besaran penerimaan dari sisi dana perimbangan jauh lebih besar daripada besaran penerimaan dari sisi PAD. Dengan demikian hasil empiris ini tidak sejalan dengan hipotesis yang ada, yaitu terdapat pengaruh yang negatif antara dana perimbangan dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, hasil empiris di atas juga tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya. Dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Sumiyarti dan Imamy 2005 bahwa variabel dana perimbangan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap PDRB Kota Depok. Dan pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Sirojuzilam 2006, bahwa variabel dana perimbangan juga berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Sedangkan pada variabel PAD, memiliki nilai t-statistik sebesar 8,4806 yang lebih besar dari t-tabel 2,3642, yang berarti H ditolak H 1 diterima. Penerimaan H 1 ini menyatakan bahwa variabel PAD memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah pada tingkat kepercayaan 99 persen selama kurun waktu 2001-2005. Nilai koefisien variabel PAD sebesar 0,3917 memberi arti setiap terjadi kenaikan PAD sebesar 1 persen, ceteris paribus, akan meningkatkan pertumbuhan Universitas Sumatera Utara 44 ekonomi KabupatenKota Sumatera Utara sebesar 0,3917 persen. Hasil empiris ini sesuai dengan hipotesis yang ada, yaitu terdapat pengaruh yang positif antara PAD dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Sirojuzilam 2006 serta Harianto dan Adi 2007, bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan terhadap perubahan pendapatan perkapita. Sementara itu, untuk variabel jumlah penduduk memiliki nilai t-statistik sebesar 11,1927 yang lebih besar daripada t-tabel 2,3642. Artinya bahwa variabel jumlah penduduk memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah pada tingkat kepercayaan 99 persen selama kurun waktu 2001-2005 H ditolak H 1 diterima. Nilai koefisien variabel jumlah penduduk sebesar 0,7443 memberi arti setiap terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 1 persen, ceteris paribus, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi KabupatenKota Sumatera Utara sebesar 0,7443 persen. Hasil empiris ini sesuai dengan hipotesis yang ada, yaitu terdapat pengaruh yang positif antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi. Namun, hasil empiris yang menyatakan jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya. Dimana negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia memiliki masalah dalam pertumbuhan penduduk yang tinggi, sedangkan kemampuan untuk menciptakan kesempatan kerja baru masih sangat terbatas. Akibatnya timbullah masalah pengangguran dan kemiskinan yang relatif tinggi yang pada akhirnya mengurangi kualitas pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara 45 Sehingga pengaruh jumlah penduduk KabupatenKota Sumatera Utara yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi ini, dapat diartikan bahwa penduduk di Sumatera Utara sebagai Sumber Daya Manusia memberikan kontribusi bagi pembangunan perekonomian Sumatera Utara dengan menyediakan tenaga kerja atau tenaga ahli.

4.5.2 Analisis Hasil Estimasi dengan Metode Random Effect Model REM dan

Fixed Effect Model FEM Mengingat data penelitian ini memiliki jumlah data cross section yang lebih besar daripada jumlah data time series, maka berdasarkan pemilihan model menurut pakar ekonometrika menyarankan untuk menggunakan Random Effect Model REM. Tetapi perlu juga dianalisis dengan metode Fixed Effect Model FEM sebagai perbandingan. Adapun hasil estimasinya selama kurun waktu 2001-2005 adalah sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Estimasi dengan Metode REM dan FEM Variabel Terikat: LPDRB Untuk Periode 2001 – 2005 Variabel Bebas Random Effect Fixed Effect Konstanta - 1,3234 - Perimbangan - 0,0189 0,0195 PAD 0,4102 0,3489 Penduduk 0,6538 0,1106 R² 0,9710 0,9790 Durbin-Watson 1,0095 1,2991 Sumber: Data diolah Lampiran 2 dan 3 Catatan: Signifikan pada α = 1 α = 5 α = 10 Universitas Sumatera Utara 46 Berdasarkan hasil estimasi dengan metode Random Effect Model REM dan Fixed Effect Model FEM di atas, menunjukkan bahwa hasil REM lebih baik daripada FEM. Hal ini bisa dilihat dari nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebasnya dan secara statistic berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara. Namun apabila dilihat dari nilai R- square R² dan nilai Durbin-Watson, hasil dengan metode FEM lebih baik daripada hasil dengan metode REM. Setelah dilakukan analisis untuk kedua model tersebut, maka untuk memilih model mana yang terbaik dipergunakanlah pemilihan model menurut pakar ekonometrika. Kesimpulan dari pakar ekonometrika yaitu apabila jumlah data time series lebih besar dari jumlah data cross section, maka model yang digunakan adalah Fixed Effect Model FEM, dan sebaliknya apabila jumlah data cross section lebih besar dari jumlah data time series, maka model yang digunakan adalah Random Effect Model REM. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa model yang digunakan adalah Random Effect Model REM.

4.5.3. Random Effect Model REM

Berdasarkan hasil estimasi dengan metode Random Effect Model REM, diperoleh nilai Koefisien Determinasi R² sebesar 0,9710, dimana lebih besar dibandingkan dengan R-squared pada metode OLS. Hal ini berarti secara keseluruhan variabel bebas yang ada dalam persamaan tersebut mampu menjelaskan variasi pertumbuhan ekonomi pada 25 KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah sebesar 97,10 persen dan sisanya 2,90 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model persamaan. Universitas Sumatera Utara 47 Tabel 9. Hasil Estimasi Random Effect Model REM LPDRB=–1,3234–0,0189LPERIMBANGAN+0,4102LPAD+0,6538LPENDUDUK -0,1742 6,2892 9,2328 R² = 0,9710 DW-Stat = 1,0095 Sumber: Data diolah Lampiran 2 Catatan: Angka dalam kurung adalah nilai t-statistik Signifikan pada α 1 = 2,3642 Signifikan pada α 5 = 1,988 Signifikan pada α 10 = 1,6632 Nilai R-squared sebesar 0,9710 yang cukup tinggi ini menunjukkan bahwa persamaan ini bebas dari multikolinearitas. Selain itu juga dapat dilihat dari probabilitas masing-masing variabel yang secara keseluruhan lebih banyak yang signifikan dibandingkan dengan variabel yang tidak signifikan. Apabila dilakukan analisis secara parsial dari masing-masing variabel bebas, menunjukkan bahwa variabel dana perimbangan mempunyai pengaruh yang negatif. Besarnya t-statistik -0,1742 lebih besar dari t-tabel -1,6632, yang berarti H 1 ditolak H diterima. Nilai koefisien variabel dana perimbangan sebesar -0,0189 memberi arti bahwa setiap terjadi kenaikan dana perimbangan sebesar 1 persen, ceteris paribus, akan menurunkan pertumbuhan ekonomi KabupatenKota Sumatera Utara sebesar 0,0189 persen. Nilai koefisien variabel dana perimbangan yang relatif kecil ini berarti variabel dana perimbangan tidak memberikan nilai kontribusi yang berarti terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah. Dengan demikian hasil empiris ini tidak sesuai dengan hipotesis yang ada, dan tidak Universitas Sumatera Utara 48 sejalan dengan studi yang dilakukan sebelumnya oleh Sumiyarti dan Imamy 2005 serta Hidayat dan Sirojuzilam 2006. Sedangkan pada variabel PAD, memiliki nilai t-statistik sebesar 6,2892 yang lebih besar dari t-tabel 2,3642, yang berarti H ditolak H 1 diterima. Hal ini menyatakan bahwa variabel PAD memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah pada tingkat kepercayaan 99 persen selama kurun waktu 2001-2005. Nilai koefisien PAD sebesar 0,4102 memberi arti setiap terjadi kenaikan PAD sebesar 1 persen, ceteris paribus, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi KabupatenKota Sumatera Utara sebesar 0,4102 persen. Hasil empiris ini sesuai dengan hipotesis yang ada, yaitu terdapat pengaruh yang positif antara PAD dengan pertumbuhan ekonomi, dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Sirojuzilam 2006 serta Harianto dan Adi 2007. Dan yang terakhir pada variabel jumlah penduduk juga memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah pada tingkat kepercayaan 99 persen. Hal ini dapat dilihat dari besarnya t-statistik 9,2328 yang lebih besar dari t- tabel 2,3642, dengan demikian H ditolak H 1 diterima. Nilai koefisien variabel jumlah penduduk sebesar 0,6538 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 1 persen, ceteris paribus, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi KabupatenKota Sumatera Utara sebesar 0,6538 persen. Hasil empiris ini juga sesuai dengan hipotesis yang ada, yaitu terdapat pengaruh yang positif antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mencoba menarik beberapa kesimpulan mengenai pengaruh dana perimbangan, Pendapatan Asli Daerah PAD, dan jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Sumatera Utara era otonomi daerah selama kurun waktu 2001-2005. Selain itu, akan dilengkapi juga dengan saran-saran yang dianggap penting.

5.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

10 69 114

Analisis Pengaruh Dana Perimbangan dan PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Era Otonomi Daerah.

3 55 57

Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Sumatera Utara Era Otonomi Daerah.

0 59 69

Analisis Pertumbuhan Wilayah Kota Pematangsiantar Di Era Otonomi Daerah.

11 68 110

Analisis Elastisitas, Efisiensi, Dan Efektifitas PAD Sumatera Utara Dalam Era Otonomi Daerah

1 57 96

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 24

KATA PENGANTAR - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 14