Studi Pendekatan Concurrent Engineering dalam Perbaikan Produk Spring Bed
KUESIONER TERTUTUP
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
PETUNJUK MENGERJAKAN
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban tersebut adalah:
5 : Apabila Anda menilai atribut tersebut Sangat Penting di dalam memilih
Spring Bed
4 : Apabila Anda menilai atribut tersebut Penting di dalam memilih Spring Bed
3 : Apabila Anda menilai atribut tersebut Cukup Penting di dalam memilih
Spring Bed
2 : Apabila Anda menilai atribut tersebut Kurang Penting di dalam memilih
Spring Bed
1 : Apabila Anda menilai atribut tersebut Tidak Penting di dalam memilih
Spring Bed
Contoh pengisian kuesioner :
No. Pernyataan Jawaban Responden
1. Bahan utama spring bed yaitu polyurethane 5 4 3 2 1
Apabila Anda ingin mengganti jawaban anda, berilah dua garis horizontal pada jawaban yang ingin diganti, kemudian silanglah jawaban anda yang baru. Contoh Jika Jawaban Salah:
No. Pernyataan Jawaban Responden
1. Bahan utama spring bed yaitu polyurethane 5 4 3 2 1
No. Pernyataan Jawaban Responden
1. Bahan utama spring bed adalah polyurethane 5 4 3 2 1
2. Ketebalan foam adalah tebal 5 4 3 2 1
3. Bentuk sandaran persegi panjang 5 4 3 2 1
4. Bahan sandaran jok busa 5 4 3 2 1
5. Warna spring bed adalah coklat tua/putih 5 4 3 2 1
6. Bahan pelapis foam rayon 5 4 3 2 1
---Terima Kasih---
(2)
Nilai Sales Point Rancangan
No. Atribut Rancangan Sales
Point
1.
Bahan utama polyurethane berpengaruh terhadap proses produksi dari sarung tangan medis
2. Foam yang tebal berpengaruh terhadap proses produksi sarung tangan medis
3.
Bentuk sandaran yang persegi panjang berpengaruh terhadap proses produksi sarung tangan medis
4.
Bahan sandaran yang terbuat dari jok busa berpengaruh terhadap proses produksi sarung tangan medis
5
Spring bed yang berwarna coklat tua/putih berpengruh terhadap proses produksi sarung tangan medis
6.
Bahan pelapis foam yang terbuat dari rayon berpengruh terhadap proses produksi sarung tangan medis
Keterangan:
1,0 : diberikan pada suatu variable kebutuhan jika variable tersebut dianggap tidak terlalu berpengaruh bagi peningkatan keuntungan produk sehingga kurang mendapatkan perhatian pihak manajemen.
1,2 : diberikan apabila pada suatu variabel kebutuhan apabila pihak manajemen beranggapanbahwa apabila variabel tersebut bisa diperoleh maka akan berpengaruh bagi peningkatan keuntungan.
1,5 : diberikan pada suatu variabel kebutuhan apabila pihak manajemen beranggapan bahwa apabila variabel tersebut bisa dipenuhi maka akan sangat berpengaruh bagi peningkatan keuntungan.
Diketahui,
Pembimbing Lapangan
(3)
KUISIONER
Pembobotan Kriteria dan Alternatif AHP A.BIODATA
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jabatan :
B. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti sampaikan kepada Bapak petunjuk pengisian kuisioner pembobotan berikut ini:
1. Pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan, yaitu membandingan kriteria penelitian di sebelah kiri dengan kriteria penilaian di sebelah kanan.
2. Kolom penelitian di sebelah kiri (kolom sama penting (1) ke kiri) digunakan jika kriteria atau indikator sebelah kiri mempunyai derajat lebih tinggi. Sebaliknya, kolom penilaian di sebelah kanan (kolom sama penting (1) ke kanan) digunakan jika kriteria atau indikator sebelah kanan mempunyai derajat lebih tinggi.
3. Saudara diminta melingkari pada angka yang sesuai dengan arti penilaian sebagai berikut:
Tabel Skala Perbandingan Berpasangan
Intensitas Pentingnya Defenisi
1 3 5 7 9 2, 4, 6, 8
Kedua elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Elemen yang satu sangat penting ketimbang yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan
4. Usahakan penilaian Saudara konsisten. Misalnya Saudara menyatakan A lebih penting dari pada B, dan b lebih penting dari pada C, maka penilaian Saudara konsisten jika menyatakan C lebih penting dari pada A.
5. Peneliti sampaikan contoh pengisian berikut ini:
Kriteria Penilaian Kriteria
A 9 . 7 . 5 . 3 1 3 . 5 . 7 . 9 B
A 9 . 7 . 5 . 3 1 3 . 5 . 7 . 9 C
B 9 . 7 . 5 . 3 1 3 . 5 . 7 . 9 C
Arti pengisian di atas:
a. B pada tingkat kepentingan sedikit lebih penting dari pada A b. A pada tingkatan jauh lebih penting dari C
c. B berada pada tingkatan mutlak lebih penting dari C
C. KUISIONER
A. Perbandingan berpasangan antara elemen level 2
Elemen Penilaian Elemen
Bahan Utama
Polyurethane 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ketebalan Foam Tebal Bahan Utama
Polyurethane 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bentuk Sandaran Persegi Panjang
Bahan Utama
Polyurethane 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Sandaran Jok Busa Bahan Utama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Warna Spring Bed Coklat
(4)
B. Perbandingan berpasangan antara elemen level 3
1. Perbandingan berpasangan untuk unsur bahan utama polyurethane
2. Perbandingan berpasangan untuk unsur ketebalan foam tebal
3. Perbandingan berpasangan untuk unsur bentuk sandaran persegi panjang
Polyurethane Tua/Putih
Bahan Utama
Polyurethane 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Pelapis Foam Rayon Ketebalan Foam Tebal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bentuk Sandaran Persegi
Panjang
Ketebalan Foam Tebal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Sandaran Jok Busa Ketebalan Foam Tebal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Warna Spring Bed Coklat
Tua/Putih
Ketebalan Foam Tebal 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Pelapis Foam Rayon Bentuk Sandaran Persegi
Panjang 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Sandaran Jok Busa Bentuk Sandaran Persegi
Panjang 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih Bentuk Sandaran Persegi
Panjang 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Pelapis Foam Rayon Bahan Sandaran Jok
Busa 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih Bahan Sandaran Jok
Busa 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Pelapis Foam Rayon Warna Spring Bed
Coklat Tua/Putih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bahan Pelapis Foam Rayon
Elemen Penilaian Elemen
Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akurasi Dimensi Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Elemen Penilaian Elemen
Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Kekuatan Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Elemen Penilaian Elemen
Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akurasi Dimensi Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
(5)
4. Perbandingan berpasangan untuk unsur bahan sandaran jok busa
5. Perbandingan berpasangan untuk unsur warna spring bed coklat tua/putih
6. Perbandingan berpasangan untuk unsur bahan pelapis foam rayon
Elemen Penilaian Elemen
Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akurasi Dimensi Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Kekuatan Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Elemen Penilaian Elemen
Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akurasi Dimensi Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Kekuatan Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Elemen Penilaian Elemen
Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akurasi Dimensi Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Kekuatan Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
Elemen Penilaian Elemen
Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Akurasi Dimensi Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Waktu Perakitan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Elastisitas Bahan Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan
(6)
MEDAN, 2015
PEMBIMBING LAPANGAN,
Akurasi Dimensi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kekuatan Bahan Elastisitas Bahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Standarisasi Bahan
(7)
DAFTAR PUSTAKA
Ali Quadri, Sarfraz dkk. 2014. Reliability Estimation using Fault Tree Analysis Method Mechanical Engneering: India
Bhushan, Navneet, dan Kanwal Rai. 2004. Strategic Decision Making: Applying the Analytical Hierarchy Process. London: Springer-Verlag.
Cohen , Lou 1995. Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.
Ginting, Rosnani,. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu
Haex, Bart. 2005. Back and Bed Ergonomic Aspects of Sleeping. United States of America: CRC Press
Horenstein, Mark N. 2006. Design Concept for Engineer. USA: Pearson Education Inc.
Mahfuzah, Siti. 2013. Improvement of Take-Away Water Cup Design by Using Concurrent Engineering Approach. Malaysia : University Malaysia Pahang Michael, Dr. Stamatelatos. 2002. Fault Tree Handbook With Aerospace
Apllications. Washington: NASA
Mital, Anil et all. 2008. Product Development A structured Approach to Consumer Product Development, Design and Manufacture. USA : Elsevier Nagamichi, Mitsuo. 2011. Kansei/Affective Engineering. New York: CRC Press. Otto, Kevin 2001. Product Design. Cet I: New York: Prentice Hall
(8)
Simamora, Bilson. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sinulingga, Sukaria. 2013. Metode Penelitian. Edisi II. Medan: USU Press.
Skalak, Susan. 2002. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies.
Virginia: Marcel Dekker Inc.
Syan, Chanan S. 1994. Concurrent Engineering Concepts, Implementation and Practice. USA: Springer
(9)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Perancangan Produk
4
Perancangan merupakan sebuah cara untuk menciptakan, merancang, mengeksekusi, atau membangun suatu hal yang akan dilakukan sesuai dengan rencana. Para perekayasa telah membuat kontribusi yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas hidup di abad ke 20 dan abad 21 ini. Industri Automobile,
sepeda, pesawat, eksplorasi ruang angkasa, komunikasi digital, intenet, alat-alat kesehatan, jaringan pengiriman, sistem transportasi internasional, jaringan pengiriman, jaringan telepon, mesin fax, dan seluruh sistem penempatan global berawal dari engineering design. Perancangan bisa diartikan sebagai segala aktivitas yang dilakukan secara objektif untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan.
5
4
Mark N Horenstein, Design Concept for Engineer, (Cet. USA: Pearson Education Inc, 2006)., h. 23
5
Anil Mital, et all. Product Development A structured Approach to Consumer Product Development, Design and Manufacture. (Cet. USA : Elsevier, 2008)., h. 37
Perancangan berdasarkan perspektif perekayasa merupakan penerapan konsep keilmuan, matematika, dan kreativitas yang diimaginasikan kedalam strukutur, mesin dan sistem yang menampilkan fungsi perspektif rekayasa. Pada proses perancangan produk konsumen selain bentuk dan fungsi produk, ilmu rekayasa dan perancangan industri sangat penting dalam pengembangan produk tersebut. Produk konsumen bergantung pada engineer dan industrial designer, dimana engineer berfungsi sebagai penentu fungsi produk dan industrial designer
(10)
Perangkat harus disesuaikan dan diwujudkan untuk mencapai hasil tertentu dan juga harus memenuhi enam persyaratan sebagaimana digariskan oleh Pye (1989). Persyaratan ini adalah sebagai berikut.
1. Harus diwujudkan dengan menggunakan prinsip pengaturan perangkat .
2. Komponen perangkat harus geometris terkait satu sama lain dan dengan objek.
3. Komponen harus cukup kuat untuk mengirim dan menahan kekuatan sebagai kebutuhan hasil yang diharapkan.
4. Ketersediaan akses terhadap perangkat . 5. Biaya hasilnya harus diterima .
6. Munculnya perangkat harus diterima .
Produk memiliki atribut tertentu yang akan membuatnya berguna untuk manusia. Atribut dapat berbentuk fisik, seperti ukuran, berat, atau kekuatan, atau berbentuk bahan kimia, seperti komposisi, toleransi panas, atau tahan karat. Beberapa sifat intrinsik, ada yang ekstrinsik, dan beberapa hasil bentuk fisik dari produk (bentuk geometri). Beberapa karakteristik teknis yang bisa menjadi atribut produk dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Atribut Produk
Design Internal External System
Structure Strength Operational
properties
Space requirement
Form Manufacturing
properties
Ergonomic properties
(11)
Tabel 3.1. Atribut Produk (Lanjutan)
Design Internal External System
Tolerance Corrosion
resistance
Aesthetic properties
Weight/mass
Surface Durability Distribution
properties Maintenance Manufacturing Methods Delivery and planning properties Operation
Materials Law conformance
properties
Surface quality
Dimensions Manufacturing
Properties Color Economic properties Appearance Liquidation properties Storage space
Function Transportability,
packing Functionally determined properties Delivery deadline Laws, regulations, standards, codes of practice Quality Operational costs Price Wastes Recycling Function Reliability
Sumber : Product Development A structured Approach to Consumer Product Development,
Design and Manufacture .
(12)
3.2. Concurrent Engineering
3.2.1. Definisi Concurrent Engineering
6
Design Verify Review Produksi Pengujian
Kinerja Pengujian Manufacturing
Pelayanan Biaya Mutu
Concurrent Engineering (Rekayasa Serempak) adalah suatu pendekatan sistematis dalam perancangan secara integrasi dan serempak dari produk dan semua proses yang berkaitan termasuk manufaktur dan pendukungnya. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menyadarkan dan mengingatkan para tenaga-tenaga yang terlibat agar memperhatikan secara komprehensif dan terintegrasi semua elemen dalam product life cycle mulai dari konsepsi sampai disposal produk termasuk mutu, biaya, jadwal dan kebutuhan dari pelanggan.
Sumber : Chanan S. Syan (1994)
Gambar 3.1. Skema Proses Concurrent Engineering
Tahapan perancangan concurrent engineering dapat dilihat pada Gambar 3.2.
6
Sukaria Sinulingga, Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009)., h. 330
(13)
Requirements definition
Concept development
Detailed design
Manufacturing system concept development
Process design
Manufacturing
Service and support QFD
QFD Problem Solving Techniques Design for manufacture
QFD Product FMEA Taguchi Design for manufacture
QFD Problem Solving Techniques Process FMEA
QFD Process FMEA Taguchi Poka Yoke Process capability
SPC Problem Solving Techniques
Sumber :Chanan S Syan & Unny Menon (1994)
Gambar 3.2. Tujuh Tahapan Concurrent Engineering
3.2.2. Fase Concurrent Engineering7
Fase pengembangan produk pada Concurrent Engineering terdiri dari empat fase dan setiap fase memiliki langkah-langkah dalam pengerjaanya. Dari masing-masing fase dari keempat fase pengembangan, harus dilakukan setiap tahap dalam fase agar setiap fase dinyatakan diterima. Seperti project planning approval, design approval, costumer approval, dan production approval. Detail dari hasil setiap fase dalam concurrent engineering akan dibahas pada fase berikutnya. Tahap desain merupakan fase project planning dan conceptual design
sementara tahap produksi yaitu fase costumer production. Setiap langkah dari setiap fase dapat dilihat pada Gambar 3.3.
7
Susan Skalak. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. (Virginia:Marcel Dekker Inc, 2002), hal : 48-78.
(14)
Identify Needs
Define Product Specifications Plan Development Task
Project Approval Evaluate Concepts Define Architecture/Functions Assaign Sub-Teams Generate Concepts Concepts Approval Virtual/Physical Modelling Integrate Concepts Project Planning Conceptual Design Design Verification Detail Design Embodiment Design Design Approval Prototyping Design
Define Engineering Specifications
Virtual Modelling Design Review Production Validation Procurement Field Trials Costumer/ Production Approval Pilot Production Production Preparation Time The Product Development Model
Sumber :Susan Skalak (2002)
Gambar 3.3. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering
Project planning phase terdiri dari tiga langkah pengembangan yaitu identifikasi kebutuhan, penjelasan spesifikasi produk, dan rencana pengembangan.
Input dalam tahapan ini yaitu responden. Tujuan dari tahapan ini adalah mengembangkan dokumen perencanaan proyek pada fase kedua yakni the conceptual design phase terdiri dari lima langkah dimana fase ini dimulai dengan pendefinisian produk dan fungsi produk. Perbedaan konsep rancangan dikembangkan, model ditampilkan, konsep dievaluasi, dan rancangan terbaik dipilih untuk pengembangan selanjutnya. Fase ini berakhir dengan penyetujuan konsep akhir dari produk.
Fase ketiga yaitu the design phase yang merupakan inti dari metodologi pengembangan pada concurrent engineering. Tahap ini memperhitungkan konsep
(15)
pada fase sebelumnya secara keseluruhan. Rancangan akan berpindah dari kualitatif ke kuantitatif dan iterasi diharapkan terjadi. Fase ini terdiri dari tujuh langkah yaitu penjelasan spesifikasi teknik, perwujudan rancangan, model virtual, ulasan desain, prototipe, detail rancangan, dan verifikasi rancangan
3.3. Concurrent Engingeering Tools
3.3.1. Kansei Engineering8
3.3.1.2.Metode Kansei Engineering 3.3.1.1.Defenisi Kansei Engineering
Kansei Engineering didefinisikan sebagai teknologi penerjemahan emosional konsumen ke dalam spesifikasi desain. Departemen research dan
development memahami emosional konsumen yang disebut kansei, H&D menganalisis data kansei menggunakan metode psikologi, ergonomi, medical, ataupun keteknikan dan mendesain produk baru berdasarkan informasi yang dianalisis tersebut. Kansei Engineering adalah sebuah proses teknologi dan rekayasa data kansei menuju spesifikasi produk.
9
Kansei Engineering tipe I merupakan teknik mendasar dari metode kansei engineering yang menggunakan cara proses yang teratur. Setiap orang dapat mengikuti proses yang teratur tersebut agar mendapatkan kesimpulan. Langkah-langkah kansei engineering tipe I adalah dapat dilihat pada Gambar 3.4.
8
Mitsuo Nagamachi, Kansei Affective Engineering, (Jepang: New York CRC Press, 2011), h. 3-4 9
(16)
1. Decision of strategy
2. Collection of kansei word
3. Setting of SD scale of the kansei words
4. Collection of product sample
5. A list of item/category
6. Evaluation experiment
7. Analysis using multivariate statistical methods
8. Interpretation of tha analyzed data
9. explanating of the data to design
10. Check desiger’s sketch with KE candidate
Gambar 3.4. Langkah Kansei Engineerting Type I
Langkah-langkah penyelesaian Kansei Engineering Type I:
1. Langkah pertama yaitu strategi perusahaan, perusahaan harus memiliki konsep yang ditentukan atau strategi untuk produk baru. Insinyur Kansei
harus memanfaatkan strategi ini untuk diterapkan ke bidang baru.
2. Langkah kedua yaitu mengumpulkan kata-kata Kansei yang berhubungan dengan konsep produk baru (sekitar 20-30 kata Kansei).
3. Langkah ketiga yaitu kata-kata Kansei dikumpulkan disusun pada titik 5- atau skala Semantic Differential 7-point.
(17)
4. Langkah keempat yaitu mengumpulkan sampel produk sebagai perbandingan di antara produk sejenis dari perusahaan dan pembuat yang berbeda (sekitar 10-20 sampel).
5. Langkah kelima yaitu daftar item dan kategori, item dan kategori menyiratkan spesifikasi desain tentang produk sampel yang dikumpulkan. Semua sifat produk dijelaskan, misalnya item terdiri dari warna, bentuk, ukuran, merek logo, dan lain-lain. Kategori misalnya item warna memiliki kategori kuning, merah, hijau dan lain-lain.
6. Langkah keenam evaluasi percobaan yaitu responden diminta mencatat perasaan mereka dengan kata-kata Kansei untuk setiap sampel pada lembar skala Semantic Differential.
7. Langkah ketujuh yaitu analisis statistik, data dievaluasi dan dianalisa dengan metode statistik, terutama dengan analisis statistik multivariat.
8. Langkah kedelapan interpretasi data yang dianalisis, yaitu semua data dianalisis harus ditafsirkan dari sudut pandang Kansei Engineering. Tujuannya adalah untuk menemukan hubungan antara Kansei manusia dan properti produk. Data yang dianalisis ditemukan hubungan setiap Kansei
dengan spesifikasi desain.
9. Langkah kesembilan yaitu Penjelasan data, interpretasi data harus menjelaskan kepada desainer perusahaan untuk membuat desain baru dengan bantuan desainer.
10. Langkah kesepuluh yaitu kolaborasi para insinyur dengan desainer, Kansei
(18)
insinyur Kansei harus mendukung terciptanya perancangan produk baru berdasarkan data Kansei Engineering.
3.3.2. Analytic Hierarchy Process (AHP)10
AHP telah terbukti secara teori dan percobaan lapangan serta metodologi yang telah diterima. AHP menyediakan cara menguraikan masalah kedalam sebuah subproblem hierarki dimana dengan mudahnya dipahami dan dievaluasi secara subjektif. Metodologi dari AHP dapat dijelaskan dengan langkah sebagai berikut:
1. Masalah diuraikan ke dalam bentuk hirarki tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan alternatif. Ini merupakan langkah paling kreatif dan penting dalam pengambilan keputusan.
Gambar 3.5. Struktur Umum Hirarki
2. Data yang dikumpulkan dari para ahli atau pengambil keputusan sesuai dengan struktur hirarki, dalam alternatif dari matriks berpasangan dengan skala
10
Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical Hierarchy Process, (London: Springer-Verlag, ,2004)., h. 17-19.
(19)
kualitatif dibawah ini. Para ahli bisa menilai perbandingan sebagai equal,
marginally strong, strong, very strong, and extremely strong. Opini tersebut dikumpulkan dalam format yang terdapat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Format dari Perbandingan Berpasangan
3. Berbagai kriteria dari matriks berpasangan dihasilkan di langkah kedua diatur ke dalam matriks persegi.
Tabel 3.2. Skala Gradasi untuk Alternatif Komparasi Kuantitatif
Option Numerical Value (s)
Equal 1
Marginally Strong 3
Strong 5
Very Strong 7
Extremely Strong 9
Intermediete values to reflect fuzzy inputs
2,4,6,8
Reflecting dominance of second alternative compared with the first
Reciprocals
4. Prinsip eigenvalue dan normalisasi korespon matriks komparasi dari
eigenvector memberikan kepentingan relatif dari berbagai kriteria yang dibandingkan.
5. Konsistensi dari matriks dan order dievaluasi. Perbandingan yang dibuat metode tersebut adalah subjektif dan AHP mentolerir tidak konsistensi
(20)
melewati jumlah redudansi dalam pendekatan. Konsistensi index, CI, dirumuskan sebagai
4. Dimana adalah maksimum eigenvalue dari matriks pertimbangan. CI dibandingkan dengan Random Matrix, RI. Perbandingan antara CI/ RI, disebut sebagai Consistency Ratio, CR. Saaty menyampaikan bahwa nilai dari CR mesti lebih kecil dari 0,1.
5. Penilaian terhadap setiap alternatif ditambahkan dengan bobot dari masing kriteria dan di-aggregate untuk mendapatkan penilaian kola dengan penjelasan tiap kriteria
3.3.3. Quality Function Deployment (QFD)
11
11
Lou Cohen. Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. (USA : Addison-Wesley Publishing Company.1995)., h.11
Quality Function Deployment (QFD) didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu kedalam kebutuhan teknis yang relevan, di mana masing-masing area fungsional dan level organisasi dapat berfungsi dan bertindak. QFD juga mencakup pengendalian yang tepat dari proses operasional menuju sasaran. Alat utama dari QFD adalah matriks, di mana hasil-hasilnya
(21)
dicapai melalui penggunaan tim antardepartemen atau fungsional dengan mengumpulkan, menginterpretasikan, mendokumentasikan, dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan.
Quality function deployment dapat digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam spesifikasi tekhnikal tertentu. Teknik QFD membantu dalam mendefinisikan unit pengukuran dan memberikan suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi trade-offs di antara berbagai kombinasi dari fitur desain.
Komponen penting dalam menyusun QFD-The House of Quality dapat dilihat pada Gambar 3.7.
A
Customer Needs and Benefits
D
Relationships
- What do the customer requirement mean to the manufaktur
- Where are the interactions between relationships
F Technical Matrix - Technical Response Priorities - Competitive Technical Benchmarks - Technical Targets
B Planning Matrix - Importance to Customer - Current Satisfaction Performance - Competitive Satisfaction Performance - Goal
- Improvement Ratio - Sales Point - Raw Weight - Normalized Raw Weight C
Technical Response (Technical Requirement)
E Technical Correlations
Sumber : Lou Cohen (1995)
(22)
Keterangan dari setiap bagiannya adalah sebagai berikut (Lou Cohen, 1995): 1. Customer need
Customer need berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang biasanya ditentukan dengan penelitian secara kualitatif. Cara mengetahui suara pelanggan dapat dilakukan dengan wawancara langsung dengan pelanggan untuk mengetahui keinginan, harapan, keluhan, maupun saran pelanggan, dan dapat juga dilakukan dengan pembagian kuisioner.
2. Planning matrix
Planning matrixmerupakan matriks perencanaan produk yang berisikan data kuantitatif kebutuhan konsumen dan tujuan-tujuan performansi yang hendak dicapai.
3. Technical response
Technical responsemerupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara tim pengembangan produk/jasa pelayanan dalam merespon kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus diterjemahkan ke dalam suara pengembang (voice of developer).
4. Relationship
Relationship menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Hubungan tersebut merupakan dari tim pengembangan yang dapat bersifat kuat, moderat, dan lemah atau tidak ada hubungannya.
(23)
5. Technical corelation
Technical corelationmenggambarkan hubungan yang terjadi antar respon teknis yang dapat dibedakan menjadi korelasi positif sangat kuat, positif cukup kuat, negatif sangat kuat serta tidak ada hubuungannya.
6. Technical matrix
Technical Matrix berisi informasi berupa prioritas dari aspek teknis produk serta target teknis yang direncanakan berdasarkan competitive benchmaruntuk tujuan pengembangan kualitas produk
3.3.4. Quality Function Deployment Fase II12
Performance measures (SQCs) Product Planning (House of Quality)
Voice of The Customer
Part Characteristics Design Deployment (Part Deployment)
Performance measure technical importance
Part characteristics importance
Process parameters Manufacturing planning
(Process Planning)
Process parameters importance
Production operations Production Planning (Production Operations
Planning)
Fase II merupakan pengembangan desain berdasarkan part kritis produk. Karakteristik part merupakan ukuran kinerja pada tahap fase II ini. Fase III merupakan tahap perencanaan manufaktur produk dimana yang menjadi parameter kinerjanya adalah proses manufaktur produk itu sendiri. Quality Function Deployment memiliki 4 fase dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Sumber: Lou Cohen (1995)
Gambar 3.8. Four-Phase QFD Model
12
(24)
3.3.5. Fault Tree Analysis (FTA)
13
Fault Tree Analysis (FTA) adalah suatu alat analisis kegagalan yang dikerjakan secara deduktif. Sebagai pendekatan deduktif, FTA dimulai dengan event yang tak diinginkan, seperti kegagalan dari mesin utama, dan kemudian dijelaskan penyebabnya secara sistematik. Dalam menganalisis penyebab, FTA dibangun sebagai ilustrasi logika dari events dan hubungannya yang dibutuhkan sebagai kejadian yang tak diinginkan, atau top events
FTA menyediakan informasi kritis yang dapat digunakan untuk memperioritaskan tingkat kepentingan yang dapat berkontribusi kepada kejadian yang tak dingginkan. FTA sebagai suatu alat analisis yang membuat gabungan dari kesalahan atau kegagalan yang pasti terhadap suatu sistem. Teknik ini juga berguna untuk membuat atau menggambarkan dan menaksir kejadian dalam suatu sistem. Kejadian dapat normal atau tidak,tetapi urutan dan gabungannya sangat penting. FTA menunjukan kemungkinan-kemungkinan penyebab kegagalan sistem dari beberapa kejadian dan bermacam-macam masalah. FTA digunakan untuk reliability, maintainability, and safety analysis yang digunakan pada tahun 1961 di Laboratorium Bell untuk mengevaluasi minuteman launch control system
untuk menghindari kelalaian yang tidak di sengaja
13
Dr. Stamatelatos, Michael,. Fault Tree Handbook With Aerospace Apllications. (Washington : NASA, 2002)., h. 1-7
(25)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.Jenis Penelitian14
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan (applied research) Alasan penelitian ini adalah karena tujuan penelitian ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan nyata yang ada dalam perusahaan dengan cara mengaplikasikan pemecahan masalah yang ada.
4.2.Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah desain produk spring bed ukuran 6ft
4.3. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen
15
a. Karakteristik produk
Variabel independen adalah variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negative. Variabel independen pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Karakteristik teknis c. Part Kritis
14
Sukaria Sinulingga. Metode Penelitian. (Cet I; Medan: USU Press, 2011), h. 24. 15
(26)
2. Variabel Dependen
16
a. Emotional needs
Variabel dependen adalah variabel terkait yang nilainya dipengaruhi variabel lain. Variabel dependen pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Perbaikan konsep produk
4.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Karakteristik
Teknis Part Kritis
Perbaikan Konsep produk Emotional Needs
Ketebalan Foam
Bentuk Sandaran
Bahan Sandaran Warna Spring
Bed Bahan Pelapis
Foam Bahan Spring
Bed
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
4.5. Rancangan Penelitian
Langkah-langkah proses penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.
16
(27)
MULAI
Studi Pendahuluan
1. Kondisi Pabrik
2. Proses Perakitan dan Produksi 3. Informasi pendukung
4. Masalah-masalah
Studi Literatur
1. Teori Buku
2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah
penyelesaian
Identifikasi Masalah Awal
Tidak ada integrasi antara bagian desain dengan bagian manufaktur dalam perusahaan
Pengumpulan Data
1. Data primer
- Data Keinginan Konsumen - Data Derajat Kepentingan
- Data Karakteristik teknis dan hubungannya - Data Part Kritis
2. Data sekunder
- Data Profil Perusahaan - Data Proses Produksi - Data Struktur Organisasi
Pengolahan Data
I. Uji validitas dan reliabilitas
II. Concurrent Engineering Phase I: Project Planning 1. Identify Needs: Kansei Engineering
2. Define Product Specification: Quality Function Deployment (QFD) fase I 3. Plan Development Task: Identifikasi Karakteristik Part
III.Concurrent Engineering Phase II: Conceptual Design
1. Define Function Assaign Sub Teams: Quality Function Deployment (QFD) fase II 2. Generate Concept: Fault Tree Analysis (FTA)
3. Physical Modelling: Penggambaran Produk Spring Bed 6ft 4. Evaluate Concept: Pembuatan Module
5. Integrated Concept: Cross Team Bagian Desain dan Produksi
Kesimpulan dan Saran
SELESAI
Analisis Pemecahan Masalah
- Analisis dan evaluasi usulan perencanaan desain produk
(28)
4.6. Pengumpulan Data 4.6.1. Sumber Data
Berdasarkan cara memperolehya sumber data terbagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder, yaitu:
1. Data Primer
17
a. Data kebutuhan emosional konsumen terhadap produk spring bed dengan kuesioner semantic differential. Kuesioner SD ini menggunakan skala-5 dan berisi kansei negatif dan kansei positif untuk mendapatkan emotional needs konsumen terhadap produk spring bed tersebut
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, data primer yang digunakan yaitu:
b. Data tingkat kepentingan terhadap kebutuhan emosional yang terpilih dari kuesioner semantic differential. Kuesioner ini dalam bentuk kuesioner tertutup yang berisi pertanyaan mengenai tingkat kepentingan setiap atribut dan disebarkan kepada konsumen
c. Data karakteristik teknis dan hubungannya dengan wawancara yang dilakukan dengan manajer produksi. Data karakteristik teknis diperoleh dengan cara memberikan kuesioner karakteristik teknis kepada bagian manajer produksi tersebut.
d. Data hubungan karakteristik teknis dengan customer requirement dengan kuesioner perbandingan berpasangan. Hirarki hubungan antara karakteristik teknis dengan costumer requirement dibuat oleh manajer
17
(29)
produksi. Setiap hubungan dari karakteristik tersebut akan diberi bobot prioritas dengan menggunakan matriks banding berpasangan yang ditentukan pula oleh bagian manajer produksi
e. Data part kritis dengan menggunakan kuesioner identifikasi part yang diberikan kepada manajer produksi untuk memperoleh part-part kritis yang sering dialami oleh perusahaan
f. Data probabilitas kesalahan perakitan dengan menggunakan kuesioner kesalahan perakitan yang diberikan kepada manajer produksi untuk mengetahui kemungkinan suatu part mengalami masalah yang paling tinggi
2. Data Sekunder
18
1. Pengumpulan Data Primer
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak manajemen. Data tersebut adalah data mengenai PT. Ivana Mery Lestari Matras serta struktur organisasinya
4.6.2. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Teknik survei yaitu teknik pengamatan langsung ke lapangan. Data yang diambil dengan teknik survei yaitu
18
(30)
1) Data kebutuhan emosional konsumen terhadap produk spring bed
dengan kuesioner semantic differential
2) Data tingkat kepentingan terhadap kebutuhan emosional yang terpilih dengan kuesioner tingkat kepentingan
b. Teknik wawancara yaitu wawancara dan diskusi kepada pihak PT. Ivana Mery Lestari terkait dengan kuesioner berikut ini:
1) Data karakteristik teknis dengan kuesioner karakteristik teknis
2) Data hubungan karakteristik teknis dengan customer requirement
dengan kuesioner perbandingan berpasangan
3) Data part kritis dengan menggunakan kuesioner identifikasi part
4) Data probabilitas kesalahan perakitan dengan menggunakan kuesioner kesalahan perakitan
2. Pengumpulan Data Sekunder
a. Teknik kepustakaan, yaitu mencatat dan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pemecahan masalah dari berbagai buku yang sesuai dengan permasalahan serta mempelajari buku-buku, thesis atau jurnal yang berkaitan.
b. Observasi atau pengamatan secara langsung di lantai produksi mengenai
operation process chart produk spring bed.
4.7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah sebagai berikut:
(31)
1. Kuesioner semantic differential
Kuesioner semantic differential berguna untuk mendapatkan emotional needs
konsumen terhadap produk spring bed.
2. Kuesioner tingkat kepentingan
Kuesioner tingkat kepentiang berisi atribut produk yang terpilih dari hasil kuesioner sebelumnya. Penilaian pada kuesioner ini menggunakan skala
Likert, yaitu untuk melihat tingkat kesetujuan responden terhadap suatu pertanyaan yang diisi oleh konsumen.
3. Kuesioner karakteristik teknis
Kuesioner karakteristik teknis dan hubungannya digunakan untuk mengumpulkan karakteristik teknis dari produk spring bed.
4. Kuesioner Perbandingan Berpasangan
Kuesioner perbandingan berpasangan digunakan untuk mendapatkan hubungan antara karakteristik teknis dengan customer requirement, yang diisi oleh pihak pabrik yaitu manajer produksi.
5. Kuisioner Identifikasi Part
Kuesioner identifikasi part diberikan kepada manajer produksi yang memiliki pengetahuan mengenai bagian atribut yang secara khusus mempengaruhi kualitas maupun kuantitas produk
6. Kuesioner Kesalahan Perakitan
Kuesioner diberikan kepada manajer produksi untuk mengetahui kemungkinan suatu part mengalami masalah yang paling tinggi
(32)
4.8. Populasi dan Sampel
Penelitian ini memiliki beberapa instrument penelitian dengan populasi dan sampel yang berbeda-beda. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sampel Kuesioner Semantic Differential
Populasi ini berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu, teknik sampling yang dipilih adalah convenience sampling. 19
Convenience sampling adalah suatu metode sampling dimana para respondennya adalah orang-orang yang secara sukarela menawarkan diri (conviniencely avaiable) dengan alasan masing-masing (Sukaria Sinulingga, 2013). 20Penentuan ukuran sampel jika jumlah populasi tidak diketahui, digunakan rumus dibawah ini
Keterangan : n : Jumlah Sampel
z : nilai z dengan tingkat keyakinan 95% maka nilai z = 1,96% (tabel distribusi normal)
p : proporsi yang akan ditaksir (sebesar 0,5 jika proporsi tidak diketahui) q : 1 - p
e : error atau kesalahan maksimum adalah 10%
19
Sukaria Sinulingga, Metodologi Penelitian, (Edisi 3: Medan: USU Press, 2013)., h. 214-216 20
(33)
2. Sampel Kuesioner Tingkat Kepentingan
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen internal yang menggunakan produk spring bed yaitu operator pada PT. Ivana Mery Lestari Matras. Populasi ini diketahui jumlahnya yaitu 32 orang. Oleh karena itu, teknik
sampling yang dipilih adalah total sampling.
3. Sampel Kuesioner Karakteristik Teknis
Teknik sampling yang digunakan adalah judgment sampling. Kuesioner karakteristik teknis diberikan kepada 1 orang yang ahli dalam proses produksi produk spring bed yaitu manajer produksi dari PT. Ivana Mery Lestari
4. Sampel Kuesioner Perbandingan Berpasangan
Berdasarakan pendapat Thomas L. Saaty (2006), kuesioner perbandingan berpasangan diisi oleh para pakar. Pakar dalam bidang produksi produk
spring bed yaitu manajer produksi dari PT. Ivana Mery Lestari. Teknik
sampling yang digunakan adalah judgement sampling.
5. Sampel Kuisioner Identifikasi Part
Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling. Kuesioner diberikan kepada manajer produksi yang merupakan bagian ahli pada perusahaan
6. Sampel Kuesioner Kesalahan Perakitan
Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling. Kuesioner diberikan kepada manajer produksi yang merupakan bagian ahli pada perusahaan
(34)
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Pendekatan
Concurrent Engineering
Fase pengembangan produk pada Concurrent Engineering yang digunakan dibatasi hanya sampai phase II. Langkah concurrent engineering dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Identify Needs
Define Poduct Specifications Plan Development Task
Project Approval
Evaluate Concepts Define Architecture/Functions
Assaign Sub-Teams Generate Concepts
Concepts Approval
Virtual/Physical Modeling
Integrate Concepts
Project Planning
Conceptual Design
Sumber :Susan Skalak (2002)
Gambar 5.1 Batasan Penggunaan Tahapan dengan Pendekatan Concurrent
(35)
5.1.1. Tahap Project Planning
5.1.1.1. Identify Needs: Metode Kansei Engineering
Tahapan pada Kansei yang dilakukan pada penelitian ini dibatasi hingga langkah ke delapan. Tahapan tersebut antara lain:
1. Penetapan Tujuan
Tujuan penggunaan kansei yaitu untuk mengetahui desain seperti apa yang diinginkan konsumen berdasarkan emotional needs konsumen yang menggunakan spring bed ukuran 6ft.
2. Pengumpulan Kansei Word
Kansei word yang digunakan dalam kuesioner SD dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Kansei Word Terpilih
No Kata Kansei
1 Nyaman
2 Empuk
3 Elegan
4 Ergonomis
5 Awet
6 Menarik
7 Elastis
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
3. Penetapan Skala Semantic Differential
Penetapan skala semantic differential yang digunakan adalah skala 5 karena skala ini merupakan skala yang terbaik dibandingkan dengan skala 7, 9 dan 11 (Mitsuo Nagamachi, 2011).
(36)
4. Pengumpulan Sampel Produk
Pengumpulan sampel produk spring bed 6ft berdasarkan buku Back and Bed, brosur produk yang dimiliki oleh PT. Ivana Mery Lestari Matras.
5. Pengurutan Spesifikasi Kategori
Pengurutan spesifikasi kategori merupakan list item dari desain produk yang telah dikumpulkan kemudian diurutkan berdasarkan item dan kategori yang dilakukan dengan cara diskusi kepada pihak pabrik dan dari literatur buku. Sehingga diperoleh item yang dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Pengurutan Item dan Kategori
No Item Kategori
1. Bahan Spring
Bed
a. Latex
b. Polyuthrene 2. Ketebalan
Foam
a. Tebal b. Tipis 3. Bentuk
Sandaran
a. Persegi panjang b. Melengkung 4. Bahan
Sandaran
a. Kayu b. Jok Busa c. Besi 5. Warna Spring
Bed
a. Coklat Muda / Putih b. Hitam / Putih
c. Coklat tua / Putih 6.
Bahan Pelapis
Foam
a. Katun b. Nylon c. Rayon Sumber: Hasil Pengumpulan Data
dilakukan pembentukan stimuli dengan cara berdiskusi dengan pihak PT. Ivana Mery Lestari Matras. Jumlah kombinasi yang dibuat berdasarkan perhitungan adalah sebanyak 11
(37)
6. Evaluasi Eksperimen
Penyebaran Kuesioner semantic differential diberikan kepada 97 orang responden.
7. Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan adalah conjoint analysis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai constant
Nilai konstan didapat menggunakan rumus dengan n = 5 karena skala yang digunakan pada kuesioner SD adalah skala 5.
+ + + + = n n
c 1 2 3 ...
3 5 5 4 3 2 1 = + + + + = c
b. Menentukan nilai rata-rata
Nilai rata-rata diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
+ + + + = n x x x x
x 1 2 3 ... n
Contoh perhitungan untuk desain I dengan kansei word tidak nyaman-nyaman.
Rekapitulasi hasil perhitungan rata-rata untuk setiap item dan kategori terhadap kansei word dapat dilihat pada Tabel 5.20.
(38)
Tabel 5.3. Rekapitulasi Rata-rata Item dan Kategori Desain Tidak Nyaman-Nyaman Keras-Empuk Tidak Elegan-Elegan Tidak Ergonomis-Ergonomis Tidak Awet-Awet Tidak Menarik-Menarik Tidak Elastis-Elastis
I 2,866 2,948 2,876 2,938 2,959 3,021 3,000
II 3,113 3,073 3,289 2,959 3,010 2,948 2,773
III 2,649 3,010 2,835 3,000 2,804 2,938 2,918
IV 2,928 2,948 3,227 3,021 2,969 2,887 2,948
V 2,753 2,825 2,784 3,082 3,062 3,216 3,124
VI 3,247 3,155 2,546 2,825 3,464 2,660 2,990
VII 2,959 3,041 3,082 2,887 2,959 3,289 3,093
VIII 2,598 3,021 2,753 2,495 2,763 2,680 2,691
IX 3,041 2,577 2,938 2,670 2,381 2,660 2,629
X 3,052 2,711 2,959 3,299 2,876 3,093 3,237
XI 2,763 3,031 2,918 3,072 3,082 2,784 3,093
Sumber : Hasil Pengolahan Data
c. Menghitung Nilai Utilitas
Nilai utilitasdiperoleh menggunakan rumus sebagai berikut: Utilitas = nilai rata-rata – nilai constant
Contoh perhitungan untuk desain I dengan kansei word tidak ergonomis – ergonomis:
Utilitas = 2,8659 – 3 = -0,1340
Hasil rekapitulasi perhitungan utilitas dapat dilihat di Tabel 5.4. Tabel 5.4. Rekapitulasi Utilitas Item dan Kategori
Desain Tidak Nyaman-Nyaman Keras-Empuk Tidak Elegan-Elegan Tidak Ergonomis-Ergonomis Tidak Awet-Awet Tidak Menarik-Menarik Tidak Elastis-Elastis
I -0,134 -0,052 -0,124 -0,062 -0,041 0,021 0,000 II 0,113 0,073 0,289 -0,041 0,010 -0,052 -0,227 III -0,351 0,010 -0,165 0,000 -0,196 -0,062 -0,082 IV -0,072 -0,052 0,227 0,021 -0,031 -0,113 -0,052 V -0,247 -0,175 -0,216 0,082 0,062 0,216 0,124
(39)
Tabel 5.4. Rekapitulasi Utilitas Item dan Kategori (Lanjutaan) Desain Tidak Nyaman-Nyaman Keras-Empuk Tidak Elegan-Elegan Tidak Ergonomis-Ergonomis Tidak Awet-Awet Tidak Menarik-Menarik Tidak Elastis-Elastis
VI 0,247 0,155 -0,454 -0,175 0,464 -0,340 -0,010 VII -0,041 0,041 0,082 -0,113 -0,041 0,289 0,093 VIII -0,402 0,021 -0,247 -0,505 -0,237 -0,320 -0,309
IX 0,041 -0,423 -0,062 -0,330 -0,619 -0,340 -0,371 X 0,052 -0,289 -0,041 0,299 -0,124 0,093 0,237 XI -0,237 0,031 -0,082 0,072 0,082 -0,216 0,093
Sumber : Hasil Pengolahan Data
7. Interpretasi dari Data yang Dianalisis
Nilai utility merupakan dasar untuk menentukan desain mana yang terpilih. Nilai-nilai tersebut dibandingkan antara item dan kategori sehingga didapatkan nilai utilitas tertinggi. Nilai utilitas tertinggi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Nilai Utilitas Tertinggi untuk setiap Desain
Desain Tidak Nyaman-Nyaman Keras-Empuk Tidak Elegan-Elegan Tidak Ergonomis-Ergonomis Tidak Awet-Awet Tidak Menarik-Menarik Tidak Elastis-Elastis
I -0,134 -0,052 -0,124 -0,062 -0,041 0,021 0,000 II 0,113 0,073 0,289 -0,041 0,010 -0,052 -0,227 III -0,351 0,010 -0,165 0,000 -0,196 -0,062 -0,082 IV -0,072 -0,052 0,227 0,021 -0,031 -0,113 -0,052 V -0,247 -0,175 -0,216 0,082 0,062 0,216 0,124 VI 0,247 0,155 -0,454 -0,175 0,464 -0,340 -0,010 VII -0,041 0,041 0,082 -0,113 -0,041 0,289 0,093 VIII -0,402 0,021 -0,247 -0,505 -0,237 -0,320 -0,309
IX 0,041 -0,423 -0,062 -0,330 -0,619 -0,340 -0,371 X 0,052 -0,289 -0,041 0,299 -0,124 0,093 0,237 XI -0,237 0,031 -0,082 0,072 0,082 -0,216 0,093 Sumber : Hasil Pengolahan Data
(40)
Nilai utilitas yang diperoleh dari perhitungan diatas merupakan hasil dari desain yang terpilih. Desain dipilih berdasarkan jumlah terbanyak dari masing-masing kansei word dengan nilai utilitas terbesar. Hasil identifikasi kebutuhan konsumen terhadap desain terpilih dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Kategori Desain Terpilih
No Atribut Spesifikasi Awal
Produk
Costumer Requirement
1 Bahan Utama Latex Polyurethane
2 Ketebalan Foam Tebal Tebal
3 Bentuk Sandaran Melingkar Persegi Panjang 4 Bahan Sandaran Jok Busa Jok Busa
5 Warna Spring Bed Putih Coklat Tua/Putih 6 Bahan Pelapis Foam Nylon Rayon
Gambar Desain Produk Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.1.1.2. Define Product Specification: Membangun Matriks House of Quality (HOQ)
Langkah dalam membangun matriks house of quality adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Costumer Requirement (CR)
Setelah perhitungan validitas dan reliabilitas maka hasil rekapitulasi tingkat kepentingan customer requirement dapat dilihat pada Tabel 5.7.
(41)
Tabel 5.7. Customer Importance (CI) No Kebutuhan Konsumen
Hasil Kuesioner
Tingkat Kepentingan Skala Pengukuran
1 2 3 4 5
1 Bahan Utama Polyurethane 2 4 9 9 8 3
2 Ketebalan Foam Tebal 4 9 10 5 4 3
3 Bentuk Sandaran Pesegi Panjang 6 4 4 10 8 4
4 Bahan Sandaran Jok Busa 2 4 12 8 6 3
5 Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih 5 6 8 8 5 4 6 Bahan Pelapis Foam Rayon 5 10 9 4 4 2
Jumlah 19
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Rekapitulasi tingkat kepuasan konsumen untuk setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Tingkat Kepuasan Konsumen untuk Setiap Variabel
No Kebutuhan Konsumen Tingkat Kepuasan
Konsumen
1 Bahan Utama Polyurethane 3,531
2 Ketebalan Foam Tebal 2,875
3 Bentuk Sandaran Pesegi Panjang 3,312
4 Bahan Sandaran Jok Busa 3,375
5 Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih 3,062
6 Bahan Pelapis Foam Rayon 2,750
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Besar nilai sales point untuk setiap variabel customer needs dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Pelanggan No Variabel Kebutuhan Sales Point
1 Bahan Utama Polyurethane 1,5
(42)
Tabel 5.9. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Pelanggan (Lanjutan) No Variabel Kebutuhan Sales Point
3 Bentuk Sandaran Pesegi Panjang 1,0 4 Bahan Sandaran Jok Busa 1,0 5 Warna Spring Bed Coklat
Tua/Putih 1,2
6 Bahan Pelapis Foam Rayon 1,2
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Selanjutnya, Penentuan rasio perbaikan ditentukan untuk setiap atribut Tabel 5.10. Rasio Perbaikan setiap Variabel Kebutuhan No Variabel Kebutuhan Rasio Perbaikan
1 Bahan Utama Polyurethane 0,849
2 Ketebalan Foam Tebal 1,043
3 Bentuk Sandaran Pesegi Panjang 1,207
4 Bahan Sandaran Jok Busa 0,888
5 Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih 1,306 6 Bahan Pelapis Foam Rayon 0,727 Sumber: Hasil Pengolahan Data
Rekapitulasi bobot absolut setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Bobot Absolut setiap Variabel Kebutuhan
No Variabel Kebutuhan Bobot Absolut
1 Bahan Utama Polyurethane 3,823
2 Ketebalan Foam Tebal 3,757
3 Bentuk Sandaran Pesegi Panjang 4,830
4 Bahan Sandaran Jok Busa 2,667
5 Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih 6,269 6 Bahan Pelapis Foam Rayon 1,745
Jumlah 23,091
(43)
Rekapitulasi bobot perencanaan relatif setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Bobot Perencanaan Relatif setiap Variabel Kebutuhan
No Variabel Kebutuhan Bobot Relatif
1 Bahan Utama Polyurethane 16,556%
2 Ketebalan Foam Tebal 16,268%
3 Bentuk Sandaran Pesegi Panjang 20,918%
4 Bahan Sandaran Jok Busa 11,548%
5 Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih 27,151% 6 Bahan Pelapis Foam Rayon 7,559%
Jumlah 23,091
Sumber: Hasil Pengolahan Data
2. Penentuan Technical Requirement (TR)
Karakteristik teknis produk spring bed 6ft dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Karakteristik Teknis Produk Spring Bed 6ft
No Karakteristik Teknis Produk
1 Waktu Perakitan
2 Akurasi Dimensi
3 Elastisitas Bahan
4 Kekuatan Bahan
5 Standarisasi Bahan Sumber: Hasil Pengumpulan Data
3. Membuat Hubungan Hirarki antara Customer Requirement dengan Technical Requirement
Hirarki dibentuk untuk melihat hubungan antara customer requirement dan
(44)
menunjukkan bagaimana hubungan antara customer requirement dan technical requirement
(45)
Tingkat Kepentingan TR
Bentuk Sandaran Persegi Panjang Bahan Utama
Polyurehtane
Ketebalan Foam Tebal
Bahan Pelapis Foam Rayon Warna Spring
Bed Coklat Tua/ Putih Bahan
Sandaran Jok Busa
Waktu Perakitan
Elastisitas Bahan
Standarisasi Bahan Akurasi
DImensi
Goal
Customer Requirement
Technical requirement
Kekuatan Bahan
(46)
4. Penetapan Tingkat Hubungan antara Costumer Requirement dan Technical Requirement
Penentuan Relation Matrix dilakukan untuk menentukan tingkat hubungan antara customer requirement dan technical requirement. Tingkat hubungan diperoleh dari bobot perbandingan karakteristik teknis terhadap kebutuhan pelanggan berdasarkan kuesioner perbandingan berpasangan. Input Bobot Prioritas ke dalam Relation Matrix
Bobot prioritas pada relation matrix dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Wakt u P er aki ta n A kur as i di m ens i E last isi tas B aha n K ekua tan B aha n St and ar isas i ba ha n
Bahan Utama Polyurethane
0,040 0,209 0,159 0,109 0,483 Ketebalan Foam Tebal
0,050 0,248 0,124 0,145 0,432 Bentuk Sandaran Pesegi Panjang
0,039 0,441 0,072 0,353 0,095 Bahan Sandaran Jok Busa
0,201 0,030 0,401 0,316 0,051 Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih 0,453 0,038 0,315 0,126 0,068 Bahan Pelapis Foam Rayon
0,182 0,038 0,345 0,134 0,300 Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 5.3. Relation Matrix
5. Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ)
Penentuan tingkat kesulitan, perkiraan biaya, dan derajat kepentingan dapat dilihat pada Tabel 5.14
(47)
Tabel 5.14. Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan Derajat Kepentingan
Tingkat Kesulitan 2 3 5 4 5
Perkiraan Biaya 11% 16% 26% 21% 26% Derajat Kepentingan 16% 17% 24% 20% 24% Sumber: Hasil Pengolahan Data
Data-data yang telah didapatkan pada langkah sebelumnya dibuat matriks HOQ yang dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Bahan Utama Polyurethane Ketebalan Foam Tebal
Bahan Sandaran Jok Busa Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih Bahan Pelapis Foam Rayon
Derajat Hubungan :
= Hubungan poitif kuat = 4 = Hubungan positif sedang = 3 = Hubungan negatif sedang = 2 = Hubungan negatif kuat = 1 = Tidak ada Hubungan = 0
Tingkat Kesulitan Derajat Kepentingan (%) Perkiraan Biaya (%)
CUSTOMER REQUIREMENTS Customer Importance TECHNICAL REQUIREMENTS Importance Weight Relative Weight Waktu Perakitan Akurasi Dimensi Elastisitas Bahan Kekuatan Bahan Standarisasi Bahan
0,040 0,209 0,159 0,109 0,483 0,050
3
3 0,248 0,124 0,145 0,432 4 0,039 0,441 0,072 0,353 0,095
4 0,453 0,038 0,315 0,126 0,068 3 0,182 0,038 0,345 0,134 0,300 3 0,201 0,030 0,401 0,316 0,051
3,823 3,757 4,830 2,676 6,269 1,745 16,556 16,268 20,918 11,548 27,151 7,559 2 16 3 17 5 24 4 5 11 16 26
20 21
24 26 Bentuk Sandaran Persegi Panjang
Derajat Kepentingan 1 - 10 = Kurang penting 11 – 20 = Penting 21 – 30 = Sangat penting Tingkat Kesulitan
1 = Tidak Sulit 2 = Sedang 3 = Sulit 4 = Sangat Sulit 5 = Mutlak Sangat Sulit
Perkiraan Biaya 1 - 15 = Murah 16 – 30 = Mahal 31 – 45 = Sangat mahal
Net sales 1,5 1,2 1,0 1,0 1,2 1,2
Sumber: Hasil Pengolahan Data
(48)
5.1.1.3. Plan Development Task: Identifikasi Karakteristik Part
Plan Development Task merupakan bagian langkah ketiga dari tahapan
Project Planning dengan mengidentifikasi karakteristik part yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tahapan dalam Plan Development Task
yaitu:
1. Penetapan Karakteristik Teknis 2. Penetapan Karakteristik Part
Karakteristik part diperoleh dari hasil diskusi dengan pihak perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Karakteristik Part
No Karakteristik Part
1 Jumlah Ulir Per
2 Tekanan Pengepresan
3 Kadar Material Busa
4 Jumlah Per
5 Dimensi Rangka Kayu Sandaran 6 Dimensi Rangka Kayu Divan Bawah
7 Dimensi Kain Matras
Sumber: Pengumpulan Data
3. Menetapkan Hubungan antara Karakteristik Part
Hubungan karakteristik part tersebut digunakan sebagai bagian atap pada HOQ untuk QFD fase II.
(49)
5.1.2. Tahap Conceptual Design
5.1.2.1 Define Function Assaign Sub Teams: Membangun Matriks Design
Deployment
Pembuatan matriks Design Deployment berdasarkan matriks HOQ pada QFD fase I. Tahapan pembangunan matriks Design Deployment pada fase II yaitu
Bahan Utama Polyurethane Ketebalan Foam Tebal
Bahan Sandaran Jok Busa
Warna Spring Bed Coklat Tua/Putih
Derajat Hubungan :
= Hubungan poitif kuat = 4 = Hubungan positif sedang = 3 = Hubungan negatif sedang = 2 = Hubungan negatif kuat = 1 = Tidak ada Hubungan = 0
Tingkat Kesulitan Derajat Kepentingan (%) Perkiraan Biaya (%)
CUSTOMER REQUIREMENTS
Customer Importance
TECHNICAL
REQUIREMENTS
Jumlah Ulir Per Tekanan Pengepresan Kadar Material Busa Jumlah Per Dimensi Rangka Kayu Sandaran
0,142 0,073 0,048 0,292 0,258 0,274
3
3 0,070 0,040 0,065 0,277 4 0,284 0,025 0,238 0,086 0,174
4 0,040 0,230 0,307 0,063 0,023 3 0,120 0,059 0,036 0,272 0,152
4 17 1 9 2 13 3 4
21 5 11 16 16
18 21 Bentuk Sandaran Persegi Panjang
Derajat Kepentingan
1 - 10 = Kurang penting 11 – 20 = Penting 21 – 30 = Sangat penting
Tingkat Kesulitan
1 = Tidak Sulit 2 = Sedang 3 = Sulit 4 = Sangat Sulit 5 = Mutlak Sangat Sulit
Perkiraan Biaya
1 - 15 = Murah 16 – 30 = Mahal 31 – 45 = Sangat mahal
Dimensi Rangka Kayu Divan Dimensi Kain Matras
0,123 0,072 0,051 0,251 0,035 0,046 0,202 0,142 0,081 0,327 2 11 11 3 16 16
Sumber: Hasil Pengolahan Data
(50)
5.1.2.2. Generate Concept: Fault Tree Analysis
Penentuan peningkatan mutu pada produk spring bed ditentukan berdasarkan bobot terbesar dari tingkat kesulitan, derajat kepentingan, dan perkiraaan biaya. Perbaikan yang akan dilakukan pada bagian produksi terkait dengan jumlah ulir pada per dan dimensi rangka kayu sandaran.
(51)
Jumlah Ulir Per
Kesalahan dalam pemilihan bahan
Kesalahan dalam Pembuatan Ulir Kawat
Per Operator salah dalam memilah barang digudang Kesalahan dalam proses pemilihan jenis bahan Operator kurang peka Kurang informasi Tidak adanya standar bahan Kesalahan dalam pemilihan supplier Kesalahan dalam pengoperasian mesin ulir Proses Produksi yang Tidak Standar
Operator tidak memasukkan kawat dengan sempurna Operator lalai dalam pemotongan ulir Tidak adanya training operator Operator tidak melakukan inspeksi jumlah ulit 1 2
3 4 5 6 7 8
P (A) P (B)
P 1 P 2 P 3 P 4
Gambar 5.6. Fault Tree Analysis Pada Perakitan Jumlah Ulir Per
(52)
Dimensi Rangka Kayu Sandaran
Dimensi kaki rangka kayu sandaran
Dimensi rangka kayu sandaran tidak sesuai dengan rangka divan
Kesalahan dalam mengukur kayu rangka sandaran Kesalahan dalam memotong kayu rangka sandaran Tidak adanya pola rangka sesuai jenis springbed Operator tidak teliti dalam mengukur Mesin gerinda yang aus Operator tidak menggunakan kacamata sehingga terjadi ketidakakuratan pemotongan
11 12 13 14
P (C) P (D)
P 5 P 6 P 7 P 8
Operator tidak teliti dalam menggergaji kaki sandaran Operator tidak melihat petunjuk spesifikasi springbed yg akan dibuat 9 10
(53)
I-69
Rekapitulasi perhitungan probabilitas resiko kegagalan perakitan dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Rekapitulasi Perhitungan Probabilitas Resiko Kegagalan dalam Proses Perakitan Produk Spring Bed 6ft
Top Event Faktor Penyebab Nilai Probilitas
Jumlah Ulir Per
Kesalahan dalam pemilihan bahan (PA) = 0,7580 Kesalahan dalam pembuatan ulir kawat
per (PB) = 0,0413
Dimensi rangka Kayu Sandaran
Dimensi kaki rangka kayu sandaran (PC) = 0,4930 Dimensi rangka kayu sandaran tidak
sesuai dengan rangka kayu divan P(D) = 0,0665 Sumber: Hasil Pengolahan Data
Perhitungan probabilitas dengan menggunakan metode FTA diatas didapatkan risiko probabilitas kegagalan terbesar yaitu kegagalan dalam pembuatan ulir per yang mengakibatkan kurang elastisnya produk spring bed yang dihasilkan. Hasil perhitungan probabilitas menunjukkan bahwa pemilihan bahan merupakan sebuah kesalahan yang paling sering dilakukan oleh perusahaan. Hal ini mengakibatkan kurang baiknya kualitas produk yang dihasilkan.
5.1.2.3. Virtual Modelling
Virtual modelling merupakan model yang dibuat dengan bantuan
software CAD atau Computer Aided Design dari konsep yang dihasilkan yang mewakili karakteristik kunci dari konsep sehingga dapat dievaluasi dengan berbagai pertimbangan. Software CAD yang digunakan untuk membuat model
(54)
membantu evaluasi konsep sebagai acuan dalam pembuatan modul yang mengacu pada desain terpilih pada spring bed 6ft.
Gambar 5.8. Virtual Modelling Produk Spring Bed 6ft
5.1.2.4. Evaluate Concept: Pembuatan Module
Tahap evaluate concept dilakukan untuk merumuskan konsep pengembangan produk berdasarkan kategori desain terpilih dan karakteristik part.
Hal ini dilakukan untuk mengelompokkan part kritis yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dengan kualifikasi desain yang sama sehingga ketika terjadi perubahan atau penyesuaian pada bagian desain, yang dilakukan hanya melihat modul yang ada dalam perumusannya.
200 cm 180 cm
25cm 90 cm
(55)
Spring Bed 6ft
Module 2 Module 1
Tekanan Pengepresan
Kadar Material Busa Jumlah Ulir pada Per
Jumlah Per
Module 3
Dimensi Rangka Kayu Sandaran
Dimensi Rangka Kayu Divan
Dimensi Kain Matras
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 5.9. Product Module Spring Bed 6ft
Module 1 merupakan modul yang dengan aktivitas yang berada pada bagian pembuatan per spring. Module 2 merupakan modul yang merupakan aktivitas pada departemen pembuatan busa. Module 3 merupakan aktivitas pada departemen quality control
5.1.2.5. Integrate Concept
Integrasi konsep didasarkan pada hasil evaluate concept yang terdiri dari tiga module produk spring bed 6ft. Konsep rancangan yang dihasilkan mengelompokkan komponen-komponen kritis dari produk spring bed 6ft menjadi tiga substruktur.
1. Module 1 merupakan aktivitas dari bagian pembuatan per spring. Komponen-komponen tersebut berpengaruh terhadap atribut produk terpilih yaitu mengenai pemlihan bahan per dan pembuatan ulir per. Module ini merupakan tanggung jawab bagian purchasing karena berhubungan langsung dengan
(56)
supplier dan bagian produksi yang berhubungan langsung dengan proses produksi pembuatan per dan perakitan per.
Input : Material : Kawat diameter 2,24mm Man : Purchasing,
Production
-Bagian logistic mengadaan bahan Kawat diameter 2,24mm
Bagian penerimaan bahan melakuan pemeriksaan terhadap
Kawat diameter 2,24 mm
Apakah kualitas sesuai dengan standar
perusahaan Tidak
Selesai Ya
Mulai
Material sesuai dengan standar perusahaan
(57)
2. Module 2 terdiri dari tekanan pengepresan dan kadar material busa. Komponen-komponen tersebut berpengaruh pada kekuatan bahan terhadap menahan beban dan per spring bed. Penggunaan Polly Propylin Glykol (PPG) untuk penentuan kepadatan busa menjadi tanggung jawab bagian produksi, logistik, dan quality control dalam eksekusinya.
Input : Material : Polly P ropylin
Glikol (PPG), silikon, melion clorida, air Man : Logistic, Quality
control, Production
-Bagian logistic mengadaan bahan Polly Propylin Glikol (PPG), silikon, melion clorida,
air
Bagian Quality Control - Melakukan pengecekan terhadap kualitas bahan baku
-Melakukan pengecekan terhadap ketahanan busa
Apakah kualitas sesuai dengan standar
perusahaan Tidak
Selesai Ya
Mulai
Busa sesuai dengan standar perusahaan Bagian Production -Melakukan Proses Produksi sesuai dengan komposisi yang
ditetapkan
(58)
3. Module 3 terdiri dari dimensi rangka kayu sandaran, dimensi rangka kayu divan, dan dimensi kain matras. Komponen-komponen ini mempengarhui karakteristik teknis yaitu akurasi dimensi. Akurasi dimensi dicanangkan oleh bagian quality dan diterapkan oleh bagian marketing, desain dan bagian produksi.
Input : Material : Kuesioner, Gambar Teknik, Alat ukur Man : Marketing, Product
Design & Produksi
Bagian Product Design - Membuat gambar teknik - Membuat prototype produk
-Melakukan evaluasi desain
Bagian produksi - memeriksa hasil rancangan sesuai dengan Toleransi mesin dan peralatan yang tersedia dilantai produksi
Apakah sesuai dengan toleransi perusahaan Tidak
Selesai Ya Bagian Marketing - Melakukan survei sesuai Customer Requirement
Mulai
Output : Dimensi produk
(59)
Untuk itu, perlu adanya revisi pada bagian komunikasi antar departemen guna memperkuat fungsi module yang telah dibuat agar terjadinya integrasi informasi antara bagian-bagian dalam perusahaan terutama pada bagian desain dengan bagian produksi.
(60)
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Concurrent Engineering Phase I: Project Planning 6.1.1. Analisis Identify Needs: Kansei Engineering
6.1.1.1 Validitas dan Reliabilitas Hasil Rekapitulasi Kuesioner
Variabel kuesioner semantic differential terdiri dari 11 desain untuk produk spring bed. Data kuesioner semantic differential tersebut diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya sebelum diolah lebih lanjut. Rekapitulasi nilai
r hitung dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Semantic Differential Desain r hitung r kritis Kesimpulan
I 0,363 0,200 Valid
II 0,376 0,200 Valid
III 0,310 0,200 Valid
IV 0,291 0,200 Valid
V 0,259 0,200 Valid
VI 0,208 0,200 Valid
VII 0,432 0,200 Valid
VIII 0,483 0,200 Valid
IX 0,391 0,200 Valid
X 0,291 0,200 Valid
XI 0,310 0,200 Valid
Sumber: Pengolahan Data
21
21
Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian, (Cet II; Medan: USU Press, 2013)., h. 216-219
Nilai r hitung product moment lebih besar dari r tabel 0,2 maka atribut desain pada kuesioner kansei dinyatakan valid yang berarti terdapat konsistensi
(61)
internal dalam variabel tersebut. Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner semantic differential diperoleh nilai r sebesar 0,231 sedangkan nilai r tabel dengan n=97 dan derajat bebas 2 untuk taraf signifikan 5% yaitu 0,200 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel yang berarti kuesioner semantic differential dapat dipercaya kebenaran datanya.
6.1.1.2 Analisis Statistik Conjoint Analysis
Hasil conjoint analysis digunakan untuk mengetahui nilai utilitas kansei word tertinggi untuk setiap desain spring bed. Nilai utilitas kansei word untuk setiap desain dapat dilihat pada tabel 6.2.
Tabel 6.2. Nilai Utilitas Tertinggi untuk setiap Desain No Kategori
Kansei Word
Desain Terpilih
Gambar Desain
Nilai Utilitas
1 Nyaman VI 0,247
2 Empuk VI 0,155
3 Elegan II 0,289
4 Ergonomis X 0,299
5 Awet VI 0,464
6 Menarik VII 0,289
7 Elastis X 0,237
(62)
22
No
Desain yang memiliki nilai utilitas tertinggi adalah desain VI dengan nilai utilitas sebesar 0,464 sehingga atribut produk yang ada pada desain VI merupakan customer needs. Desain tersebut dijadikan sebagai desain terpilih untuk perbaikan selanjutnya. Hasil identifikasi kebutuhan konsumen terhadap desain terpilih dapat dilihat pada Tabel 6.3
Tabel 6.3. Perubahan Desain Berdasarkan Costumer Needs
Atribut Spesifikasi Awal
Produk
Costumer Requirement
1 Bahan Utama Latex Polyurethane
2 Ketebalan Foam Tebal Tebal
3 Bentuk Sandaran Melingkar Persegi Panjang 4 Bahan Sandaran Jok Busa Jok Busa
5 Warna Spring Bed Putih Coklat Tua/Putih 6 Bahan Pelapis Foam Nylon Rayon
Gambar Desain Produk Sumber : Hasil Pengolahan Data
6.1.2. Analisis Define Product Specification: Quality Function Deployment (QFD) Fase I
Tingkat kepentingan atribut spring bed ditunjukkan dengan nilai net sales,
importance weight dan relative weight. Nilai net sales diperoleh dari pihak pabrik, sedangakan nilai importance weight dan relative weight diperoleh dari kuesioner tingkat kepentingan yang disebar kepada 32 responden. Kuesioner berisi 6 pertanyaan mengenai tingkat kepentingan atribut spring bed. Atribut tersebut merupakan
customer needs yang diperoleh dari metode KanseiEngineering. Data dari kuesioner
22
Singgih, Santoso, Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta: PT. Elex Media Komputinda, 2010)
(1)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
6.1.3. Analisis Plan Development Task: Identifikasi
Karakteristik Part ... VI-7
6.2. Analisis Concurrent Engineering Phase II: Conceptual Design VI-7
6.2.1. Analisis Define Function Assaign Sub Teams: Matriks
Design Deployment ... VI-7 6.2.2. Analisis Generate Concept: Fault Tree Analysis ... VI-9 6.2.3. Analisis Virtual Modelling ... VI-10 6.2.4. Analisis Evaluate Concept: Pembuatan Module ... VI-10 6.2.5. Analisis Integrate Concept ... VI-11
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(2)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1. Sistem yang Tidak Terintegrasi Pada PT Ivana Mery Lestari
Matras ... III-3 2.1. Struktur Organisasi PT. Ivana Mery Lestari Matras ... III-2 3.1. Skema Proses Concurrent Engineering ... III-4 3.2. Tujuh Tahapan Concurrent Engineering ... III-5 3.3. Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering ... III-6 3.4. Langkah Kansei Engineerting Type I ... III-8 3.5. Struktur Umum Hirarki ... III-10 3.6. Format dari Perbandingan Berpasangan ... III-11 3.7. House of Quality ... III-13 3.8. Four-Phase QFD Model ... III-15 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-3 5.1. Batasan Penggunaan Tahapan dengan Pendekatan Concurrent
Engineering pada Fase Pengembangan Produk ... V-1 5.2. Hirarki Hubungan antara Customer Requirement dan Technical
Requirement ... V-12 5.3. Relation Matrix ... V-13 5.4. QFD Fase I Produk Spring Bed 6ft ... V-14 5.5. QFD Fase II Produk Spring Bed 6ft ... V-16
(3)
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
5.6. Fault Tree Analysis Pada Perakitan Jumlah Ulir Per ... V-18
5.7. Fault Tree Analysis Pada Dimensi Rangka Kayu Sandaran ... V-19
5.8. Virtual Modelling Produk Spring Bed 6ft ... V-21 5.9. Product Module Spring Bed 6ft ... V-22 5.10. SOP Module I ... V-23 5.11. SOP Module II ... V-24 5.12. SOP Module III ... V-25 5.13. Cross Team untuk Desain Produk ... V-26
(4)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Data Rework pada Proses Perakitan PT. Ivana Mery Lestari
Matras Periode Oktober-November 2015 ... I-2 3.1. Atribut Produk ... III-1 3.2. Skala Gradasi untuk Alternatif Komparasi Kuantitatif ... III-16 3.3. Simbol-simbol Utama dari Fault Tree Analysis (FTA) ... III-26 3.4. Simbol-simbol Khusus dari Fault Tree Analysis (FTA) ... III-27 3.5. Simbol-simbol Events dari Fault Tree Analysis (FTA) ... III-28 5.1. Kansei Word Terpilih ... V-2 5.2. Pengurutan Item dan Kategori ... V-3 5.3. Rekapitulasi Rata-rata Item dan Kategori ... V-5 5.4. Rekapitulasi Utilitas Item dan Kategori ... V-5 5.5. Nilai Utilitas Tertinggi untuk setiap Desain... V-6 5.6. Kategori Desain Terpilih ... V-7 5.7. Customer Importance (CI) ... V-8
5.8. Tingkat Kepuasan Konsumen untuk Setiap Variabel ... V-8
5.9. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Pelanggan ... V-8 5.10. Rasio Perbaikan setiap Variabel Kebutuhan ... V-9 5.11. Bobot Absolut setiap Variabel Kebutuhan ... V-9 5.12. Bobot Perencanaan Relatif setiap Variabel Kebutuhan ... V-10 5.13. Karakteristik Teknis Produk Spring Bed 6ft ... V-10
(5)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.14. Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan Derajat Kepentingan ... V-14 5.15. Karakteristik Part ... V-15 5.16. Rekapitulasi Perhitungan Probabilitas Resiko Kegagalan dalam
Proses Perakitan Produk Spring Bed 6ft ... V-20 6.1. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Semantic Differential ... VI-1 6.2. Nilai Utilitas Tertinggi untuk setiap Desain ... VI-2 6.3. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Tertutup ... VI-3 6.4. Nilai Net Sales, Importance Weight dan Relative Weight ... VI-4 6.5. Rekapitulasi nilai CR setiap Unsur ... VI-5 6.6. Karakteristik Part ... VI-6 6.7. Rekapitulasi Perhitungan Probabilitas Resiko Kegagalan dalam
(6)
ABSTRAK
Produk spring bed merupakan salah satu kebutuhan primer bagi setiap orang yang digunakan untuk beristirahat setiap harinya. Spring bed pada saat ini sudah memiliki berbagai macam variasi desain dengan fungsi yang beragam. Integrasi antara bagian desain dengan bagian produksi merupakan hal yang harus diperhatikan bagi perusahaan guna memenuhi kriteria-kriteria persaingan yaitu kualitas yang dapat diterima, harga yang wajar, dan ketepatan waktu perngiriman produk yang tepat. PT. Ivana Mery Lestari Matras sering terjadi perancangan ulang pada bagian desain karena perusahaan masih menerapkan sistem sequential
pada perusahaannya. Metode concurrent engineering dilakukan untuk
mengintegrasikan bagian desain dengan bagian produksi. Tahap perancangan terbagi 2 fase yaitu tahap project planning dan tahap conceptual design. Pada tahap project planning dilakukan dengan identifikasi kebutuhan pelanggan dengan
metode kansei engineering. Digunakan untuk mengetahui keinginan konsumen
dari sisi psikologis konsumen. Setelah diperoleh keinginan konsumen dengan
menghasilkan atribut rancangan, dilakukan langkah define function untuk identifikasi fungsi menggunakan QFD Fase I dengan memperhatikan karakteristik yang mempengaruhi proses produksi spring bed 6ft. Langkah define function assaign sub teams dilakukan pada langkah conceptual design dengan metode QFD Fase II. Analilis pada evaluate concept dengan metode fault tree analysis. Dilakukan analisis probabilitas kesalahan perakitan untuk mengetahui stasiun
yang terjadi masalah. kemudian dilakukan integrasi konsep dengan perbaikan
struktur organisasi. Struktur organisasi dimaksudkan untuk mengintegrasi bagian desain dan bagian manufaktur agar terbentuk sistem horizontal.
Keyword: Concurrent Engineering, Quality Function Deployment, Perbaikan Rancangan