5.1.2. Tahap Conceptual Design
5.1.2.1 Define Function Assaign Sub Teams: Membangun Matriks Design Deployment
Pembuatan matriks Design Deployment berdasarkan matriks HOQ pada
QFD fase I. Tahapan pembangunan matriks Design Deployment pada fase II yaitu
Bahan Utama Polyurethane Ketebalan Foam Tebal
Bahan Sandaran Jok Busa Warna Spring Bed Coklat TuaPutih
Derajat Hubungan : = Hubungan poitif kuat
= 4 = Hubungan positif sedang = 3
= Hubungan negatif sedang = 2 = Hubungan negatif kuat = 1
= Tidak ada Hubungan = 0
Tingkat Kesulitan Derajat Kepentingan
Perkiraan Biaya CUSTOMER REQUIREMENTS
Customer Importance TECHNICAL
REQUIREMENTS
Jumlah Ulir Per Tekanan Pengepresan
Kadar Material Busa Jumlah Per
Dimensi Rangka Kayu Sandaran
0,142 0,073 0,048 0,292 0,258 0,274
3 3
0,070 0,040 0,065 0,277 4
0,284 0,025 0,238 0,086 0,174
4 0,040 0,230 0,307 0,063 0,023
3 0,120 0,059 0,036 0,272 0,152
4 17
1 9
2 13
3 4
21 5
11 16
16 18
21 Bentuk Sandaran Persegi Panjang
Derajat Kepentingan
1 - 10 = Kurang penting 11 – 20 = Penting
21 – 30 = Sangat penting
Tingkat Kesulitan
1 = Tidak Sulit 2 = Sedang
3 = Sulit 4 = Sangat Sulit
5 = Mutlak Sangat Sulit
Perkiraan Biaya
1 - 15 = Murah 16 – 30 = Mahal
31 – 45 = Sangat mahal
Dimensi Rangka Kayu Divan
Dimensi Kain Matras 0,123
0,072 0,051
0,251 0,035
0,046 0,202
0,142
0,081 0,327
2 11
11 3
16 16
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 5.5. QFD Fase II Produk Spring Bed 6ft
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.2. Generate Concept: Fault Tree Analysis
Penentuan peningkatan mutu pada produk spring bed ditentukan berdasarkan bobot terbesar dari tingkat kesulitan, derajat kepentingan, dan
perkiraaan biaya. Perbaikan yang akan dilakukan pada bagian produksi terkait dengan jumlah ulir pada per dan dimensi rangka kayu sandaran.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Ulir Per
Kesalahan dalam pemilihan bahan
Kesalahan dalam Pembuatan Ulir Kawat
Per
Operator salah dalam memilah
barang digudang Kesalahan
dalam proses pemilihan jenis
bahan
Operator kurang peka
Kurang informasi
Tidak adanya
standar bahan
Kesalahan dalam
pemilihan supplier
Kesalahan dalam pengoperasian mesin
ulir Proses Produksi
yang Tidak Standar
Operator tidak memasukkan
kawat dengan sempurna
Operator lalai dalam
pemotongan ulir
Tidak adanya training
operator
Operator tidak melakukan
inspeksi jumlah ulit
1 2
3 4
5 6
7 8
P A P B
P 1 P 2
P 3 P 4
Gambar 5.6. Fault Tree Analysis Pada Perakitan Jumlah Ulir Per
Universitas Sumatera Utara
Dimensi Rangka Kayu Sandaran
Dimensi kaki rangka kayu sandaran
Dimensi rangka kayu sandaran tidak sesuai
dengan rangka divan
Kesalahan dalam mengukur kayu
rangka sandaran Kesalahan dalam
memotong kayu rangka sandaran
Tidak adanya pola rangka
sesuai jenis springbed
Operator tidak teliti
dalam mengukur
Mesin gerinda yang
aus
Operator tidak menggunakan
kacamata sehingga terjadi
ketidakakuratan pemotongan
11 12
13 14
P C P D
P 5 P 6
P 7 P 8
Operator tidak teliti dalam
menggergaji kaki sandaran
Operator tidak melihat petunjuk
spesifikasi springbed yg
akan dibuat 9
10
Gambar 5.7. Fault Tree Analysis Pada Dimensi Rangka Kayu Sandaran
Universitas Sumatera Utara
I-69 Rekapitulasi perhitungan probabilitas resiko kegagalan perakitan dapat
dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Rekapitulasi Perhitungan Probabilitas Resiko Kegagalan dalam Proses Perakitan Produk Spring Bed 6ft
Top Event Faktor Penyebab
Nilai Probilitas
Jumlah Ulir Per Kesalahan dalam pemilihan bahan
PA = 0,7580
Kesalahan dalam pembuatan ulir kawat per
PB = 0,0413 Dimensi rangka
Kayu Sandaran Dimensi kaki rangka kayu sandaran
PC = 0,4930 Dimensi rangka kayu sandaran tidak
sesuai dengan rangka kayu divan PD = 0,0665
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Perhitungan probabilitas dengan menggunakan metode FTA diatas didapatkan risiko probabilitas kegagalan terbesar yaitu kegagalan dalam pembuatan ulir per
yang mengakibatkan kurang elastisnya produk spring bed yang dihasilkan. Hasil perhitungan probabilitas menunjukkan bahwa pemilihan bahan merupakan sebuah
kesalahan yang paling sering dilakukan oleh perusahaan. Hal ini mengakibatkan kurang baiknya kualitas produk yang dihasilkan.
5.1.2.3. Virtual Modelling Virtual modelling
merupakan model yang dibuat dengan bantuan software
CAD atau Computer Aided Design dari konsep yang dihasilkan yang mewakili karakteristik kunci dari konsep sehingga dapat dievaluasi dengan
berbagai pertimbangan. Software CAD yang digunakan untuk membuat model spring bed
6ft adalah AutoCAD 2010. Virtual modelling digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
membantu evaluasi konsep sebagai acuan dalam pembuatan modul yang mengacu pada desain terpilih pada spring bed 6ft.
Gambar 5.8. Virtual Modelling Produk Spring Bed 6ft
5.1.2.4. Evaluate Concept: Pembuatan Module
Tahap evaluate concept dilakukan untuk merumuskan konsep pengembangan produk berdasarkan kategori desain terpilih dan karakteristik part.
Hal ini dilakukan untuk mengelompokkan part kritis yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dengan kualifikasi desain yang sama sehingga ketika terjadi
perubahan atau penyesuaian pada bagian desain, yang dilakukan hanya melihat modul yang ada dalam perumusannya.
200 cm 180 cm
25cm 90 cm
Universitas Sumatera Utara
Spring Bed 6ft
Module 2 Module 1
Tekanan Pengepresan Kadar Material Busa
Jumlah Ulir pada Per Jumlah Per
Module 3
Dimensi Rangka Kayu Sandaran
Dimensi Rangka Kayu Divan
Dimensi Kain Matras
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 5.9. Product Module Spring Bed 6ft
Module 1 merupakan modul yang dengan aktivitas yang berada pada
bagian pembuatan per spring. Module 2 merupakan modul yang merupakan aktivitas pada departemen pembuatan busa. Module 3 merupakan aktivitas pada
departemen quality control
5.1.2.5. Integrate Concept
Integrasi konsep didasarkan pada hasil evaluate concept yang terdiri dari tiga module produk spring bed 6ft. Konsep rancangan yang dihasilkan
mengelompokkan komponen-komponen kritis dari produk spring bed 6ft menjadi tiga substruktur.
1. Module 1 merupakan aktivitas dari bagian pembuatan per spring. Komponen- komponen tersebut berpengaruh terhadap atribut produk terpilih yaitu
mengenai pemlihan bahan per dan pembuatan ulir per. Module ini merupakan tanggung jawab bagian purchasing karena berhubungan langsung dengan
Universitas Sumatera Utara
supplier dan bagian produksi yang berhubungan langsung dengan proses
produksi pembuatan per dan perakitan per.
Input : Material : Kawat
diameter 2,24mm Man : Purchasing,
Production
-Bagian logistic mengadaan bahan Kawat diameter 2,24mm
Bagian penerimaan bahan melakuan pemeriksaan terhadap
Kawat diameter 2,24 mm
Apakah kualitas sesuai dengan standar
perusahaan Tidak
Selesai Ya
Mulai
Material sesuai dengan standar
perusahaan
Gambar 5.10. SOP Module I
Universitas Sumatera Utara
2. Module 2 terdiri dari tekanan pengepresan dan kadar material busa. Komponen- komponen tersebut berpengaruh pada kekuatan bahan terhadap menahan beban
dan per spring bed. Penggunaan Polly Propylin Glykol PPG untuk penentuan kepadatan busa menjadi tanggung jawab bagian produksi, logistik, dan quality
control dalam eksekusinya.
Input : Material : Polly P ropylin
Glikol PPG, silikon, melion clorida, air
Man : Logistic, Quality control, Production
-Bagian logistic mengadaan bahan Polly Propylin Glikol
PPG, silikon, melion clorida, air
Bagian Quality Control - Melakukan pengecekan
terhadap kualitas bahan baku -Melakukan pengecekan
terhadap ketahanan busa
Apakah kualitas sesuai dengan standar
perusahaan Tidak
Selesai Ya
Mulai
Busa sesuai dengan standar perusahaan
Bagian Production -Melakukan Proses Produksi
sesuai dengan komposisi yang ditetapkan
Gambar 5.11. SOP Module II
Universitas Sumatera Utara
3. Module 3 terdiri dari dimensi rangka kayu sandaran, dimensi rangka kayu divan, dan dimensi kain matras. Komponen-komponen ini mempengarhui
karakteristik teknis yaitu akurasi dimensi. Akurasi dimensi dicanangkan oleh bagian quality dan diterapkan oleh bagian marketing, desain dan bagian
produksi.
Input : Material : Kuesioner,
Gambar Teknik, Alat ukur Man : Marketing, Product
Design Produksi
Bagian Product Design - Membuat gambar teknik
- Membuat prototype produk
-Melakukan evaluasi desain
Bagian produksi - memeriksa hasil
rancangan sesuai dengan Toleransi mesin dan
peralatan yang tersedia dilantai produksi
Apakah sesuai dengan toleransi perusahaan
Tidak
Selesai
Ya
Bagian Marketing - Melakukan survei sesuai
Customer Requirement
Mulai
Output : Dimensi produk
Gambar 5.12. SOP Module III
Universitas Sumatera Utara
Untuk itu, perlu adanya revisi pada bagian komunikasi antar departemen guna memperkuat fungsi module yang telah dibuat agar terjadinya integrasi
informasi antara bagian-bagian dalam perusahaan terutama pada bagian desain dengan bagian produksi.
Gambar 5.13. Cross Team untuk Desain Produk
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Concurrent Engineering Phase I: Project Planning