2.3 Kerangka Konseptual
Dari landasan teori dan penelitian terdahulu, maka yang menjadi variabel- variabel dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, likuiditas, dan umur
obligasi sebagai variabel independen bebas. Sedangkan peringkat obligasi sebagai variabel dependen terikat.
Pada prinsipnya leverage memberikan gambaran tentang tingkat kecukupan utang perusahaan, artinya seberapa besar porsi utang yang ada di
perusahaan jika dibandingkan dengan modal atau asset yang ada Gumanti, 2011: 113. Leverage yang merupakan pengukur tingkat proporsi penggunaan utang
untuk kegiatan investasi. Jika perusahaan memiliki kesempatan utang maka dapat menambah manfaat perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha. Proporsi utang
yang baik adalah adanya keseimbangan antara hasil utang dengan kemampuan pelunasan kewajiban perusahaan. Penelitian Burton, et al., dalam Raharja dan
Sari, 2008 menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap rating obligasi. Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar risiko
kegagalan perusahaan. Semakin rendah rasio leverage perusahaan semakin baik peringkat obligasi yang diberikan terhadap perusahaan Magreta, 2009: 27.
Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan dalam menghasilkan laba Gumanti, 2011: 112. Profitabilitas yang tinggi pada
perusahaan mencerminkan kinerja yang baik. Penerbit obligasi yang memiliki profitabilitas tinggi akan berperingkat baik karena laba yang dihasilkan dapat
digunakan untuk melunasi kewajiban. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh
Universitas Sumatera Utara
laba. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba dengan rata-rata aktiva yang dimiliki perusahaan Manurung, et al., 2011: 67. Apabila laba perusahaan tinggi,
maka akan memberikan peringkat yang naik pula sehingga variabel ini dikatakan dapat mempengaruhi peringkat obligasi.
Rasio likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya Gumanti, 2011: 112. Tingkat likuiditas yang tinggi
menandakan pelunasan kewajiban jangka pendek yang baik. Apabila kemampuan melunasi utang jangka pendek baik maka setidaknya kemampuan perusahaan
untuk melunasi utang jangka panjang juga semakin baik. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan keuangan perusahaan yang baik, dengan terlunasinya kewajiban
jangka pendek maka mengindikasikan bahwa kewajiban jangka panjang juga dapat terpenuhi. Menurut Burton, et al., dalam Devi, 2007 menyatakan bahwa
tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara finansial akan mempengaruhi prediksi peringkat
obligasi. Jatuh
tempo maturity
adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya Almilia dan Vieka, 2007. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas lima tahun. Obligasi yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam waktu lima tahun. Menurut Andry 2005, obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai risiko yang lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek dari pada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih
lama. Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Umur obligasi
yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade. Adapun kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis