Latar Belakang Masalah Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang obligasi, ekuitas saham, instrumen derivative maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi Darmadji, 2001: 1. Investasi obligasi merupakan salah satu investasi yang diminati oleh pemodal. Hal ini dikarenakan obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari bunga yang akan diterima secara periodik dan pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Bagi emiten, obligasi merupakan sekuritas yang aman karena biaya emisinya lebih murah daripada saham. Selain itu penerbitan obligasi juga untuk menghindari penilaian jelek investor dibandingkan jika perusahaan menerbitkan saham baru Husnan, 2000: 187. Seorang pemilik modal investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Untuk melakukan investasi pada obligasi, selain diperlukan dana yang cukup, pemilik modal juga memerlukan pengetahuan yang cukup tentang obligasi serta diikuti dengan naluri bisnis yang baik untuk bisa Universitas Sumatera Utara menganalisis atau memperkirakan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi investasi pada obligasi. Sebelum ditawarkan, obligasi harus diperingkatkan oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi rating agency. Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Sehingga pemodal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi. Proses peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga rating agency dapat menyatakan layak atau tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan. Kualitas suatu obligasi dapat dimonitor dari informasi peringkatnya. Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT. PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun dalam penelitian sekarang lebih mengacu pada PEFINDO. Aspek penilaian obligasi yang dilakukan PEFINDO berdasarkan pada 3 aspek, namun belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai aspek mana yang lebih diutamakan dalam pemeringkatan. Tujuan penelitian ini adalah menguji salah satu aspek yang digunakan PEFINDO dalam penilaian, yaitu aspek keuangan. Aspek keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variabel Universitas Sumatera Utara profitabilitas, likuiditas, dan leverage. Alasan dipilihnya variabel-variabel tersebut adalah karena variabel tersebut sering digunakan investor dalam mengukur atau menilai kinerja perusahaan. Terdapat beberapa kejadian yang menimbulkan suatu pertanyaan tentang peringkat obligasi yang dinilai oleh agen pemeringkat di Indonesia akurat. Contohnya pada peringkat obligasi Bank Global pada Desember tahun 2004, peringkat obligasi dinilai oleh agen pemeringkat Kasnic dengan A-, kemudian dengan pengumuman Bank Indonesia bahwa izin Bank Global dibekukan peringkat obligasi tersebut diturunkan menjadi D default. Salah satu alasan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat tersebut bias karena agen pemeringkat tidak melakukan monitor terhadap kinerja perusahaan setiap hari, dan agen pemeringkat hanya menilai dari terjadinya suatu peristiwa. Selain itu tidak terdapat penjelasan lebih lanjut dari agen pemeringkat tentang laporan keuangan dan faktor non keuangan dapat digunakan dalam menentukan peringkat obligasi. Selain kejadian tersebut, berikut ini dapat dilihat gambaran suatu data empiris mengenai hubungan variabel-variabel independen dengan peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia. Tabel 1.1 Data Leverage, Profitabilitas, Likuiditas, Umur Obligasi dan Peringkat Obligasi PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TAHUN LEVERAGE DER PROFITABILITAS ROA LIKUIDITAS CR UMUR OBLIGASI PERINGKAT OBLIGASI 2009 2.628 0.0134 2.3670 5 tahun BBB 2010 2.449 0.0201 2.1934 5 tahun BBB 2011 2.462 0.0269 1.0243 5 tahun BBB 2012 2.464 0.0134 2.4078 5 tahun BBB Sumber : PT PEFINDO, 2013 data diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat dilihat indikasi adanya fenomena gap. Pada tahun 2010 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. likuiditasnya mengalami penurunan dari pada tahun sebelumnya, leveragenya menurun, profitabilitasnya mengalami kenaikan, serta lamanya umur obligasi ternyata tidak berkaitan dengan peringkat obligasinya. Sedangkan menurut teori Bringham dan Houston, peringkat obligasi dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, yaitu rasio keuangan dan faktor non keuangan. Kemudian akan dibandingkan dengan rasio keuangan yang terjadi pada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. yang merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak di bidang unggas dan pembudidayaan udang di Indonesia, serta produk pelet ekstraksi kopra untuk digunakan dalam pakan ternak. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1971. Produksi pakan ternak berlokasi di Sidoarjo dan Surabaya. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT PEFINDO rasio keuangan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. seperti yang terlihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Leverage, Profitabilitas, Likuiditas, Umur Obligasi dan Peringkat Obligasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. TAHUN LEVERAGE DER PROFITABILITAS ROA LIKUIDITAS CR UMUR OBLIGASI PERINGKAT OBLIGASI 2009 1.765 0.0134 2.2154 5 tahun BBB+ 2010 1.142 0.0137 2.6297 5 tahun A- 2011 1.349 0.0746 1,5860 5 tahun A 2012 1.295 0.0980 1,8234 5 tahun A Sumber : PT PEFINDO, 2013 data diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 1.2 pada tahun 2011 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. likuiditasnya mengalami kenaikan daripada tahun sebelumnya, leveragenya mengalami penurunan, profitabilitas mengalami peningkatan dan dengan umur obligasi yang singkat ternyata dapat mempengaruhi peringkat obligasinya. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pemeringkatan obligasi dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang didasarkan pada laporan keuangan perusahaan, dengan anggapan bahwa laporan keuangan perusahaan lebih menggambarkan kondisi perusahaan, dan faktor non keuangan, dengan anggapan bahwa faktor non keuangan menggambarkan kondisi di luar perusahaan. Analisis laporan keuangan yang berupa analisis rasio keuangan dan perhitungan statistik dapat dipergunakan untuk mendeteksi under or overvalued suatu sekuritas Raharja dan Sari, 2008. Penelitian terhadap rasio keuangan di Indonesia banyak dihubungkan dengan harga saham ataupun kinerja perusahaan. Sejumlah penelitian yang meneliti peringkat obligasi di Indonesia masih jarang dilakukan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan data obligasi serta pengetahuan para investor terhadap obligasi. Selain itu, Wansley et al. 1992 menyatakan bahwa sebagian besar perdagangan obligasi dilakukan melalui pasar negosiasi over the counter market dan secara historis tidak terdapat informasi harga yang tersedia pada saat penerbitan atau saat penjualan. Dengan tidak tersedianya informasi tersebut membuat pasar obligasi menjadi tidak semeriah pasar saham. Ada beberapa penelitian yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi antara lain Sejati 2010, Almilia dan Devi 2007, Andry Universitas Sumatera Utara 2005, dan Raharja dan Sari 2008. Sejati menyatakan bahwa growth berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Almilia dan Devi 2007 mengungkapkan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi adalah growth dan rasio likuiditas yang diproksikan dengan current ratio. Andry 2005 menyatakan growth, sinking fund, umur obligasi dan auditor berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Raharja dan Sari 2008 mengemukakan bahwa leverage , solvabilitas, profitabilitas, dan produktivitas mempengaruhi peringkat obligasi. Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi peringkat obligasi sangat bervariatif. Untuk itu penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dengan menggunakan variabel leverage, profitabilitas, likuiditas, dan umur obligasi maturity dengan periode sampel yang berbeda. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012 dan memiliki peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO. Peneliti memilih perusahaan manufaktur karena pada umumnya perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang paling dominan di Indonesia dan paling banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis meniliti lebih lanjut kedalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah