II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Pertambangan Seiring meningkatnya kebutuhan bahan mineral dunia pada umumnya dan
Indonesia pada khususnya, meningkat pula dampak terhadap lingkungan, seperti pencemaran pada tanah, udara, air serta tergangunya ekosistem. Ketergantungan
manusia terhadap material-material yang berasal dari bumi tidak dapat dielakkan, seperti kebutuhan akan transportasi, perumahan, peralatan listrik, komputer,
rumah tangga dan seluruh produk industri manufaktur. Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan
batuan tanah. Berdasarkan jenisnya, sumberdaya mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral logam dan mineral non logam yang namun diperoleh dari hasil
pertambangan Noor, 2005. Kebangkitan pertambangan di Indonesia titik awalnya ketika ditandatangani
Kontrak Karya KK pertambangan-pertambangan luar negeri sekaligus sebagai pemodal asing yang masuk ke Indonesia seperti PT Freeport Indonesia Inc dari
USA. Menyusul kemudian dalam kurun waktu 1968-1972, sebanyak 16 perusahaan pertambangan luar negeri seperti ALCOA, Bilton Mij, INCO,
Kennecott, dan US Steel adalah salah satu perusahaan yang menambang bijih besi.
Besi sebagai unsur logam mempunyai kelimpahan nomor dua setelah aluminium. Logam ini sudah dikenal jauh sebelum masehi, tetapi pemisahan
secara besar-besaran baru dilakukan mulai abad ke-17, bersamaan dengan pemanfaatan batu bara sebagai bahan bakar. Bijih besi terdiri dari berbagai
macam, namun dari sekian banyak di alam, yang diusahakan dan memiliki nilai ekonomi tidak banyak, diantaranya adalah macnetit Fe
3
O
4
dengan kadar besi 72,4, hematit Fe
2
O
3
kadar besi 70,0, limonit Fe
2
O
3
.H
2
O kadar besi 59- 63, dan siderit Fe
2
CO
3
dengan kadar besi 48,2. Kotoran-kotoran yang terkandung dalam bijih besi adalah silika, karbonat, fosfor, mangan terutama
dalam bijih hematit, belerang, alumina, air dan titanium Sukandarrumidi, 2007. Dalam prakteknya untuk masing-masing bijih besi dipakai nama lain.
Untuk magnetit disebut sebagi bijih besi hitam, hematit disebut sebagai bijih besi
merah, limonit sebagai bijih besi coklat, dan siderit dipakai nama bijih besi lempung berlapis hitam. Dalam pemanfaatan bijih besi, penambangan dilakukan
berdasarkan jenis endapan. Bijih besi sedimen dan laterit penambangan dikerjakan secara open pit, dengan alat-alat berat, sedangkan untuk bijih macmatit dilakukan
dengan tambang dalam. Proses pemisahan biji besi agar dapat digunakan industri melalui proses mereduksi bijih menjadi pig iron, dan proses pembuatan besi
tuang, besi lunak atau baja Sukandarrumidi 2007.
2.2. Dampak Pertambangan dan Ekosistem