menyebabkan terjadinya penurunan secara total pendapatan masyarakat karena berkurangnya areal usaha dan produktivitas pertanian.
5.2.2. Persepsi Masyarakat
Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu, hal ini mencakup konteks kehidupan sosial,
sehingga merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi sesuatu yang di
alami untuk dipersepsikan, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam kegiatan yang dipersepsikan dan terbentuk gambaran
mengenai suatu keadaan sebagai objek persepsi tersebut Fauzi, 2004.
5.2.2.1 Persepsi Masyarakat Menurut Alasan
Persepsi dan alasan masyarakat terhadap kegiatan pertambangan PT Juya Aceh Mining Tabel 8.
Tabel 8 Persepsi masyarakat menurut alasan terhadap kegiatan pertambangan
Persepsi masyarakat Alasan
Setuju Karena program kerja pemerintah
25,3 Tidak mengganggu ketentraman
5,5 Membuka lapangan kerja
14,3 Dapat memberi nilai tambah bagi pendapatan keluarga
7,7 Mengutamakan tenaga kerja lokal
3,3 Sub Total
56,1
Tidak setuju Tidak peduli terhadap pembangunan sarana, prasarana desa
5,5 Hilangnya lahan perkebunan
11 Hilangnya lapangan pekerjaan sebagai petani
3,3 Tidak adanya program pemberdayaan ekonomi
12,1 Hilangnya akses ke hutan
3,3 Sub Total
35,2 Abstain
Tanpa alas an 8,8
Total 100
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat tiga tipe persepsi dengan berbagai alasan. Persepsi antara setuju, tidak setuju dan abstain terhadap
kegiatan pertambangan bijih besi PT Juya Aceh Mining di daerah mereka.
a. Masyarakat setuju
Seperti terlihat pada Tabel 8 yang menunjukkan bahwa sebesar 56 masyarakat menunjukkan sikapnya setuju dengan kegiatan pertambangan bijih
besi di daerahnya, sikap tersebut didukung dengan berbagai alasan yang berbeda- beda. Sebesar 25,3 masyarakat mengatakan setuju karena merupakan program
pemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat Daya, sehingga patut didukung dan dihornati sebagimana kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Sebanyak 5,5
mengatakan setuju karena keberadaan pertambangan tidak menjadi pengganggu dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari, 14,3 setuju karena mereka
beranggapan dengan adanya kegiatan pertambangan akan membuka lapangan pekerjaan dengan harapan dapat menjadi karyawan di pertambangan, serta sebesar
7,7 berpendapat bahwa dengan hadirnya pertambangan memberikan nilai tambah bagi keluarga karena bertambahnya penduduk dan pekerjaan sehingga
berdampak positif terhadap pedagang, petani, peternak dan lainnya, serta sebesar 3,3 lagi menyatakan setuju karena dalam penerimaan tenaga kerja, perusahan
pertambangan lebih mengutamakan tenaga kerja lokal, hal ini terbukti pada pertambangan bijih besi PT Juya Aceh Mining dari 100 karyawannya 88
diantaranya merupakan penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya Propinsi NAD. b.
Masyarakat yang tidak setuju Persepsi masyarakat yang tidak setuju dengan kehadiran pertambangan bijih
besi PT Juya Aceh Mining di daerahnya adalah sebesar 35,2. Alasan masyarakat mengatakan tidak setuju terdiri dari 5,5 masyarakat karena melihat dan
merasakan bahwa sudah setahun lebih kehadiran pertambangan di daerahnya, tidak pernah peduli terhadap pembangunan, baik sarana maupun prasarana yang
ada di Desa Ie Mirah dan Pante Rakyat, melainkan mereka hanya menggunakan saja, seperti jalan desa yang digunakan untuk menuju ke lokasi pertambangan.
Sedangkan 11 mengatakan tidak setuju karena dengan hadirnya pertambangan mereka kehilangan lahan perkebunan yang selama ini mereka usahakan dan 3,3
kehilangan lapangan pekerjaan sebagai buruh tani yang selama ini bekerja pada lahan perkebunan yang dikonversi ke pertambangan. Sementara pada perusahaan
pertambangan mereka tidak dapat bekerja karena tidak memiliki keahlian.
Sedangkan 12,1 mengatakan tidak setuju karena PT Juya Aceh Mining tidak pernah melakukan program pemberdayaan ekonomi dalam bentuk apapun
untuk masyarakat yang berdomisili di sekitar pertambangan, sehingga mereka menilai keberadaan pertambangan tidak menguntungkan terhadap perekonomian
mereka, dan sebesar 3,3 lainnya ketidaksetujuannya karena hilangnya akses ke hutan, yang kini telah menjadi milik pertambangan, padahal bagi mereka kawasan
tersebut merupakan tempat untuk mencari kayu, sehingga aktivitas yang dulunya mereka lakoni untuk kebutuhan rumah tangga, kini telah hilang.
c. Masyarakat abstain
Keadaan abstain terhadap suatau hal atas pandangan atau persepsi masyarakat merupakan fenomena yang lazim timbul, tidak hanya pada masyarakat
awam namun juga sering terjadi pada kaum yang berpendidikan. Di masyarakat fenomena ini didasari atas ketidakpedulian pada sesuatu kebijakan, mereka
biasanya mengeleluh ketika memang merasa dirugikan dengan dampak langsung yang bersifat negatif dan merasa senang ketika terkena dampak langsung yang
positif. Pada penelitian ini sebayak 8,8 masyarakat bersikap tidak mengemukakan persepsinya terhadap kegiatan pertambangan bijih besi PT Juya
Aceh Mining. Keseluruhan masyarakat saat diwawancara menjawab terserah pada pemerintah dan disambung dengan mengeluarkan kata-kata dalam bahasa aceh
“asai lon bek teupeh, soe pih jih han teu peh ” artinya asal tidak menggangu saya
maka siapapun dia tidak saya ganggu. Berdasarkan ketiga persepsi yang dianalisis dapat disimpulkan bahwa,
persepsi secara umum masyarakat terhadap kehadiran pertambangan bijih besi PT Juya Aceh Mining. Sebanyak 56,1 masyarakat setuju dan mendukung, bersifat
positif dan 35,2 masyarakat tidak setuju dan tidak mendukung yang bersifat negatif, serta 8,8 masyarakat abstain bersifat tidak peduli.
5.2.2.2 Persepsi Masyarakat Menurut Tingkat Pendidikan