Kondisi Alam, Topografi dan Hidrologi

yang sering dijumpai pada hutan sekunder. Kehadiran kelompok tumbuhan seperti Tapu, Kapur dan Lara mengindikasikan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan hutan sudah pernah dieksploitasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat menunjukkan bahwa kawasan hutan sekunder tersebut merupakan areal bekas Izin Pemanfaatan Kayu IPK PT ASDAL yang telah berakhir sekitar tahun 1998 yang lalu. 2. Vegetasi agroforestry. Daerah ini merupakan daerah yang telah berubah dari hutan menjadi daerah yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat mencari nafkah dengan bercocok tanam. Hal ini terbukti dengan vegetasi yang mendominasi kawasan ini antara lain: Pala Myristica sp, Pinang Areca catechu , Kelapa sawit Elaeis quineensis, Durian Durio zebhatinus yang kesemuanya merupakan tanaman yang dibudidayakan. 3. Vegetasi perkarangan. Tanaman yang mendominasi kawasan ini berupa jambu air Syzigium aquaticum, Pisang Musa paradisiacal, Coklat Theobroma cacao , Rambutan Nephelium sp, Melinjo Gnetum gnemon, Sirsak Annona muriceta , Belimbing Averhoa bilimbi, Pepaya Carica papaya, Nangka Arthocarpus integra . Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pada kawasan eksploitasi bijih besi oleh PT Juya Aceh Mining tidak dijumpai hutan primer. Bila ditinjau dari fungsi hutan primer seperti pemelihara iklim, hidrologi, habitat satwa liar, pemelihara siklus biokimia, pemelihara kesuburan dan lainnya, maka fungsi- fungsi tersebut sudah menurun. Akan tetapi dari segi pendapatan masyarakat sebagai tempat berusaha dan secara ekonomi lingkungan vegetasi ini masih memiliki nilai. b. Kondisi Fauna Pada daerah penelitian ada beberapa jenis fauna yang dijumpai, yang secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam Mamalia, Reptilia dan Aves Tabel 3.

4.4. Kondisi Alam, Topografi dan Hidrologi

Dilihat dari sejarah, kawasan penelitian yaitu Kecamatan Babah Rot, memiliki sejarah pahit dalam menerima hukum alam berupa banjir bandang yang terjadi pada tahun 2002 lalu, yang menelan korban jiwa dan harta benda. Kejadian ini diprediksikan sebagai akibat dari hilangnya vegetasi hutan bagian hulu Kabupaten Aceh Barat Daya. Tabel 3 Jenis fauna pada lokasi penelitian Nama daerah Nama ilmiah Keterangan Kelompok Mamalia Kerbau Babalus bubalis Mamalia Peliharaan Babi Sus Scrofa Mamalia Liar Tupai Caloceorus notacus Mamalia Liar Kera ekor Panjang Macaca fascicularis Mamalia Liar Siamang Symphalangus sundactylus Mamalia Liar Kalong protopterus vampirus Mamalia Liar Musang Paradoxurus hemaproditus Mamalia Liar Kambing Capra sp Mamalia peliharaan Anjing Canis canis Mamalia peliharaan Kucing Felis domesticus Mamalia peliharaan Rusa Cervus sp Mamalia Liar Harimau Sumatara Panthera tigris sumatrae Mamalia Liar Kancil Malacocincla sp. Mamalia Liar Landak Hystrix brachyura Mamalia Liar Kelompok Reptilia Kadal Maboyya multifasciata Tidak dilindungi Biawak Varanus salvatorius Tidak dilindungi Tokek Gekko-gekko Tidak dilindungi Ular fiton Sanca molurus Tidak dilindungi Ular mati ekor Trimeresurus sp Tidak dilindungi Kelompok Aves Elang hitam Ictinaetus malayensis Dilindungi burung Cekakak Halcyon chloris Tidak dilindungi Walet sarang putih Collocalia fuchipaga Tidak dilindungi Kentul Kerbau Bubulkus ibis Tidak dilindungi Tekukur Streptopelia chinensis Tidak dilindungi Punai kecil Treron olax Tidak dilindungi Burung Cabee Dicaeum trochileum Tidak dilindungi Alap-alap api Falco moluccencis Dilindungi Layang-layang batu Hirundo taitica Tidak dilindungi Kirik-kirik laut Merops philippinus Tidak dilindungi Kicuit batu Motacilla cinerea Tidak dilindungi Kipasan Rhipidura javanica Dilindungi Burung madu sepah raja Aethopyga siparaja Tidak dilindungi Burung madu kelapa Antreptes malacencis Dilindungi Burung madu sriganti Nectarinia jugularis Tidak dilindungi Burung kepodang Oriolus chinensis Tidak dilindungi Bondol haji Lonchura maja Tidak dilindungi Bondol taruk Lonchura molucca Tidak dilindungi Burung terucuk Pycnonotus goiavier Tidak dilindungi Burung geri kecil Aploinis minor Tidak dilindungi Jalak kerbau Acridotheres javanicus Tidak dilindungi Burung cinenen Orthotomus surtorius Tidak dilindungi Srigunting Dicrurus sp Dilindungi Perling kumbang Aplonis panayensis Tidak dilindungi Burung kucica Capsycus saularis Tidak dilindungi Sumber: LSM YLI dan dokumen AMDAL PT Juya Aceh Mining Dua desa di Kecamatan Babah Rot yaitu Desa Ie Mirah dan Pante Rakyat yang dijadikan sampel penelitian, merupakan daerah yang rawan bencana banjir. Pada Desa Ie Mirah banjir terjadi hampir setiap tahun, menurut hasil pengamatan dan wawancara dengan penduduk yang sudah 30 tahun tinggal di desa tersebut serta dinas kehutanan, banjir ini terjadi karena curah hujan yang tinggi, topografi hulu yang terjal dan berbatu, kondisi hutan bukan primer dan ketidakmampuan sungai Ie Mirah menampung air. Alasan lain adalah daerah serapan berupa lahan gambut di hilir telah dikonversi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Kondisi lain juga dapat dilihat dari tipe rumah panggung yang dibangun oleh masyarakat setempat untuk mengantisipasi banjir yang tiap tahun kerap terjadi, Gambar 3. Rutinitas banjir telah terjadi sejak 30 tahun sebagai dampak dari meluapnya Daerah Aliran Sungai DAS Ie Mirah yang merupakan anak DAS utama Krueng Babah Rot. Wilayah penelitian termasuk ke dalam DAS Krung Babah Rot dengan beberapa sub DAS yang terdapat di kawasan pertambangan bijih besi PT Juya Aceh Mining, salah satunya adalah sub DAS Krung Ie Mirah. Air permukaan di lokasi penelitian berkualitas baik, yaitu jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, jaringan sungai umumnya rapat dan berair hanya pada musim penghujan. Muka air sungai cepat naik manakala hujan turun dan cepat surut setelah beberapa saat hujan berhenti. Masyarakat di wilayah ini menggunakan air sungai dan air pegunungan yang ditampung untuk keperluan hidup sehari-hari mulai dari keperluan MCK sampai konsumsi. Topografi daerah penelitian terdiri dari bentang alam dataran dan perbukitan, kecuraman terdiri atas ringan, sedang hingga berat. Karakteristik topografi sebagian besar berupa perbukitan, hanya sebagian kecil bertopografi datar. Daerah perbukitan menempati bagian timur, tengah dan selatan, disusun oleh rangkaian perbukitan yang memanjang searah dengan sumbu Pulau Sumatra, yaitu berarah barat laut-tenggara dengan elevasi tinggi 500 meter di atas permukaan laut. Sedangkan topografi dataran hanya terletak di bagian utara. Gambar 3 Tipe dan kondisi rumah masyarakat daerah penelitian

4.5. Ketergantungan Masyarakat terhadap Air Bersih