bernilai di atas 60 mm Tabel 2. Wilayah penelitian memiliki suhu udara rata-rata 25,6
C dengan kisaran antara 22,4 C sampai 31,1
C. Kelembaban nisbi udara yang relatif tinggi berkisar antara 79, pada bulan
Agustus hingga 89 pada bulan Januari. Evapotranspirasi potensial bulanan atau penguapan setiap bulan berkisar antara 3,0 mm, pada bulan Januari 4,5 mm, total
penguapan setahun mencapai 23,8 mm. Curah hujan daerah penelitian sebesar 3.877 mmtahun, termasuk kategori bulan basah, dengan distribusi bulanan
terendah hujan 186 mm pada bulan Agustus hingga tertinggi 451 mm pada bulan Januari. Hujan total terbanyak 3.877 mm berakumulasi selama 132 hari. Hari
hujan dengan hujan terendah pada bulan Juli dengan 13 hari dan tertinggi 28 hari pada bulan Januari. Hujan total dalam sehari sering terjadi pada bulan Januari
yang mencapai 16 mmhari. Tabel 2 Data suhu, curah hujan dan kelembaban Kabupaten ABDYA
BulanUnsur Iklim
Suhu C
Min Suhu
C Rata2
Suhu C
Maks ETP
mm RH
HH hari
CH mm
min CH
mm rata2
CH mm
maks Jan 22,6 25 29,3
3 89
28 297
451 629
Feb 22,6 25,2 30,1
3,4 88
24 73
342 538
Mar 22,8 25,6 31,1
3,7 86
25 98
368 741
Apr 22,9 26 31,4 3,7
86 24
245 430
596 Mei 22,6 25,8
31,3 3,4
85 20
209 371
518 Jun 22 25,6
31,2 3,4
83 15
51 274
470 Jul 21,5
25,6 31,7
3,8 81
14 24
217 366
Agt 21,7 25,7 32,2
4,3 79
12 10
186 431
Sep 22,2 25,9 32,3
4,5 81
15 45
234 445
Okt 22,6 25,9 31,7
4 84
21 36
329 573
Nov 22,7 25,7 30,9 3,8
86 25
181 415
709 Des 22,7 25,5
30,5 3,8
86 24
70 260
414 Rata2 22,4 25,6 31,1
3,7 84,5
21 112
323 536
Sumber: Dokumen Amdal PT Juya Aceh Mining
4.3. Kondisi Flora dan Fauna Daerah Penelitian
a. Flora Secara umum kondisi alam daerah penelitian dibagi atas tiga komposisi
vegetasi. 1.
Vegetasi hutan yang didominasi oleh Kuli minyak Litsea glutinose, Medang Dehaosia sp
, Tapu Mancaraga tanarius, Pasang Castanopsis argentea dan Kapur Eugenia acuminatissima. Spesies tersebut merupakan spesies
yang sering dijumpai pada hutan sekunder. Kehadiran kelompok tumbuhan seperti Tapu, Kapur dan Lara mengindikasikan bahwa kawasan tersebut
merupakan kawasan hutan sudah pernah dieksploitasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat menunjukkan bahwa kawasan hutan sekunder
tersebut merupakan areal bekas Izin Pemanfaatan Kayu IPK PT ASDAL yang telah berakhir sekitar tahun 1998 yang lalu.
2. Vegetasi agroforestry. Daerah ini merupakan daerah yang telah berubah dari
hutan menjadi daerah yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat mencari nafkah dengan bercocok tanam. Hal ini terbukti dengan vegetasi yang
mendominasi kawasan ini antara lain: Pala Myristica sp, Pinang Areca catechu
, Kelapa sawit Elaeis quineensis, Durian Durio zebhatinus yang kesemuanya merupakan tanaman yang dibudidayakan.
3. Vegetasi perkarangan. Tanaman yang mendominasi kawasan ini berupa jambu
air Syzigium aquaticum, Pisang Musa paradisiacal, Coklat Theobroma cacao
, Rambutan Nephelium sp, Melinjo Gnetum gnemon, Sirsak Annona muriceta
, Belimbing Averhoa bilimbi, Pepaya Carica papaya, Nangka Arthocarpus integra
. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pada kawasan
eksploitasi bijih besi oleh PT Juya Aceh Mining tidak dijumpai hutan primer. Bila ditinjau dari fungsi hutan primer seperti pemelihara iklim, hidrologi, habitat satwa
liar, pemelihara siklus biokimia, pemelihara kesuburan dan lainnya, maka fungsi- fungsi tersebut sudah menurun. Akan tetapi dari segi pendapatan masyarakat
sebagai tempat berusaha dan secara ekonomi lingkungan vegetasi ini masih memiliki nilai.
b. Kondisi Fauna Pada daerah penelitian ada beberapa jenis fauna yang dijumpai, yang secara
garis besar dapat dikelompokkan ke dalam Mamalia, Reptilia dan Aves Tabel 3.
4.4. Kondisi Alam, Topografi dan Hidrologi