Sarana Dagang Kebijakan Pemerintah Kabupaten Pemalang Terhadap PKL

89

4.2.2 Sarana Dagang

Bentuk dan sarana dagang yang dipergunakan oleh pedagang kaki lima yang berada pada keenam lokasi penelitian adalah sebagai berikut: TABEL IV.10 SARANA DAGANG PKL Sarana Dagang LOKASI Warung Tenda Gerobak kereta drg Pikulan keranjang Gelaran dasaran Kios Meja Jumlah Veteran 2 6 2 10 Sirandu 1 5 6 Re Martadinata 5 1 1 7 Mulyoharjo 1 5 6 Alun-Alun 15 2 17 Kenanga 3 1 4 Jumlah 12 28 4 5 1 50 Persentase 24 56 8 10 2 100 Sumber: Data primer diolah, 2005 Dari tabel IV.10 diatas dapat dilihat bahwa bentuk sarana dagang yang paling banyak dipergunakan adalah bentuk gerobakkereta dorong sebanyak 28 responden 56. Bentuk sarana gerobakkereta dorong merupakan bentuk yang paling mudah untuk dipindahkan, walaupun para pedagang yang memiliki sarana jenis ini cenderung untuk menetap. Bentuk gerobak memudahkan pedagang untuk membawa dagangannya dari rumah ke lokasi berjualan. Biasanya responden PKL yang menggunakan bentuk ini adalah PKL yang berjualan makananminuman siap saji seperti mie ayam, bakso, es kelapa muda serta bubur ayam dan soto. Bentuk sarana dagang yang berupa warung tenda digunakan oleh 12 orang responden 24. Sedangkan berikutnya sarana berupa gelaran sebanyak 4 responden 8 dan kios sebanyak 5 responden 10. Bentuk sarana dagang 90 lainnya sebanyak 1 orang 2 yaitu berupa meja. Bentuk sarana pikulankeranjang tidak ditemukan pada keenam lokasi pengamatan. Pedagang kaki lima yang berada di alun-alun Kota Pemalang paling banyak menggunakan sarana dagang gerobakkereta dorong yaitu sebanyak 15 responden. Hal ini dapat dimungkinkan karena menurut ketua paguyuban pedagang kaki lima, lokasi alun-alun sebenarnya tidak diperbolehkan untuk berjualan pada hari-hari biasa seperti yang tercantum pada Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2002, namun setelah beberapa kali melakukan pendekatan dengan para wakil rakyat dan Bupati Pemalang, akhirnya lokasi ini diperbolehkan untuk berjualan dengan beberapa syarat yang antara lain bentuk sarana dagang yang dipergunakan adalah berupa gerobak dan dilarang menggunakan warung tenda. Pada ruas Jalan R E Martadinata bentuk sarana dagang paling banyak adalah warung tenda sebanyak 5 responden. Bentuk warung tenda paling banyak digunakan di lokasi ini dan menurut ketua paguyuban pedagang kaki lima jalan RE Martadinata yang bernama ”Cinta Damai” telah dibuat seragam berupa kain yang bertuliskan nama warung dan jenis dagangan yang ditawarkan terutama pedagang yang mempunyai bentuk sarana warung tenda. Adanya keseragaman memperlihatkan kerapian bagi yang melihatnya. Kemudian bentuk kereta dorong 1 orang responden yang menjual lauk matang, setelah itu bentuk meja 1 responden menjual berbagai makanan khas jawa seperti klepon, gethuk, goreng-gorengan. Bentuk sarana dagang pada lapangan Mulyoharjo yang dikhususkan menjadi lokasi bagi pedagang kaki lima adalah hampir sama. Bentuk sarana 91 dagang yang ada pada lokasi ini adalah kios-kios yang telah disediakan oleh pemerintah. Bentuk sarana dagang kios hanya dijumpai pada lokasi ini. Sarana dagang yang dipergunakan oleh pedagang kaki lima pada lokasi Lapangan Sirandu kebanyakan adalah gerobakkereta dorong. Pada lokasi ruas Jalan Kenanga bentuksarana dagang yang dipergunakan kebanyakan adalah warungtenda yang menjual jenis makanan, sedangkan bentuksarana dagang yang berupa gerobak pada lokasi ini biasanya merupakan pedagang dengan jenis jasa baik jasa membuat stempel, plat nomor maupun afdruk photo. Untuk lebih jelasnya bentuk sarana dagang yang dipergunakan oleh PKL pada keenam lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 4.2. TABEL IV.11 HUBUNGAN ANTARA JENIS DAGANGAN DENGAN SARANA DAGANG Sarana dagang Jenis dagangan Warung Tenda Gerobak Kereta Dorong Gelaran dasaran Kios Meja Total Makanan 11 18 2 1 32 Rokok 4 2 6 Konveksi 1 1 2 elektronik, vcd,kaset 1 1 2 Jasa 4 4 Kelontong 2 2 4 Total 12 28 4 5 1 50 Asymp. Sig 0,008 Contingency Coefficient 0,658 Kesimpulan : Ada hubungan antara lokasi dengan jenis usaha dan mempunyai keterkaitan yang cukup erat. Sumber: Data primer diolah, 2005 Hasil tabulasi silang antara jenis dagangan dan sarana dagang membuktikan bahwa ada hubungan antara yang jenis dagangan dengan bentuk 92 sarana dagang dan memiliki hubungan yang erat. Jenis usaha makanan menggunakan sarana berupa warung, gerobak dan lainnya. Sedangkan jenis usaha rokok menggunakan sarana gerobak dan dasaran. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa bentuk sarana dagang berhubungan dengan jenis dagangan yang dijual. 93 Sarana dagang paling banyak pada Ruas Jalan RE Martadinata adalah warung tenda Sarana Dagang paling banyak pada Ruas jalan Kenanga adalah warung tenda Pada ruas jalan Veteran sebagian besar PKL menggunakan sarana gerobak dan dasaran. Sarana dagang paling banyak pada Alun-alun adalah gerobak. Sarana dagang paling banyak pada Lapangan Mulyoharjo adalah kios. Lapangan sirandu dipenuhi PKL dengan sarana dagang gerobak. Sumber : Hasil Penelitian, 2005 GAMBAR 4.2 SARANA DAGANG PKL PADA KEENAM LOKASI 94

4.2.3 Pola Peyebaran dan Pengelompokkan Pedagang Kaki Lima