Persepsi Masyarakat Terhadap Pengaturan PKL

124 sebelum menentukan pilihannya. Sementara itu masyarakat yang berpendapat PKL sebaiknya berjualan dengan jenis dagangan yang sama mengemukakan alasan agar mudah dicari oleh konsumen. Karena mungkin telah diketahui bahwa lokasi ini merupakan tempat berjualan suatu barang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat cenderung berpendapat pengaturan PKL sebaiknya tidak dikelompokkan menurut jenis dagangannya, karena disamping akan mengurangi persaingan antar pedagang itu sendiri juga akan memudahkan masyarakat untuk melihat-lihat keberagaman dagangan PKL sebelum konsumen memutuskan untuk membelinya.

4.6.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengaturan PKL

Dari hasil survai primer diketahui bahwa sebagian masyarakat berpendapat bahwa perlu diadakan pengaturan PKL pada keenam lokasi tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL IV.33 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGATURAN PKL Perlu Pengaturan Alasan Ya Alasan Tidak LOKASI Lebih Teratur Menarik Konsumen Sudah Rapi Perlu biayatenaga Jumlah Veteran 7 2 1 10 Sirandu 4 1 1 6 Re Martadinata 2 2 3 7 Mulyoharjo 1 3 2 6 Alun-Alun 12 3 2 17 Kenanga 3 1 4 Jumlah 29 12 5 4 50 Persentase 58 24 10 8 100 Sumber: Data primer diolah, 2005 125 Dari tabel persepsi masyarakat tentang perlu tidaknya pengaturan kembali PKL, sebagian besar masyarakat 82 41 responden berpendapat perlu adanya pengaturan kembali para PKL dan hanya 18 9 responden yang menyatakan sebaliknya. Hampir pada keenam lokasi sebagian besar masyarakat berpendapat perlunya pengaturan aktivitas PKL. Sementara mengenai hal-hal yang perlu diatur dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL IV.34 HAL-HAL YANG PERLU DIATUR Yang perlu diatur LOKASI Jenis Dagangan Sarana Dagang Waktu Tempat Jumlah Veteran 6 4 10 Sirandu 4 2 6 Re Martadinata 1 3 3 7 Mulyoharjo 3 2 1 6 Alun-Alun 3 6 4 4 17 Kenanga 2 2 4 Jumlah 3 20 11 16 50 Persentase 6 40 22 32 100 Sumber: Data primer diolah, 2005 Menurut masyarakat, hal yang perlu diatur adalah sarana dagang, tempat usaha, kemudian waktu dan jenis dagangan. Sedangkan sarana dan prasarana yang ada menurut masyarakat masih belum cukup. Seperti listrik, tempat parkir, air bersih, sampah pada keenam lokasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah melalui Keputusan Bupati Nomor 14 Tahun 2003 mengenai Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2002 belum dapat memenuhi kebutuhan kegiatan PKL, setidaknya dari hasil survai primer seperti terlihat pada tabel berikut: 126 TABEL IV.35 FASILITAS UMUM YANG PERLU DITAMBAH Fasilitas umum yang perlu ditambah LOKASI Listrik Air bersih Tempat Sampah Parkir Toilet Jumlah VETERAN 1 2 2 5 10 SIRANDU 2 2 2 6 RE MARTADINATA 4 1 2 7 MULYOHARJO 2 2 2 6 ALUN-ALUN 2 2 2 7 4 17 KENANGA 2 1 1 4 Jumlah 9 10 8 12 11 50 Persentase 18 20 16 24 22 100 Sumber: Data primer diolah, 2005 Pada ruas jalan Veteran menurut persepsi masyarakat, fasilitas utama yang perlu ditambah adalah, tempat parkir. Hal ini dikarenakan pada ruas jalan Veteran sering dilalui oleh kendaraan umum dan tempat parkir yang sedianya disediakan di depan toko dan kios-kios telah diisi oleh pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya pada tempat tersebut. Sedangkan pada Lapangan Sirandu fasilitas umum yang perlu ditambah adalah air bersih, tempat sampah dan toilet. Pada ruas jalan RE Martadinata sebagian besar responden menyatakan fasilitas yang perlu ditambah adalah jaringan listrik, begitu juga dengan responden pada ruas jalan Kenanga. Masyarakat juga menginginkan penerangan yang cukup pada lokasi PKL. Menurut responden yang berada di Alun-alun kota Pemalang tempat parkir belum mencukupi sehingga apabila masyarakat berbelanja pada lokasi ini akan memarkir kendaraan pada jalan raya. Saat ini dari keenam lokasi yang ada, lapangan Mulyoharjo adalah lokasi yang telah memiliki sarana pendukung yang lebih lengkap. Jaringan listrik, tempat 127 parkir, air bersih dan Toilet telah ada. Namun menurut beberapa responden, air bersih dan toilet tidak berfungsi dengan baik.

4.6.6 Persepsi Masyarakat Terhadap Kesesuaian Lokasi