51 5.
PKL dalam memilih suatu lokasi biasanya akan memilih lokasi yang berada pada ruang-ruang kota yang cukup strategis dalam arti dekat dengan
keramaian atau mudah dijangkau pembeli. 6.
PKL dalam
memilih suatu
lokasi untuk
aktivitasnya akan
mempertimbangkan beberapa hal yaitu: orientasi kepada konsentrasi konsumen, pertimbangan terhadap kedekatan lokasi baik dengan pusat
kegiatan masyarakat, tempat tinggal, sumber bahan baku dan pemukiman penduduk serta adanya kemudahan dalam transportasi
7. Persepsi masyarakat adalah proses untuk mengetahui, merasa dan memahami
PKL melalui hasil pengamatan pancainderanya 8.
Preferensi PKL adalah pilihan yang lebih disukai oleh PKL terhadap aktivitas dan lokasi.
2.5 Instrumen Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka variabel-variabel yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik PKL yaitu: d. Karakteristik umum yang meliputi: umur, tingkat pendidikan, asal, jumlah
pekerja, lama berdagang, modal, dan penghasilan. e. Karakterisik usaha yang meliputi: jenis dagangan, bentuk sarana dagang,
pola penyebaran, pola pelayanan. f. Karakteristik lokasi aktivitas yang meliputi lokasi aktivitas, status ruang
aktivitas, jenis ruang yang digunakan, luas ruang yang digunakan, alasan pemilihan lokasi.
52 2. Preferensi PKL mengenai kondisi yang diinginkan dalam berdagang, meliputi
pengelompokan PKL, pendapat perlutidaknya pengaturan PKL, hal apa yang perlu diatur dan fasilitas umum apa yang perlu ditambah..
3. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan PKL, meliputi persepsi mereka terhadap keberadaan PKL, apakah ada manfaat atau gangguan yang
ditimbulkan oleh keberadaan PKL, alasan berbelanja di PKL, pengelompokan PKL, pendapat perlutidaknya pengaturan PKL, apa saja yang diatur dan
fasilitas umum apa yang perlu ditambah..
53
BAB III GAMBARAN UMUM PEDAGANG KAKI LIMA
DI KOTA PEMALANG
3.1 Kondisi Geografis Kabupaten Pemalang
Kabupaten Pemalang terletak di bagian utara dan barat wilayah provinsi Jawa Tengah, luas kabupaten ini adalah 111.530 Ha. Secara geografis wilayah ini
terletak pada 109 17’ 30” BT– 109
40’ 30” BT dan 8 52’ 30” LS - 7
20’ 11”. Kabupaten Pemalang, sebagaimana kota-kota di Pantai Utara Jawa
mengalami pertumbuhan yang cepat. Hal ini didukung oleh faktor adanya jalur utara jawa, baik berupa jalan raya maupun jalur rel kereta api yang
menghubungkan Kota Jakarta dengan Surabaya. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang tahun 2002-2012, kawasan yang tingkat
pertumbuhannya cepat di Kabupaten Pemalang menurut kawasannya ada 2 dua yaitu Kota Pemalang di wilayah bagian utara dan Bantarbolang di wilayah bagian
selatan. Keduanya tergolong memiliki pertumbuhan yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan kota-kota disekelilingnya, yang dapat dijadikan potensi
pedorongpemancing pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya. Kota Pemalang yang merupakan ibukota Kabupaten Pemalang adalah pusat koleksi dan distribusi
segala kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Pemalang. Kota Pemalang juga merupakan pusat pelayanan masyarakat.
Berdasarkan RDTR Kota Pemalang BWK I, terbagai menjadi Wilayah Pengembangan BWK Ia, Wilayah Pengembangan BWK Ib dan Wilayah
54 Pengembangan BWK Ic, dengan fungsi ditetapkan sebagai berikut :
- Wilayah Pengembangan BWK Ia
Dengan luas area 1.497,227 Ha, wilayah ini direncanakan berfungsi sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, permukiman dan pendidikan.
- Wilayah Pengembangan BWK Ib
Dengan luas area 969,790 Ha, wilayah ini direncanakan berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa serta pendukung permukiman
- Wilayah Pengembangan BWK Ic
Dengan luas area 1.365,660 Ha, wilayah ini direncanakan berfungsi sebagai pengembangan kegiatan pertanian, perikananan, pendukung permukiman dan
industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
55
56
3.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan RUTR Kota Pemalang