12
1.5 Kerangka Pemikiran
Pertumbuhan penduduk di perkotaan pada akhir-akhir ini meningkat dengan pesat. Pertumbuhan tersebut mengakibatkan bertambahnya tenaga kerja,
sedangkan lapangan kerja terutama sektor formal sangat terbatas. Karena terbatasnya lapangan kerja di sektor formal terbatas, maka sektor informal
menjadi pilihan bagi penduduk untuk dapat mempertahankan kehidupannya. Salah satu sektor informal yang menjadi fenomena di perkotaan adalah pedagang kaki
limaPKL. Kehadiran pedagang kaki lima menjadi dilema bagi pemerintah kota
dalam menata kota. Di satu sisi pedagang kaki lima dapat menjadi pengurang beban pemerintah dalam mengurangi pengangguran, namun di sisi lain adanya
pedagang kaki lima dapat menimbulkan berkurangnya ketertiban dan keindahan kota. Permasalahan tersebut hampir dialami oleh tiap pemerintah kota, tanpa
terkecuali pemerintah Kabupaten Pemalang. Pemerintah Kabupaten Pemalang sendiri telah mengadakan penataan
terhadap para pedagang kaki lima, namun hasilnya masih belum seperti yang diharapkan. Apabila para pedagang kaki lima tersebut direlokasi, maka seringkali
hal tersebut menimbulkan kekecewaan bagi pedagang kaki lima karena pendapatan mereka jauh berkurang.
Menurut Rachbini 1994:24 kebijaksanaan mengenai sektor informal harus diikuti pengetahuan yang baik mengenai keadaan mereka, baik motivasi
maupun aspirasinya. Oleh karena itu untuk menghasilkan suatu kebijakan penataan lokasi pedagang kaki lima yang efektif perlu dilakukan studi mengenai
pedagang kaki lima dengan mengetahui ciri-ciri karakteristik dan preferensi
13 pedagang kaki lima itu sendiri, serta persepsi masyarakat mengenai keberadaan
para pedagang kaki lima. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka langkah pertama yang
dilakukan adalah mengidentifikasi karakteristik pedagang kaki lima serta preferensinya, dilanjutkan identifikasi persepsi masyarakat terhadap keberadaan
PKL. Selanjutnya dilakukan analisis mengenai karakeristik PKL baik aktivitas maupun lokasinya serta preferensi dari PKL. Dilanjutkan analisis terhadap
persepsi masyarakat terhadap keberadaan PKL. Kemudian analisis kesesuaian Perda Nomor 28 Tahun 2002 tentang penataan PKL dengan keadaan pada lokasi
PKL. Selanjutnya dilakukan analisis mengenai hubungan antara preferensi PKL dengan persepsi masyarakat. Guna mendukung analisis, dilakukan kajian literatur
yang berkaitan dengan karakteristik pedagang kaki lima. Melalui pendekatan dan metode penelitian yang tepat diharapkan diakhir
penelitian dapat ditemukan suatu jawaban terhadap research question, sehingga dapat dibuat kesimpulan dan rekomendasi bagi Pemerintah Kabupaten Pemalang
dalam menangani penataan pedagang kaki lima. Adapun gambar kerangka penelitian sebagai berikut:
14
Research Question : Bagaimana karakteristik dan preferensi pedagang
kaki lima pada lokasi yang telah ditetapkan Pemerintah daerah serta persepsi masyarakat terhadap keberadaan PKL tersebut?
KesimpulanRekomendasi
Latar belakang
• Pertumbuhan penduduk di perkotaan yang meningkat dengan pesat • Terbatasnya lapangan kerja pada sektor formal mengakibatkan bertambahnya sektor informal
• Sektor Informal mempunyai sisi positif dan sisi negatif
Rumusan Masalah :
• Peraturan yang ada saat ini belum mengakomodasi kepentingan PKL sehingga masih banyak PKL yang menempati lokasi yang dilarang
• Diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik dan preferensi PKL serta persepsi masyarakat untuk menata PKL
Kajian Pustaka
Karakteristik dan
preferensi
ANALISIS STUDI 1. Karakteristik PKL yang meliputi :
- Karakteristik Umum - Karakteristik Aktivitas
- Karakteristik Lokasi 2. Preferensi PKL
3. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan PKL
4. Analisis kesesuaian Perda Nomor 28 Tahun 2002 tentang penataan PKL
dengan keadaan pada lokasi PKL 5. Analisis hubungan antara karakteristik
dan preferensinya dengan persepsi masyarakat
Identifikasi karakteristik dan preferensi PKL
Identifikasi persepsi masyarakat
Sumber: Analisis Penulis, 2005
14
GAMBAR 1.2 KERANGKA PEMIKIRAN STUDI
15
1.6 Pendekatan dan Metode Pelaksanaan Penelitian