Persepsi Masyarakat Terhadap Gangguan Akibat Keberadaan PKL

122 mendapat kebutuhan sebanyak 5 orang di Veteran; 2 orang di Sirandu, Mulyoharjo, dan RE Martadinata; kemudian 4 orang di Alun-alun; dan 1 orang di Kenanga merasakan hal yang sama. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas PKL memiliki manfaat yang bervariasi bagi konsumennya. Namun intinya adalah adanya kemudahan yang diberikan oleh aktivitas PKL karena keberadaan mereka yang cenderung dekat dengan aktivitas masyarakat.

4.6.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Gangguan Akibat Keberadaan PKL

Pada tabel IV.31 berikut memperlihatkan persepsi masyarakat atas gangguan yang ditimbulkan akibat adanya PKL. TABEL IV.31 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP GANGGUAN AKIBAT KEBERADAAN PKL Gangguan Tidak ada Trotoar sempit Parkir sulit Lingku ngan kotor Jalanan sesak Merasa tidak aman Lainnya Jumlah Veteran 4 1 1 3 1 10 Sirandu 3 1 2 6 RE Martadinata 1 2 4 7 Mulyoharjo 2 1 3 6 Alun-Alun 3 3 1 5 2 1 2 17 Kenanga 1 1 1 1 4 Jumlah 9 9 5 10 9 2 6 50 Persentase 18 18 10 20 18 4 12 100 Sumber: Data primer diolah, 2005 Meskipun PKL telah memberikan manfaat yang tidak sedikit kepada masyarakat, tetapi PKL juga mempunyai dampak negatif berupa gangguan ketidaknyamanan pejalan kaki kerena sempitnya trotoar 18, parkir menjadi 123 sulit 10, lingkungan kotor 10, jalanan yang macet 18, merasa tidak aman 4, dan alasan lainnya 6. Yang dimaksud dengan gangguan lainnya adalah gangguan secara visual yang ditunjukkan oleh tampilan PKL yang tidak teratur dan tidak tertib. Sedangkan 18 masyarakat menganggap bahwa kehadiran PKL tidak memberi gangguan yang berarti. Umumnya masyarakat yang berpendapat demikian adalah masyarakat yang lokasi aktivitasnya belum dipenuhi oleh aktivitas PKL sehingga mereka beranggapan bahwa aktivitas PKL yang ada belum terlalu mengganggu. 4.6.4 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelompokkan PKL dan Alasannya Menurut responden Masyarakat terhadap pengelompokkan PKL dalam usaha berdagangnya dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL IV.32 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOMPOKKAN PKL Kelompok LOKASI Sejenis Bercampur Jumlah Veteran 4 6 10 Sirandu 3 3 6 Re Martadinata 6 1 7 Mulyoharjo 2 4 6 Alun-Alun 3 14 17 Kenanga 1 3 4 Jumlah 19 31 50 Persentase 38 62 100 Sumber: Data primer diolah, 2005 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat 62 berpendapat bahwa penataan PKL sebaiknya bercampur dengan jenis dagangan yang lain dengan alasan untuk mengurangi persaingan antara pedagang itu sendiri dan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk melihat-lihat terlebih dahulu 124 sebelum menentukan pilihannya. Sementara itu masyarakat yang berpendapat PKL sebaiknya berjualan dengan jenis dagangan yang sama mengemukakan alasan agar mudah dicari oleh konsumen. Karena mungkin telah diketahui bahwa lokasi ini merupakan tempat berjualan suatu barang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat cenderung berpendapat pengaturan PKL sebaiknya tidak dikelompokkan menurut jenis dagangannya, karena disamping akan mengurangi persaingan antar pedagang itu sendiri juga akan memudahkan masyarakat untuk melihat-lihat keberagaman dagangan PKL sebelum konsumen memutuskan untuk membelinya.

4.6.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengaturan PKL