Tindakan Hygienis Sanitasi Karakteristik Sapi

hijauan berbeda dengan pakan penguat atau pakan berbiji yang bisa di datangkan dari mana dan kapan saja. 2. Pengadaan pakan hijauan umumnya di hasilkan atau dibeli di lingkungan sekitar. Terkadang jumlahnya sangat berlimpah dan berlebihan bila musim panen lokal namun terkadang juga sangat terbatas dan penyediaannya pun dalam waktu singkat. Volume, kualitas, dan kontinoitas penyediaan hijuan masih belum memadai sebab para peternak masih menggunakan sistem pemanfaatan sisa-sisa atau hasil ikutan tanaman berupa jerami ataupun sisa hasil panen lainnya.

2.3.4. Tindakan Hygienis Sanitasi

Tindakan hygienis ialah usaha penjagaan kesehatan melalui kebersihan agar ternak bebas dari suatu infeksi penyakit, baik virus, maupun parasit. Tindakan hygienis berikut biasa dilakukan oleh para peternak guna membebaskan infeksi penyakit tersebut. 1. Kebersihan Peralatan Menjaga kebersihan dengan cara menyucihamakan peralatan, segala peralatan yang pernah dipakai harus disucihamakan dengan cara: a. Disemprot, disiram, atau direndam dengan cairan desinfektan: Creolin, Lysol, ataupun bahan paten lain. b. Dijemur langsung pada cahaya matahari. c. Disiram atau direndam dengan air mendidih, dan d. Dikapur dinding kandangnya dengan cairan kapur kental atau cat bagian- bagian tertentu dengan teer. Universitas Sumatera Utara 2. Kebersihan Kandang Sangat penting untuk menjaga kebersihan kandang baik dalam maupun di luar kandang. Adapun hal-halyang perlu diperhatikan adalah: a. Kelembaban udara dan lantai harus dihindarkan dengan cara ventilasi kandang diatur secara sempurna dan sinar matahari pagi diusahakan bisa masuk ke dalam kandang. Usahakan populasi ternak sapi di dalam kandang tidak terlalu padat. b. Kotoran di tampung di tempat penampungan khusus yang letaknya agak jauh dari kandang sehingga mengurangi lalat. c. Sisa-sisa pakan yang mungkin berserakan dan juga semak-semak yang tumbuh di sekitar kandang harus dibersihkan. d. Pakan dan air minum harus bersih dan tidak terkontaminasi. e. Kandang dan lingkungan agar tidak lembab, basah atau banyak kubangan air. f. Bersihkan rumput- rumput liar yang ada di sekitar kandang. g. Berantas perantara perkembangan yaitu siput, sebaiknya secara biologi, misalnya dengan pemeliharaan itikbebek. h. Hindari penumpukan sisa pakan. 3. Sistem Pengembalaan Jika menggunakan sistem pengembalaan, hindari lahan pengembalaan becek. Selanjutnya usahakan pengembalaan di lokasi yang bergilir, jangan menggunkan padang pengembalaan yang sama secara terus menerus. Hindari Universitas Sumatera Utara pengembalaan di padang rumput yang diberi pupuk kandang yang tidak jelas asal usulnya. Untuk mencegah perkembangan cacing hati, dapat dilakukan dengan cara menebar copper sulphate di lapangan pengembalaan. 4. Kebersihan Kulit Ternak yang Dipelihara Kulit yang sehat dan bersih saja yang bisa berfungsi dengan baik, sedangkan kulit yang kotor tak bisa berfungsi dengan baik. Kulit menjadi kotor akibat kotoran seperti kulit ari yang mengelupas, serta tebu dan lumpur yang melekat bersama keringat dan lemak kulit. Sedangkan sapi yang selalu berada di dalam kandang biasanya menjadi kotor akibat debu dan kotorannya sendiri. Sapi yang kulitnya kotor bisa menimbulkan radang kulit. Oleh karena itu, untuk menjaga kebersihan kulit ini, ternak sapi perlu dimandikan dan disikat. 5. Kebersihan Petugas Petugas harus mencuci hamakan diri dengan cara mencuci anggota badan denga air hangat dan sabun, kemudian menggosok dengan obat-obatan penyuci hama atau desinfektan. 6. Kebersihan Bahan Pakan dan Kandungann Racun Bahan pakan yang kotor dan beracun akan menggagu kesehatan ternak misalnya: a. Pakan yang kotor akibat keadaan air dan tanah, seperti rumput yang bercampur lumpur karena terkena banjir, pakan yang tercemar akibat hama ulat ataupun tercemar cendawa, serta pakan yang sudah busuk. b. Hijauan yang beracun akibat racun terjadi secara alamiah di dalam tumbuhan itu sendiri sepeti daun koro, faun singkong racun, turi bunga Universitas Sumatera Utara merah, ataupun yang terkena racun kimia akan sangat berbahaya bagi kesehatan ternak.

2.4. Daging

Dokumen yang terkait

Prevalensi Kasus Infeksi Trematoda Di Jaringan Hati Sapi Pada Rumah Potong Hewan Di Medan Mabar Taun 2012

1 51 48

Jenis dan Perbandingan Tingkat Infeksi Cacing Parasit pada Feses Sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Siantar dengan Feses Sapi di Rumah Potong Hewan Medan

0 44 53

Survey Fasciola Hepatica Pada Hati Sapi (Studi Kasus di Rumah Pemotongan Hewan) Kota Semarang Tahun 2007 - UDiNus Repository

0 0 2

Jenis dan Perbandingan Tingkat Infeksi Cacing Parasit pada Feses Sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Siantar dengan Feses Sapi di Rumah Potong Hewan Medan

0 0 14

Jenis dan Perbandingan Tingkat Infeksi Cacing Parasit pada Feses Sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Siantar dengan Feses Sapi di Rumah Potong Hewan Medan

0 0 2

Jenis dan Perbandingan Tingkat Infeksi Cacing Parasit pada Feses Sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Siantar dengan Feses Sapi di Rumah Potong Hewan Medan

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pentingnya Makanan Bagi Kesehatan - Analisis Cacing Hati (Fasciola Hepatica) Pada Hati Dan Feses Sapi Yang Di Ambil Dari Rumah Potong Hewan Di Mabar Medan Tahun 2013

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Cacing Hati (Fasciola Hepatica) Pada Hati Dan Feses Sapi Yang Di Ambil Dari Rumah Potong Hewan Di Mabar Medan Tahun 2013

0 0 8

Analisis Cacing Hati (Fasciola Hepatica) Pada Hati Dan Feses Sapi Yang Di Ambil Dari Rumah Potong Hewan Di Mabar Medan Tahun 2013

1 1 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trematoda Hati 2.1.1 Fasciola hepatica a. Morfologi dan Daur Hidup - Prevalensi Kasus Infeksi Trematoda Di Jaringan Hati Sapi Pada Rumah Potong Hewan Di Medan Mabar Taun 2012

0 0 13