yang harus dijual yaitu 8 orang 66,7, kandang yang memenuhi syarat yaitu 7 orang 58,3, jenis nutrisi yang di gunakan pada ternak sapi yaitu 7 orang 58,3,
jenis pakan yang diberikan pada sapi yaitu 7 orang 58,3, asal paka sapi yaitu 6 orang yaitu 50,0, penyakit yang sering menyerang sapi yaitu 8 orang 66,7,
cara pemeliharaan sapi yaitu 8 orang 66,7, dan pengobatan yang diberikan jika sapi terserang penyakit atau kembung yaitu 9 orang 75,0.
Pada sapi yang sakit dan dalam masa pengobatan tidak akan di potong untuk menghindari penularan penyakit kepada manusia. Kesehatan sapi harus tetap di jaga.
Menurut Saleh 2004 penyakit yang bisa ditulari sapi kepada manusia salah satunya adalah parasit.
5.2. Lokasi Peternakan Sapi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7. diketahui bahwa sebagian besar lokasi peternakan sapi termasuk dalam kategori memenuhi syarat yaitu sebanyak 8
orang 66,7. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6. dimana sesuai dengan pertanyaan yang diajukan pada responden berdasarkan lokasi peternakan sapi di Mabar Medan
bahwa lokasi memenuhi syarat dengan kriteria lahan pengembalaan sapi tidak becek yaitu 9 kandang 75, lahan pengembalaan sapi yang tidak sama secara terus
menerus yaitu 7 kandang 58,3, lahan penegembalaan sapi tidak tercemari pupuk yaitu 10 83,3, membersihkan kanqdang sapi setiap hari 8 kandang 66,7, dan
disekitar peternakan tidak ada pembuangan sampah yaitu 9 kandang 75. Kondisi lingkungan menjadi salah satu indikator yang dapat mempengaruhi
cemaran cacing. Lingkungan yang kotor dan becek dapat menjadi perkembang biakan cacing. Secara umum lokasi peternakan sapi di semua peternakan masih memenuhi
Universitas Sumatera Utara
syarat. Keadaan kandang sapi bersih dan tidak becek, maka akan jauh terhindar dari cemaran cacing. Menurut Dwidjoseputro 2005, salah satu sumber kontaminasi
parasit adalah karna kandang sapi yang kotor, becek tidak terjaga kebersihan kandang sapi tersebut. Sedangkan menurut Saeni 1995 cemaran cacing dapat terjadi apabila
pakan peternak basah yang kemungkinan akan adanya cacing yang berkembang biak.
5.3. Temuan Cacing Hati fasciola hepatica pada Hati Sapi
Berdasarkan Menkes Tahun 2006 tentang maksimum cemaran cacing dalam pangan adalah 0, jika dalam hati sapi terdapat cacing hati maka tidak memenuhi
syarat. Pemeriksaan pada hati dan fases sapi di dasarkan 12 sampel hati dan feses sapi yang di peroleh dari peternakan sapi potong. Peneliti mengambil sampel dari
RPH rumah potong hewan dan mengikuti dari mana sampel berasal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di BTKLPPM Medan, dari 12
sampel yaitu hati sapi yang diperoleh dari 12 peternakan tidak terdapat cacing fasciola hepatica
di Mabar Medan. Karena adanya pemeriksaan rutin dari dokter hewan dimana para ternak diperiksa dan diberi pengobatan sehingga ternak tidak
terinfeksi cacing hati fasciola hepatica.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Temuan Feses Sapi