Komunitas Piara Burung Puyuh
Komunitas Piara Burung Puyuh
Komunitas piara/pemiara burung puyuh merupakan kelompok pemelihara burung puyuh. Komunitas ini lahir secara fenomenal di tengah-tengah masyarakat Lombok sejak tahun 2013. Anggota komunitas ini adalah lapisan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Kelahirannya tanpa direncanakan, tetapi lahir sebagai efek dari kondisi kehidupan yang makin hari makin runyam. Jika dikaitkan dengan teori Bourdieu di atas, komunitas ini lahir sebagai konsekuensi politik yang dibangun para pejabat dan politisi. Kita ketahui bahwa tahun 2013 dan 2014 merupakan tahun politik. Sejak tahun 2013, para politisi sudah memasang kuda-kuda menyambut pesta demokrasi tahun 2014. Semua kalangan bersiap-siap/mengambil ancang-acang. Para politisi mengumbar janji, menebar budi, memasang wajah ramah, tersenyum menyapa setiap orang. Orang-orang tenggelam dalam nuansa euforia pesta demokrasi.
Kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah merasa bosan. Mereka muak dengan janji-janji yang diputar lima tahun yang lalu, tetapi tidak pernah direalisasikan, muak dengan tekanan ekonomi yang terus mendera tiada ampun, muak dengan kemiskinan yang melanda tiada berkesudahan, muak dengan masalah kesehatan, masalah pendidikan, dan lain-lain. Pada gilirannya, mereka lari kepada burung puyuh sebagai tindakan refresh yang menghibur. Daripada mendengarkan ceramah pejabat, janji para politisi, dan pikiran kusut yang tidak bisa diurai, mereka lebih memilih memelihara burung puyuh. Mendengarkan suara burung puyuh lebih nikmat daripada mempercayai “kabar burung”. Kata-kata para pejabat dan politisi diinterpretasi sebagai kabar burung (makna konotatif), sedangkan suara burung puyuh dimaknai secara mendalam sebagai kicauan yang menenteramkan (makna denotatif).
Demokrasi dan Komunitas Piara Burung Puyuh
Hobi baru ini bermula dari orang per-orang yang mempunyai persepsi dan apersepsi yang kurang lebih sama melahirkan aksi piara burung puyuh yang selanjutnya membentuk komunitas. Dengan kalimat lain, komunitas ini merupakan pelarian masyarakat yang sudah jenuh dengan keadaan memuakkan. Para pemiara burung puyuh mencari hiburan dengan memelihara burung puyuh yang lebih “bermakna” meskipun kedalaman makna tersebut dibangun sendiri oleh para pemiara sebagai acuan mengatasi segala persoalan. Pada sisi yang ekstrim bisa dikatakan bahwa kita masih perlu belajar dari burung, paling tidak tentang kejujuran.
Eksistensi pemiara burung puyuh menjadi sesuatu yang fenomenal. Sejak pertengahan tahun 2013 hingga tahun 2014 fenomena piara burung puyuh menggegerkan hampir seluruh elemen masyarakat Pulau Lombok. Kini para pejabat sampai rakyat yang melarat memelihara burung puyuh, bahkan menjadi identitas dan ikon masyarakat Lombok. Sarang burung puyuh marak bertengger menghiasi hampir setiap rumah. Demam burung puyuh menyerang semua kalangan. Orang yang tidak hobi memelihara burungpun ikut- ikutan memelihara burung puyuh. Setiap hari setiap tempat tidak pernah sunyi dari omongan (pelagaq lekong belah) tentang burung puyuh. Dari ujung sebelah utara hingga pesisir pantai selatan Pulau Lombok tidak sunyi dari kicauan khas burung puyuh.
Para politisi tidak menyia-nyiakan momen emas ini. Mereka ikut bergabung menjadi bagian komunitas burung puyuh, bahkan karena kepiawaian politiknya, ia terkooptasi sebagai pengurus komunitas. Lewat komunitas ini mereka secara terselubung atau terang-terangan, langsung ataupun tidak langsung, membentuk opini yang mengarahkan publik kepada partai dan/atau calon legislatif tertentu. Kegiatan berkampanye pun dimulai dan dilakukan pada event lomba burung puyuh yang diadakan hampir setiap malam terutama di tahun 2014. Mereka mulai “blusukan” pada acara lomba burung puyuh yang diadakan. Mereka menjadikan hal ini sebagai media yang cukup efektif untuk mensosialisasikan diri mereka tanpa harus banyak mengeluarkan biaya. Tak jarang, masyarakat kelas atas pun ikut berpartisipasi. Hal tersebut, semakin membuktikan bahwa
Kaum Muda dan Budaya Demokrasi
fenomena ini telah mengakar kesegala lini dan kelas sosial masyarakat pulau Lombok.