Akses Menuju Bangsa Besar

Akses Menuju Bangsa Besar

Dalam usaha memperbaiki nilai-nilai demokrasi Indonesia ke arah yang lebih baik, tentu diperlukan gerakan bersama. Bangsa Indonesia

Pesona Itu Bernama Miniatur Demokrasi Indonesia

harus kembali menghidupkan citra dirinya sebagai bangsa demokrasi yang besar. Nilai-nilai demokrasi ini hendaknya harus dipahami dan dimiliki oleh masing-masing warga negara. Khususnya, untuk para kaum muda yang berpengaruh besar bagi masa depan pembangunan negeri ini.

Demokrasi memiliki berbagai jalur yang harus ditempuh agar dapat merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan bangsa. Menurut hemat penulis, berikut ini adalah beberapa langkah yang sekiranya bisa membawa bangsa kita lebih mewarnai dan membangun miniatur nilai-nilai demokrasi Indonesia ke depannya.

Pertama, pembelajaran dan pendidikan demokrasi dapat dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas-kelas. Misalnya, dengan kerja kelompok. Dengan begitu, tanpa disadari, para siswa telah belajar bagaimana bekerja sama dalam kelompok, memunculkan ide- ide baru dalam menyelesaikan tugas tersebut, sekaligus untuk berani menyatakan pendapatnya kepada siswa lainnya secara bertanggung jawab. Jika kerja kelompok diterapkan dengan kreatif sebagai model pembelajaran di sekolah-sekolah, bagi penulis anak-anak muda ini akan semakin mengerti dan memahami betapa berharganya sebuah ide, pendapat, atau gagasan dari masing-masing orang untuk kemajuan bersama.

Kedua, bagaimana guru dan komunitas sekolah memberikan suatu keteladanan demokrasi bagi anak-anak didiknya. Bagaimana pun juga, seorang anak akan belajar dari sebuah teladan yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, guru dan komunitas sekolah harus dapat menjunjung transparansi nilai-nilai demokrasi yang baik. Seperti, misalnya guru yang terbuka kepada siswanya mengenai kriteria penilaian dalam tugas dan ulangan-ulangan di kelas. Perlunya komunikasi yang baik antara guru dan siswa terkait hasil belajar. Jangan hanya sekadar siswa mengetahui nilai, tetapi tidak mengetahui di mana letak kesalahannya dalam memberikan jawaban di ulangan setiap harinya.

Sekolah juga perlu memberikan informasi keterbukaan, misalnya mengenai anggaran kegiatan sekolah. Termasuk uang gedung, uang kegiatan, uang ujian, dan lain-lain yang harus selalu disosialisasikan.

Kaum Muda dan Budaya Demokrasi

Selain anggaran, keterbukaan sosialisasi peraturan dan fasilitas sekolah lainnya juga harus dilakukan. Sekolah perlu dan terbuka terhadap kritik serta saran yang diberikan oleh siswa maupun orangtua. Dengan begitu, sekolah dapat memberikan teladan mengenai transparansi nilai-nilai demokrasi yang baik bagi para siswa.

Ketiga, perlunya kegiatan rutin pembelajaran berdemokrasi di sekolah-sekolah. Harus ada kegiatan nyata di luar pembelajaran. Misalnya, seperti yang telah diuraikan di awal mengenai rutinitas setiap tahun tentang kegiatan pemilihan ketua OSIS. Salut kepada sekolah-sekolah yang telah menerapkan kegiatan pemilihan ketua OSIS yang demokratis. Hal ini bisa dikembangkan di seluruh sekolah di Indonesia.

Selain itu, sekolah dapat mengadakan acara-acara seperti pemilihan duta sekolah, forum adu pendapat, pentas seni, bahkan lomba-lomba intra-sekolah. Perlunya menghidupkan organisasi seperti OSIS dan komunitas-komunitas ektrakurikuler lainnya, misalnya musik, jurnalistik, olahraga, karawitan, Olimpiade Sains, dan sebagainya. Sebab, demokrasi tidak selalu harus “politik”, tetapi demokrasi adalah menjunjung tinggi suatu kebebasan yang bertanggung jawab.

Keempat, peran pemerintah yang terus memberi ruang dan ekspresi agar pendidikan karakter terus tumbuh dan tersemai baik. Sebab, nilai-nilai demokrasi tentunya merupakan sebuah paket lengkap dari pendidikan karakter itu sendiri. Jangan sampai standardisasi hanya dari segi nilai di atas kertas, tetapi melupakan nilai-nilai hidup yang menjadi kewajiban dunia pendidikan untuk diberikan bagi generasi muda.

Kelima, pendidikan akan nilai-nilai demokrasi adalah pendidikan holistic. Artinya, harus ada kerja sama dari semua pihak selain sekolah yaitu peran keluarga dan masyarakat. Keluarga tentunya memiliki peran yang sangat penting pula. Mengingat seorang anak mendapatkan pendidikan pertamanya dari orangtua mereka. Keluarga hendaknya dapat berperan penting mengajarkan nilai-nilai demokrasi mulai dari keberanian untuk berpendapat, bertanggung jawab, dan terbuka terhadap sesama anggota keluarga lain. Dalam hal

Pesona Itu Bernama Miniatur Demokrasi Indonesia

ini, dibutuhkan kuantitas dan kualitas waktu yang baik antara anak bersama orangtuanya.

Masyarakat pun memiliki peran penting untuk menciptakan suasana lingkungan yang mendukung untuk anak-anak muda agar dapat bertumbuh dengan wawasan demokrasi yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan peran anak muda di lingkungan tempat tinggal. Adanya perkumpulan remaja karang taruna, misalnya, dapat terus dipupuk dan diwujudnyatakan secara lebih konkret. Juga pembentukan komunitas-komunitas lainnya seperti pecinta alam, duta lingkungan, pecinta seni, dan sebagainya. Menciptakan generasi muda yang mengetahui konsep berdemokrasi yang baik, tentunya bukan langkah yang bisa dikatakan mudah. Solusi-solusi di atas merupakan sebuah miniatur konkret indahnya konsep berdemokrasi. Itu semua bukan sekadar angan-angan yang tidak dapat tercapai. Itu semua dapat diwujudkan. Warnailah dan hidupilah nilai-nilai demokrasi sebagai bagian dari life style dan menjadi suatu gerakan bersama yang dahsyat. Oleh karena itu, sudah saatnya kita semua untuk selalu terus menerus membangun dan berteriak lantang: Pesona itu bernama miniatur demokrasi Indonesia.

Demokrasi dan Komunitas Piara Burung Puyuh