Interest Rate Swaps

B. Interest Rate Swaps

Interest rate swaps adalah persetujuan antara dua institusi atau dua pihak untuk bertukar pembayaran bunga – biasanya pihak yang satu membayar bunga tetap dan pihak lain membayar bunga mengambang – dalam mata uang tertentu untuk masa jatuh tempo tertentu pada suatu jumlah tertentu yang telah disetujui.

Jumlah tertentu yang disetujui sering disebut dengan national principal. Coupon swaps adalah interest rate swaps dimana satu pihak membayar pada tingkat bunga tetap (fixed rate) yang dihitung pada saat transaksi dengan spread tertentu terhadap suatu treasury bond, sementara pihak yang lain membayar pada tingkat bunga yang Jumlah tertentu yang disetujui sering disebut dengan national principal. Coupon swaps adalah interest rate swaps dimana satu pihak membayar pada tingkat bunga tetap (fixed rate) yang dihitung pada saat transaksi dengan spread tertentu terhadap suatu treasury bond, sementara pihak yang lain membayar pada tingkat bunga yang

Sedangkan basic swaps adalah perjanjian dua pihak untuk membayar pada bunga mengambang yang berdasarkan pada acuan tingkat bunga yang berbeda. Interest rate swap digunakan oleh perusahaan untuk menyesuaikan beban bunga dengan pendapatan yang diterima.

Contoh Transaksi Swaps Klasik PT Naya, Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti institusi yang melakukan investasi senilai $100 juta yang disebut dengan national principal dengan return tetap 14,25%. Perusahaan membiayai asetnya melalui pinjaman bunga mengambang dari suatu grup bank yang membebani perusahaan 6 bulan LIBOR +

75 basis points (satu basis points sama dengan 0.01%). Utang akan jatuh tempo selam lima tahun dan bunga dibayar setiap enam bulan sekali atau semi annually. Dengan demikian keuntungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga actual di masa datang yang dibayar untuk jangka panjang. Apabila LIBOR beranjak naik akan membebani perusahaan dengan debt service expenses yang besar. Perusahaan akan menderita kapanpun jika LIBOR naik terus hingga melebihi 13.50% (14.25-0.75) pada setiap tanggal dimana perusahaan harus membayar bunga utang.

Melihat risiko yang mengancam profitnya dan kesanggupan perusahaan untuk membayar maka manajer mencari jalan untuk mengatasi hal tesebut melalui swap. PT Naya akan mencoba mendekati swap dealer guna melakukan transaksi.

PT Naya, Tbk dikatakan menghadapi risiko perubahan tingkat bunga apabila bunga utang meningkat. Untuk itu perusahaan harus menyesuaikan beban bunga yang sifatnya variable dengan pendapatan yang sifatnya tetap. Perusahaan katakanlah berhasil mengontak swap dealer, dan dalam negosiasi akhirnya swap dealer setuju untuk membayar kepada perusahaan – misal setiap enam bulan sekali tergantung dengan periode pembayaran bunga utang – sebesar 12.00% sementara swap dealer membayar sebesar LIBOR kepada perusahaan.

Dengan cara demikian maka berapapun nilai LIBOR, perusahaan tidak perlu khawatir karena akan memperoleh pembayaran dari swap dealer. Dengan kata lain PT Naya kini tidak lagi menghadapi risiko perubahan LIBOR. Beban bunga yang semula variable telah diubah menjadi fixed. Sebelum perusahaan melakukan swap, perusahaan tidak dapat memastikan berapa keuntungan yang diperoleh.

Akan tetapi setelah melakukan swap perusahaan dapat memastikan bahwa keuntungannya adalah sebesar 150 basis point atau 1.50%. jika saudara sebagai direktur keuangan, pertanyaannya apakah saudara akan memilih melakukan swap dengan keuntungan pasti sebesar 1.50% atau tidak melakukan swap dengan harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar?

Tentu saja pilihan ini sama baiknya dan sama buruknya. Dalam bisnis dikenal high risk – high return. Tanpa melakukan swaps saudara berharap memperoleh keuntungan yang besar apabila LIBOR turun. Tetapi risiko yang saudara hadapi juga besar, terutama jika LIBOR naik, dengan melakukan swap saudara pasti untung meskipun hanya 1.5%. Bukan berarti bahwa saudara tidak mengalami kerugian, saudara menderita kerugian jika ternyata LIBOR turun.

Artinya ada opportunity loss akibat saudara tidak dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. Di sinilah saudara memperoleh reward karena saudara harus mengambil keputusan. Jangan lupa setiap keputusan yang saudara ambil selalu mengandung risiko. Tentu tidak bijaksana jika saudara mengelola bisnis secara spekulatif. Kunci apakah akan melakukan swap atau tidak sangat ditentukan oleh keyakinan, prediksi saudara tentang arah pergerakan LIBOR di masa datang.

Sekarang mari kita lihat contoh lain yakni PT Bintang, Tbk yang memperoleh pinjaman dalam jumlah yang sama yaitu $100 juta untuk jangka waktu lima tahun tetapi dengan tingkat bunga tetap (fixed rate). Kemudian perusahaan menggunakan dana yang diperoleh dipergunakan untuk membiayai loan portfolio dengan bunga kredit mengambang.

Sebagai perusahaan yang sehat, surat utang PT Bintang, Tbk masuk dalam ranking AAA dan karenanya bunga utang Eurobond yang dijual adalah 11%. Sedangkan loan portfolio yang dikeluarkan oleh perusahaan memberikan pendapatan sebesar LIBOR + 100 basis points.

Seperti halnya PT Naya, Tbk, perusahaan juga menghadapi risiko perubahan tingkat bunga, karena pendapatan yang diperoleh dari loan portfolio sifatnya variable sementara bean bunga utangnya tetap. Jadi laba PT Bintang, Tbk tergantung pada actual floating rate yang diterima dari pinjaman protofolionya. Perusahaan akan menderita kerugian atau kehilangan uang jika LIBOR turun di bawah lebih kecil dari 10.00% (11,00%-1,00%).

Untuk mengurangi risiko PT Bintang, Tbk dapat melakukan swap. Misalnya kesepakatan yang dicapai dengan swap dealer adalah sebagai berikut: perusahaan Untuk mengurangi risiko PT Bintang, Tbk dapat melakukan swap. Misalnya kesepakatan yang dicapai dengan swap dealer adalah sebagai berikut: perusahaan

Dengan demikian perusahaan dapat memastikan keuntungannya sebesar 1.25%. Seperti halnya PT Naya, Tbk, tanpa melakukan swap, maka PT Bintang, Tbk tidak dapat memastikan keuntungan yang diperoleh. Tetapi dengan swap, perusahaan dapat mengunci keuntungan sebesar 1.25%.

Pertanyaannya adalah jika saudara menjadi direktur keuangan, akankah saudara membiarkan perusahaan berada dalam risiko dengan harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar atau saudara akan memastikan keuntungan dengan melakukan swap? Sekali lagi Jawabannya tergantung atas proyeksi pergerakan LIBOR di masa datang dan keberanian saudara menghadapi risiko termasuk risiko saudara kehilangan jabatan jika ternyata keputusan yang saudara ambil salah.

Jadi PT Naya, Tbk melakukan swap dengan swap dealer, begitu pula dengan PT Bintang, Tbk juga melakukan swaps dengan swap dealer. Dalam proses tersebut kedua perusahaan menggeser risiko perubahan tingkat bunga kepada swap dealer. Di situlah kemampuan swap dealer dalam mempertemukan kedua kepentingan. Swap dealer sendiri sekarang tidak lagi menghadapi risiko, dan sebagai intermediary, swap dealer memperoleh spread sebesar 75 bps atau basis point yang sama dengan 0.75%.

Dengan demikian ketiga pihak PT Naya, Tbk; swap dealer dan PT Bintang, Tbk ama-sama memperoleh keuntungan. Tidak ada yang menderita kerugian dalam arti riil. Tetapi sebenarnya masing-masing perusahaan menghadapi opportunity loss jika ternyata LIBOR bergerak berlawanan arah dari yang mereka prediksikan.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah swap tersebut harus melalui swap dealer? Jawabannya adalah tidak harus, hanya saja terdapat beberapa keuntungan melakukan swap melalui swap dealer.

Pertama adalah efisien karena perusahaan tidak harus melakukan shopping dengan mencari sendiri pihak lain yang memiliki kepentingan yang berbeda, dan kedua biayanya lebih murah melalui swap dealer. Persyaratan utama swap ini adalah bahwa national principal dan Durasi utang harus sama antara kedua perusahaan. Di sinilah swap dealer dapat mengkombinasikan satu transaksi dengan dua atau lebih transaksi lainnya. Untuk itu swap dealer memperoleh fee atau pendapatan dari selisih rate yang diterima dan dibayar.

Pemahaman yang sama jika saudara akan melakukan trade ini antara mobil yang saudara miliki dengan mobil jenis lain, tentu sangat efisien dan cepat kalau dilakukan melalui broker, tentu saja diperlukan biaya atau komisi. Siapakah yang dapat bertindak sebagai swap dealer? utamanya yang dapat bertindak sebagai swap dealer adalah primary bank dengan jaringan yang sangat luas. Di situlah kelebihan bank holding company dalam mempertemukan berbagai pihak yang berbeda kepentingannya.

Adapun ketiga pihak tersebut harus memperhitungkan default risk. Karena bisa jadi PT Naya, Tbk ataupun PT Bintang, Tbk di kemudian hari gagal memenuhi kewajibannya. Default risk itu akan diterjemahkan dalam term of payment antar masing-masing.

Dalam kenyataannya sangat mungkin swap itu melibatkan lebih dari satu swap dealer. Semakin panjang rantai swap maka semakin kecil manfaat yang dinikmati masing-masing pihak. Selain itu mungkin saja satu transaksi dipertemukan dengan lebih dari satu transaksi lain oleh swap dealer yang penting total national principal dan durasinya sama.

Bagaimana jika swap tersebut melalui dua swap dealer, maka yang pasti spread yang dinikmati oleh masing-masing pihak akan berkurang. Misalkan swap dealer masing-masing menikmati 40 basis point, sementara PT Naya, Tbk menikmati 140 basis point dan PT Bintang, Tbk menikmati sisanya.

Contoh lain misalkan ada dua perusahaan PT Coco dengan credit rating AAA lebih menyukai utang dengan bunga mengambang. Saat ini perusahaan memperoleh pinjaman dengan bunga tetap sebesar 11%. Apabila perusahaan meminjam dengan bunga mengambang maka perusahaan akan dikenai beban bunga sebesar LIBOR + 0.5%.

Sementara itu PT Bicso dengan credit rating BB lebih menyukai utang dengan bunga tetap. Saat ini perusahaan memperoleh kredit dengan bunga mengambang sebesar LIBOR + 1,5%. Jika meminjam dengan bunga tetap maka PT Bisco akan dikenai bunga utang sebesar 14.5%. Dengan demikian adalah potential cost saving yang dapat dinikmati oleh kedua perusahaan tersebut sebesar 2,50%.

Kedua perusahaan dapat memanfaatkan swap untuk menghemat biaya utang. Caranya adalah PT Coco meminjam dengan bunga mengambang atau floating rate dan kemudian melakukan swap dengan PT Bisco. Sebaliknya PT Bisco meminjam dengan bunga tetap kemudian melakukan swap dengan PT Coco. Swap ini dapat Kedua perusahaan dapat memanfaatkan swap untuk menghemat biaya utang. Caranya adalah PT Coco meminjam dengan bunga mengambang atau floating rate dan kemudian melakukan swap dengan PT Bisco. Sebaliknya PT Bisco meminjam dengan bunga tetap kemudian melakukan swap dengan PT Coco. Swap ini dapat

Sekarang mari kita lihat bagaimana manfaat floating to fixed swap bagi kedua perusahaan. PT Coco secara keseluruhan biaya utang setelah swap adalah sebesar [11,00% + (LIBOR +1,00%) – 12,75] = LIBOR – 0,75%.

Bandingkan jika PT Coco harus meminjam dengan bunga mengambang, maka beban bunga yang harus dibayar adalah sebesar LIBOR + 0,5% jadi ada penghematan sebesar 1,25%. Bagaimana dengan PT Bisco, beban bunga utangnya adalah [12,75% + (LIBOR + 0.5%) – (LIBOR + 1,0%) = 13,25%. Bandingkan jika PT Bisco meminjam dengan bunga tetap, maka harus membayar sebesar 14,5% jadi dapat menghemat sebesar 1,25%.

Dengan demikian kedua perusahaan dapat menghemat beban bunga utang. Tentu saja pihak bank sebagai intermediary juga dapat memanfaatkan swap ini untuk memperoleh fee.