EKSPOSUR DAN RISIKO VALUTA ASING
BAB IX EKSPOSUR DAN RISIKO VALUTA ASING
A. Pendahuluan
Meskipun risiko dan eksposur valuta asing telah menjadi isu sentral menajemen keuangan internasional selama beberapa tahun, masih terdapat banyak kebingungan mengenai karakteristik dan pengukurannya. Pada bab ini memberikan penjelasan tentang karakteristik dan pengukuran risiko dan eksposur, serta menerangkan faktor- faktor yang mempengaruhinya.
B. Pengertian Eksposur Valuta Asing
Eksposure valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil asset, kewajiban, atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestic terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi.
C. Unit Pengukuran Eksposur
Apabila V diukur dalam dolar A.S, sebagaimana jika kita mengukur eksposur dari sudut pandang Amerika Serikat, dan apabila Su diukur dalam dolar per poundsterling, maka eksposur, yakni , akan diukur dalam poundsterling. Hal ini karena dalam unit pengukuran, persamaan (12.1) meliputi $ = ($/£), sehingga = $ + ($/£) = £.
Kenyataan bahwa eksposur diukur dalam unit mata uang asing merupakan bentuk yang paling tepat, seperti yang dapat dilihat dengan memperhatikan kembali contoh kita yang melibatkan deposito dan pinjaman bank yang didenominasikan dalam poundsterling. Dalam kasus deposito bank, ketika kurs secara tak terduga berubah dari $1,50/£ ke $1,70/£, sebuah deposito bank senilai £1 juta pound akan bertambah $100.000. Artinya, dengan mengasumsikan bahwa = 0 dalam persamaan (9.1).
Kita menemukan bahwa eksposur adalah £1 juta. Ini adalah jumlah yang berisiko terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi.
Dalam cara yang sama, eksposur atas uang bank sebesar £1 juta akan menimbulkan kerugian senilai $200.000 saat Su = $0,20/£, sehingga
D. Eksposur Saat Nilai Mata Uang Berubah dan Tak Terantisipasi
Misalkan sebuah real estat Inggris memiliki nilai pasar £1 juta sat kurs $1,80/£. Seandainya kemudian terjadi inflasi yang tercermin baik dalam nilai real estat dan kurs. Secara khusus, misalkan inflasi menyebabkan poundsterling terdepresiasi menjadi $1,60/£, dan nilai properti meningkat menjadi £1,125 juta. Dalam kasus ini nilai dolar dari real estat sebelum terjadi inflasi adalah:
$1,80/£ x £1 juta = $1,8 juta
dan setelah terjadi inflasi adalah:
$1,60/£ x £ 1,125 juta = $1,8 juta
Kita melihat bahwa dengan angka-angka asumsi di atas tidak terjadi perubahan dalam nilai dolar dari real estat Inggris. Dalam bentuk persamaan (9.1), apabila semua perubahan kurs yang diasumsikan merupakan perubahan yang tak terantisipasi, kita akan mendapatkan V dan S u =- $0,20/£ sehingga
0 = (-$0,20/£) + (Persamaan 9.2)
Apabila bernilai nol, maka persamaan (9.2) akan tetap berlaku hanya jika = 0. Artinya, jika nilai poundsterling dari real estat Inggris dan kurs poundsterling berubah secara sistematis, sebagaimana dalam contoh, maka real estat tidak terekspos. Alasannya adalah bahwa perubahan kurs sepenuhnya mengkompensasi perubahan dalam nilai poundsterling dari real estat.
Tentu saja, kami telah merancang sebuah kasus khusus dalam contoh ini, dan apabila dipilih angka-angka yang berbeda kita akan menemukan bahwa real estat akan terekspos oleh perubahan kurs yang tak terantisipasi. Sebagai contoh, jika nilai real estat secara sistematis meningkat dari £1 juta menjadi £1,0625 juta dan terdapat depresiasi kurs dari $1,80/£ ke $1,60/£, maka V = ($1,60/£ x £ 1,0625 juta) – ($1,80/£ x £1 juta)
= -$ 0,10 juta
E. Eksposur Terhadap Beberapa Kurs
Apabila V dapat dipengaruhi oleh beberapa kurs yang berbeda, yang terjadi jika V adalah nilai dari sebuah perusahaan yang memiliki aset dan kewajiban di banyak negara dan dalam berbagai mata uang dan memperoleh pendapatan di banyak
negara dan dalam berbagai mata uang, maka kita dapat menggunakan perluasan dari persamaan (9.1) untuk mengestimasikan eksposur.
Sebagai contoh, apabila V mungkin dipengaruhi oleh kurs antara dolar dibandingkan poundsterling Inggris, mark Jerman, yen Jepang, dan sebagainya, maka kita dapat menggunakan persamaan regresi berganda.
E.1. Eksposur Atas Aset, Kewajiban, dan Pendapatan Operasi “Domestik” Dari sudut pandang Amerika Serikat, kelihatannya objek-objek seperti sekuritas utang dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Amerika Serikat, saham dan obligasi perusahaan Amerika Serikat dan pendapatan operasi dari usaha di Amerika Serikat, tidak terekspos terhadap kurs. Bagaimanapun pendapatan operasi dari usaha di Amerika Serikat tidak terekspos terhadap kurs.
Bagaimanapun juga, ktia tidak ahrus mengalikan nilai objek-objek tersebut dalam mata uang asing dengan kurs yang tidak pasti untuk menghitung nilai dolar A.S-nya. Akan tetapi, kenyataannya adalah bahwa semua objek-objek tersebut kemungkinan besar terekspos terhadap kurs.
Hal ini karena nilai dolar A.S dari setiap objek mungkin dipengaruhi secara sistematis oleh kurs, meskipun kita tidak melakukan translasi ke dalam bentuk dolar. Marilah kita lihat mengapa terdapat eksposur dengan memperhatikan kasus pertama, obligasi pemerintah Amerika Serikat.
E.2. Kesulitan Estimasi Sayangnya, perhitungan eksposur tidaklah sesederhana seperti yang ditunjukkan oleh definisi kita. Hal ini karena eksposur berubah setiap saat. Akibatnya, kita tidak dapat mengumpulkan data nilai V dan Su yang relevan selama periode waktu tertentu dan membentuk persamaan seperti persamaan (9.3). sebaliknya, kita perlu menerapkan teknik yang lain seperti analisis terhadap skenario yang mungkin. Teknik ini melibatkan pengajuan nilai dari V yang mungkin terjadi untuk S u yang mungkin berbeda. Garis regresi kemudian dapat ditarik dari data yang diajukan.
Seperti yang telah diduga sebelumnya, teknik ini memerlukan proses yang agak panjang.
F. Definisi Risiko Valuta Asing
Michaela Adler dan Richard Dumas mendefinisikan risiko valuta asing sebagai varians dari perubahan kurs yang tak terantisipasi. Artinya, mereka mendefinisikan kurs sebagai perubahan yang tidak dapat diperkirakan dan yang dicerminkan oleh varians dasar dari Su, yaitu, var (S u ).
Meskipun definisi dari Adler dan Dumas mampu memperjelas bahwa ketidakmampuan meramal perubahan kurs merupakan titik tolak dalam pengukuran risiko kurs, kami lebih condong untuk mengambil fokus perhatian yang berbeda mengenai variabilitas. Definisi dari risiko kurs yang akan kami gunakan adalah sebagai berikut:
Risiko valuta asing diukur oleh varians dari nilai aset, kewajiban, atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik, yang diakibatkan oleh perubahan kurs yang tak terantisipasi.
G, Eksposur, Risiko dan Hubungan Paritas
Setelah mendefinisikan dan membandingkan risiko dan eksposur kurs, sekarang kita dapat membahas apakah dan bagaimanakah risiko dan eksposur dari suatu objek terkait dengan PPP dan paritas tingkat bunga. Ini akan memungkinkan kita untuk menjelaskan beberapa karakteristik dari risiko dan eksposur yang telah kita singgung, tetapi sampai sejauh ini belum dibahas secara sistematis.
G.1. Eksposur, Risiko, dan Paritas Tingkat Bunga Paritas tingkat bunga tertutup dapat diringkas dalam lingkup dolar-poundsterling dengan persamaan (9.4).
Sisi kanan dari persamaan (9.4) menunjukkan persamaan dolar bagi investor dari sekuritas Inggris yang menjanjikan pendapatan bunga dalam poundsterling yang telah ditutup/dihedging selama n-tahun. Jelas sekali bahwa apabila sekuritas poundsterling dihedging dan dipegang sampai saat jatuh temponya, perubahan kurs yang tak terantisipasi tidak akan mempengaruhi nilai dolar saat sekuritas.
Artinya, sekuritas poundsterling yang telah dihedging tidak akan terekspos dan tidak menghadapi risiko valuta asing. Sesungguhnya, inilah alasan mengapa tingkat keuntungan dari sekuritas tersebut sama dengan tingkat keuntungan sekuritas Amerika Serikat. Akan tetapi, tidak adanya eksposur dan risiko atas sekuritas poundsterling hanyalah karena sekuritas tersebut dikombinasikan dengan kontrak forward, dan karena keduanya dipegang sampai saat jatuh temponya.
G.2. Eksposur, Risiko, dan Paritas Daya Beli Bila paritas tingkat bunga tidak memiliki implikasi bagi eksposur dan risiko, maka situasinya akan sangat berbeda untuk paritas daya beli. Dalam kasus PPP terdapat implikasi bagi eksposur dan risko atas aset riil sepertireal estat dan ekuiti, yang harganya berubah secara sistematis karena perubahan kurs.
PPP juga memiliki implikasi bagi eksposur dan risiko atas pendapatan operasi dari perusahaan yang berorientasi ekspor, yang bersaing dengan produk impor, dan yang menggunakan produk impor. Disini kita akan membahas implikasi dari PPP terhadap aset riil – yang oleh akuntan disebut sebagai aset tetap – secara terpisah dari implikasinya terhadap pendapatan operasi.
G.3. PPP dan Eksposur Aset Riil Kita dapat menyelidiki implikasi dari PPP terhadap risiko dan eksposur aset riil atau aset tetap (real atau fixed assets) seperti real estat dan ekuiti dengan merujuk pada contoh real estat Inggris yang telah dibahas dalam bab ini. Sisi penting dari contoh tersebut dirangkum dalam dua baris teratas dari Tabel 12.1. Tabel tersebut menunjukkan sebuah investasi real estat Inggris yang memiliki nilai £1,8 juta, meskipun terjadi perubahan kurs. Kami menyatakan sebelumnya bahwa apabila siatuasi semacam ini secara sistematis terjadi, maka investasi real estat tidak akan terekspos.
Apa yang tidak kami tunjukkan pada contoh sebelumnya adalah apa yang menyebabkan angka-angka tersebut berperilaku yang mengakibatkan eksposur sebesar nol.
Dalam realitanya, dua fakta empiris memaksa kita untuk memperhatikan kembali tidak adanya eksposur dan risiko atas aset riil seperti real estat:
1. Sebagaimana yang kita lihat dalam Bab 10, PPP tidak terpenuhi/berlaku.
2. Setiap investor real estat individual, atau bahkan real estat pada umumnya, biasanya tidak mengalami perubahan nilai karena laju inflasi secara keseluruhan.
G.4. PPP dan Eksposur Operasi Seperti yang telah kami kemukakan, PP memiliki implikasi terhadap eksposur dari pendapatan operasi perusahaan yang berorientasi ekspor, bersaing dengan produk impor dan yang menggunakan produk impor. Eksposur seperti ini disebut eksposur operasi (operating exposure), dan risikonya disebut risiko operasi (operating risk).
Secara khusus, eksposur operasi adalah sensitivitas dari pendapatan operasi terhadap perubahan kurs yang tak terantisipasi. Demikian pula, risiko adalah varians dari pendapatan operasi yang secara langsung disebabkan oleh perubahan kurs yang tak terantisipasi.
Risiko dan eksposur operasi melibatkan pengaruh kurs terhadap profitabilitas perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Ktia perlu berhati-hati membedakan risiko dan eksposur operasi dari pengaruh kurs terhadap nilai dolar dari piutang dan utang dalam mata uang asing. Piutang dan utang memiliki nilai pari tetap, merupakan aset dan kewajiban lancar, dan mempunyai risiko dan eksposur seperti yang terdapat pada simpanan dan utang bank dalam mata uang asing.
Di sisi yang lain, pendapatan operasi tidak memiliki nilai pari tetap. Sesungguhnya, sebagaimana yang akan kita lihat, eksposur operasi bergantung pada faktor-faktor seperti elastisitas permintaan bagi impor atau ekspor, harga masukan (produksi) yang bergantung pada kurs, fleksibilitas produksi untuk merespon permintaan yang dipengaruhi oleh kurs, dan mata uang referensi untuk menghitung pendapatan operasi.