PENGELOLAAN SISTEM KEUANGAN INTERNASIONAL
D. Persyaratan Pembiayaan
Manfaat dari memindahkan dana dalam bentuk dividen tergantung pada perbedaan opportunity cost dari unit-unit perusahaan. Afiliasi yang harus meminjam dana karena kekurangan dana, biasanya mempunyai opportunity cost yang lebih tinggi dari afiliasi yang kelebihan kas. Selain itu, dijumpai pula keadaan, ada subsidiary yang mempunyai akses ke sumber keuangan yang murah, sedangkan yang lain tidak punya sumber dana dan hanya bisa meminjam pada tingkat bunga yang tinggi.
Yang dilakukan induk perusahaan adalah menetapkan dividen payout rate yang tinggi terhadap subsidiary yang mempunyai opportunity cost yang relatif rendah dan dividen payout rate yang rendah untuk unit-unit yang harus meminjam dengan biaya yang tinggi.
D.1. Exchange Control Negara-negara yang mempunyai masalah dalam neraca pembayarannya akan menghambat pembayaran dalam bentuk dividen keluar negeri. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan membuat catatan dividen yang konstan. Catatan tersebut dirancang untuk menunjukkan bahwa pembayaran dalam bentuk dividen tersebut D.1. Exchange Control Negara-negara yang mempunyai masalah dalam neraca pembayarannya akan menghambat pembayaran dalam bentuk dividen keluar negeri. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan membuat catatan dividen yang konstan. Catatan tersebut dirancang untuk menunjukkan bahwa pembayaran dalam bentuk dividen tersebut
Beberapa perusahaan bahkan membuat dividend payout ratio yang seragam dan menjadikannya sebagai pola global untuk meyakinkan pemerintah setempat bahwa afiliasinya mempunyai kewajiban membayar kepada para pemegang saham.
D.2. Joint Venture Joint venture mengakibatkan hambatan bagi MNC untuk menyesuaikan kebijakan dividen akibat faktor global. Perspektif MNC yang jangka panjang sering bertentangan dengan perspektif partner lokal yang menginginkan payback period yang pendek dan menuntut MNC membayar tarif yang tinggi.
Joint venture merupakan strategi untuk melakukan penetrasi pasar dengan risiko yang rendah. Hal itu disebabkan karena partner lokal dapat meningatkan posisi tawar investor asing dan sekaligus sebagai tameng agar tidak dinasionalisasi.
Joint venture ini hanya dapat dilakukan apabila intangible asset yang merupakan competitive advantage perusahaan asing dapat ditransfer tanpa melakukan modifikasi dan ditulis untuk diserahkan kepada orang lain. Tetapi jika advantage yang dimiliki itu melekat di produknya tanpa harus dimodifikasi, maka ekspor atau foreign direct investment menjadi pilihan terbaik. faktor adalah perlu tidaknya memberikan after sales service sebagai contoh untuk barang-barang industri; jika diperlukan maka foreign direct investment lebih tepat daripada eksport. Joint venture atau sering lebih popular dengan istilah aliansi strategik lebih tepat jika risikonya relatif tinggi. Bahayanya adalah jika dikemudian hari partner tersebut menjadi real competitor dengan membuat produk sejenis.
D.3. Modal Sendiri atau Hutang MNC umumnya lebih suka berinvestasi dalam bentuk pinjaman dari pada modal sendiri, karena beberapa alasan:
a. Perusahaan biasanya punya kebebasan yang luas untuk merepatriasi dana dalam bentuk bunga dan pelunasan hutang dari pada dalam bentuk dividen atau pengurangan modal sendiri, karena kedua hal terakhir tersebut biasanya dikenai pengawasan pemerintah.
b. Kemungkinan mengurangi pajak dimana pembayaran bunga pinjaman biasanya merupakan pengurangan pajak di negara tuan rumah, sedang dividen tidak b. Kemungkinan mengurangi pajak dimana pembayaran bunga pinjaman biasanya merupakan pengurangan pajak di negara tuan rumah, sedang dividen tidak
Masalah yang timbul dalam memutuskan apakah sebaiknya menggunakan modal sendiri atau utang adalah menyangkut tentang biaya modal. Untuk mengestimasi biaya modal sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah. Misalkan kita menggunakan
CAPM untuk mengestimasinya – k c =k rf + (k rm –k rf ); maka kita memerlukan informasi tentang koefisien beta. Dalam kondisi pasar yang semakin terintegrasi tentu sangat sulit mengestimasi koefisien beta. Selain itu pasar modal dunia kini menjadi sangat rentan terhadap gejolak yang dapat terjadi setiap saat. Begitu pula dengan estimasi biaya utang. Bottom line untuk menentukan biaya utang adalah pengukuran risiko. Seperti halnya pengukuran beta, pengukuran risiko utang juga merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
Perusahaan multinasional dalam prakteknya memanfaatkan jasa konsultan untuk menentukan sumber pembiayaan yang tepat. Ketiadaan sumber pembiayaan dari dalam perusahaan – laba ditahan ataupun modal sendiri – maka alternatif berikutnya adalah utang. Memang sesuai dengan trade-off theory, utang merupakan sumber pembiayaan dengan biaya yang paling rendah. Hal itu disebabkan kerena dilihat dari sudut pandang investor/kreditor, risiko yang dihadapi relatif lebih rendah dari pada risiko yang dihadapi oleh investor pemegang saham.
Oleh karena itu investor pemegang saham akan menghendaki tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibanding dengan investor pemberi pinjaman. Apabila perusahaan memutuskan untuk menggunakan utang maka pertanyaan berikutnya muncul, haruskah meminjam dalam bentuk hard currency atau soft currency?
Pedoman umum yang berlaku adalah bahwa perusahaan sebaiknya meminjam dalam bentuk soft currency atau mata uang yang di masa datang diprediksian akan mengalami depresiasi.
Tugas yang dihadapi oleh eksekutif keuangan internasional adalah mengkoordinasikan penggunaan bermacam-macam hubungan keuangan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Tugas-tugas tersebut meliputi tempat keputusan nilai saling berhubungan, yaitu: berapa yang harus dibayar, kapan pembayaran tersebut, kemana harus dibayar dan metode transfer apa yang digunakan.
Untuk memperoleh manfaat dari sistem keuangan internalnya, perusahaan harus mengembangkan analisis yang sistematis dan komprehensif terhadap pilihan pembayaran dan hubungannya dengan cost dan benefits. MNC umumnya mengembangkan keputusan berdasarkan “kepuasan” dari pada optimasi dalam menggunakan sistem transfer keuangan internal.
Hal ini karena kompleksnya hubungan keuangan internal tersebut. Tidak bisa dilakukannya optimasi bukan berarti mengandung banyak biaya, keran kebanyakan aliran dana telah mengandung biaya-biaya tersebut. Jadi tujuan dari analisis sistematis dan komprehensif adalah profit improvement, bukan optimasi sistem. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi MNC dalam memperoleh manfaat dari sistem transfer keuangan internal meliput:
a. Jumlah hubungan keuangan. Karena setiap saluran keuangan mempunyai cost dan benefit yang berbeda, maka semakin banyak pilihan saluran, semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan.
b. Volume transaksi intraafiliasi. Semakin besar volume aliran dana, semakin banyak dana yang dapat dipindahkan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
c. Pola kepemilikan afiliasi. Dana yang dimiliki 100% oleh afiliasi dapat menghindari kesukaran untuk mengalokasikannya secara efisien. Adanya joint venture akan membatasi aktivitas transfer perusahaan, karena harus mematuhi persetujuan- persetujuan, serta membatasi kemampuan perusahaan untuk menanggapi perubahan keadaan.