Karakteritik Konsumen
A. Karakteritik Konsumen
Karakteristik konsumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin konsumen, umur konsumen, tingkat pendidikan konsumen, pekerjaan konsumen, pendapatan keluarga konsumen per bulan, serta jumlah anggota keluarga konsumen. Seorang pemasar membutuhkan beberapa karakteristik konsumen untuk menentukan sasaran konsumennya agar produk dapat diterima ataupun dijangkau oleh konsumen.
1. Jenis Kelamin Konsumen
Karakteristik konsumen berupa jenis kelamin adalah perempuan dan laki – laki. Karakteristik tersebut dapat dibedakan sebagai berikut : Tabel 10. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis
Kelamin No Jenis
Kelamin
Serbuk Instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
19 100,00 Sumber: Analisis Data Primer
Tabel 10 menunjukkan bahwa konsumen jamu tradisional dengan jenis kelamin perempuan memiliki jumlah yang lebih banyak dari konsumen jamu tradisional dengan jenis kelamin laki-laki. Konsumen jamu tradisional serbuk instan berjumlah 77 konsumen yang terdiri dari 68 perempun dan 9 laki-laki. Sedangkan konsumen jamu tradisional rebusan berjumlah 19 konsumen yang terdiri dari 16 perempuan dan 3 laki-laki. Berdasarkan jumlah konsumen diatas diketahui konsumen dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak membeli jamu tradisional di pasar tradisional dari pada konsumen dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan sebagian besar perempuan melakukan kegiatan belanja di pasar tradisional. Perempuan lebih berperan sebagai pengambil keputusan
Kabupaten Sukoharjo memang banyak di jual pada pasar tradisional, oleh sebab itu banyak ibu-ibu yang melakukan pembelian jamu tradisional bersamaan dengan belanja kebutuhan rumah tangga sehari-hari d pasar tradisional.
2. Umur Konsumen
Memahami usia konsumen adalah hal yang penting, karena perbedaan usia pada konsumen akan menyebabkan perbedaan selera dalam membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Karakteristik konsumen menurut kelompok umur adalah sebagai berikut : Tabel 11. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan
Kelompok Umur.
Serbuk Instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase(%)
Jumlah Konsumen
10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa kelompok umur 50-54 tahun paling banyak membeli jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan. Berdasarkan data tersebut maka pembelian jamu tradisional banyak dilakukan oleh konsumen yang berumur 50-54 tahun Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa kelompok umur 50-54 tahun paling banyak membeli jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan. Berdasarkan data tersebut maka pembelian jamu tradisional banyak dilakukan oleh konsumen yang berumur 50-54 tahun
ditemukan dipekarangan-pekarangan rumah. Selain itu konsumen juga memiliki pertimbangan tertentu dalam mengambil keputusan pembelian jamu tradisional pada pasar tradisional untuk dikonsumsi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki tentang jamu tradisional, sehingga jamu tradisional yang mereka beli sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
Untuk golongan umur yang lebih muda kebanyakan kurang tertarik pada jamu tradisional, mereka beranggapan mengkonsumsi jamu tradisional adalah cara kuno. Tidak jauh berbeda dengan golongan umur yang lebih muda, golongan umur 35-50 tahun kurang begitu tertarik mengkonsumsi jamu tradisional. Golongan umur ini biasanya memiliki pendidikan yang lebih tinggi dengan penghasilan yang lebih tinggi pula, mereka lebih memilih cara yang modern saat merasakan capek ataupun pegal-pegal, misalnya dengan pijat refleksi atau ke salon untuk perawatan. Sedangkan untuk golongan umur yang lebih tua cenderung enggan melakukan pembelian jamu tradisional di pasar tradisional, hal tersebut mungkin karena faktor umur yang sudah tua sehingga mereka tidak mau repot pergi ke pasar tradisional untuk membeli jamu tradisional.
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi informasi dan pengetahuan yang diterima seseorang. Karakteristik konsumen berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 12. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Tingkat
Pendidikan.
No
Tengkat Pendidikan
Serbuk Instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
Persentase (%)
1. SD/SR
2. SMP/SLTP
3. SMA/SMK
D1,D3 S1
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
konsumen jamu tradisional serbuk instan dan rebusan paling banyak adalah SD dengan jumlah 33 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan
10 konsumen jamu tradisional rebusan, sedangkan diurutan yang kedua adalah konsumen dengan tingkat pendidikan SMP/SLTP yaitu sebanyak
23 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 7 konsumen jamu tradisional rebusan. Hal ini menunjukkan konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional dikatakan memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sebab sebagian besar konsumen jamu tradisional hanya menyelesaikan pendidikannya sampai pada Sekolah Dasar (SD). Walaupun demikian, mereka juga memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang jamu tradisional, karena pengalaman dan pengetahuan tentang jamu tradisional tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber tidak hanya di bangku pendidikan saja. Namun dapat diperoleh melalui iklan melalui media elektronik seperti radio dan televisi juga melalui surat kabar.
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan konsumen. Dan selanjutnya profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi seseorang (Sumarwan, 2003). Karakteristik konsumen jamu tradisional berdasarkan jenis pekerjaan adalah sebagai berikut : Tabel 13. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis
Pekerjaan.
No
Jenis Pekerjaan
Serbuk Instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
2. Pegawai Swasta
Petani Ibu Rumah Tangga Lain-lain
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta. Konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 48, sedangkan konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional rebusan yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 12. Terkait dengan umur konsumen jamu tradisional yang paling banyak menkonsumsi jamu adalah 50-54 tahun dan pendidikan yang rendah hanya sampai tingkat SD, pekerjaan sebagai wiraswasta yang banyak dimiliki konsumen jamu tradisional adalah sebagai pedagang. Misalnya pedagang makanan serta Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta. Konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 48, sedangkan konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional rebusan yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 12. Terkait dengan umur konsumen jamu tradisional yang paling banyak menkonsumsi jamu adalah 50-54 tahun dan pendidikan yang rendah hanya sampai tingkat SD, pekerjaan sebagai wiraswasta yang banyak dimiliki konsumen jamu tradisional adalah sebagai pedagang. Misalnya pedagang makanan serta
5. Pendapatan Konsumen
Menurut Simamora (2004), jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang erat kaitannya dengan tingkat pendapatan yang diperoleh, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap daya beli rumah tangga konsumen. Pendapatan sangat mempengaruhi seseorang dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Karakteristik konsumen jamu tradisional berdasarkan pendapatan konsumen adalah sebagai berikut : Tabel 14. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jenis
Pendapatan Rumah Tangga Konsumen (dalam satu bulan). No
Pendapatan per
bulan
Serbuk instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persenta
se (%)
Jumlah Konsumen
Persenta se (%)
2. Rp 750.000,00 – Rp 1.250.000,00
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional terbanyak adalah konsumen yang Berpenghasilan >Rp 1.250.000,00 yaitu terdiri dari 47 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 9 konsumen jamu tradisional rebusan. Selanjutnya konsumen jamu tradisional dengan penghasilan antara Rp 750.000,00 – Rp 1.250.000,00 yaitu 27 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 8 konsumen jamu rebusan. Jumlah yang terendah yaitu konsumen dengan penghasilan <Rp 750.000,00 yang terdiri dari 3 Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa konsumen yang mengkonsumsi jamu tradisional terbanyak adalah konsumen yang Berpenghasilan >Rp 1.250.000,00 yaitu terdiri dari 47 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 9 konsumen jamu tradisional rebusan. Selanjutnya konsumen jamu tradisional dengan penghasilan antara Rp 750.000,00 – Rp 1.250.000,00 yaitu 27 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 8 konsumen jamu rebusan. Jumlah yang terendah yaitu konsumen dengan penghasilan <Rp 750.000,00 yang terdiri dari 3
6. Jumlah Anggota Keluarga Konsumen
Setiap anggota keluarga dapat saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi produk dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga maka keputusan untuk membeli sebuah produk semakin besar. Karakteristik konsumen jamu tradisional berdasarkan jumlah anggota keluarga adalah sebagai berikut : Tabel 15. Karakteristik Konsumen Jamu Tradisional Berdasarkan Jumlah
Anggota Keluarga.
No
Jumlah Anggota Keluarga
Serbuk instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa sebagian besar jumlah anggota keluarga yang mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan dan rebusan yaitu sebanyak 4-5 orang yang terdiri dari 45 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 13 konsumen jamu tradisional rebusan. Walaupun jumlah anggota keluarga dari konsumen jamu tradisional adalah
4 hingga 5 orang tapi yang mengkonsumsi jamu tradisional biasanya hanya bapak dan ibu ataupun kakek dan nenek saja, jadi tidak semua anggota keluarga mengkonsumsi jamu tradisional. Walaupun demikian setiap anggota keluarga dapat saling mempengaruhi pada saat pengambilan keputusan mengkonsumsi jamu tradisional. Semakin banyak jumlah 4 hingga 5 orang tapi yang mengkonsumsi jamu tradisional biasanya hanya bapak dan ibu ataupun kakek dan nenek saja, jadi tidak semua anggota keluarga mengkonsumsi jamu tradisional. Walaupun demikian setiap anggota keluarga dapat saling mempengaruhi pada saat pengambilan keputusan mengkonsumsi jamu tradisional. Semakin banyak jumlah