Perilaku Beli Konsumen
B. Perilaku Beli Konsumen
Menurut Simamora (2004), perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai mengkonsumsi dan menghabiskan produk. Perilaku beli konsumen jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang diteliti adalah meliputi jenis jamu,volume/berat, kemasan, frekuensi, jumlah pembelian, harga dan uji kesehatan sebagai berikut :
1. Jenis Jamu Tradisional
Jenis jamu tradisional yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis jamu tradisional serbuk instan dan rebusan. Adapun jumlah konsumen untuk masing-masing jenis jamu tradisional yang diteliti adalah sebagai berikut: Tabel 16. Jenis Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten
Sukoharjo
No
Jenis Jamu
Jumlah Konsumen
Serbuk Instan Rebusan
96 100 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa jumlah konsumen untuk jamu tradisional serbuk instan lebih banyak dari pada jamu tradisional rebusan. Hal tersebut dikarenakan jenis jamu tradisional yang lebih banyak dijual pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo adalah
Jenis jamu tradisional serbuk instan yang sering dibeli oleh konsumen antara lain pegal linu, rematik, asam urat, kunyit asam, kunyit asam sirih, sepet wangi, galian singset, rapet wangi, raket wangi, sehat wanita, dan peluruh lemak. Sedangkan untuk jenis jamu rebusan yang sering dibeli oleh konsumen adalah pegal linu, rematik, asam urat, dan gadung crobo. Kedua jenis jamu tradisional tersebut berasal dari berbagai merek jamu, ada yang berasal dari industri jamu di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya seperti jamu Sabdo Palon, Narodo, Kresno, Anoman, Werkudoro, Gatotkaca, Bisma, Wisanggeni, Gujati, Suti Sehati, Ny.Tinah, Ny.Satiman, Khasiat Alam dan lain sebagainya, serta ada jamu yang dari pabrik besar seperti jamu Jago, Nyonya Meneer, Leo, Sido Muncul, dan Air Mancur.
Dari berbagai jenis jamu dan produsen jamu diatas yang paling banyak dibeli oleh konsumen baik untuk jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan adalah jamu pegal linu. Untuk jamu tradisional serbuk instan yang paling banyak dibeli adalah jamu pegal linu komplit yang di produksi oleh pabrik jamu Sidomuncul, karena jamu ini telah dikemas dalam satu paket komplit yang terdiri dari jamu pegal linu, beras kencur, jahe wangi, pil gingseng dan madu. Sedangkan untuk jamu rebusan adalah jamu pegal linu dari berbagai merek dan produsen jamu, karena memang jamu rebusan pegal linu yang biasa dibeli oleh konsumen.
2. Volume/Berat Jamu Tradisional
Volume/berat jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan yang dibeli oleh konsumen pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo beraneka ragam beratnya tergantung dari jenis jamu yang konsumen beli. Setiap jenis jamu memiliki berat yang berbeda sesuai dengan bahan menyusun jamu tersebut dan besar kecilnya kemasan. Jenis jamu tradisional serbuk instan memiliki berat per bungkus kecil atau sachet berkisat antara 5-10 gram. Sedangkan untuk jenis jamu tradisional rebusan biasanya mempunyai berat antara 150-300 gram.
Jamu tradisional yang dijual pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo dikemas dalam beberapa kemasan, diantaranya menggunakan plastik, kertas, mika dan ada yang menggunakan kardus. Jumlah jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan untuk masing- masing kemasan dapat diketahui pada tabel berikut: Tabel 17. Kemasan Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di
Kabupaten Sukoharjo.
No
Kemasan
Serbuk instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
Plastik Kertas Mika Karton
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa sebagian besar kemasan yang digunakan pada jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan yang dibeli oleh konsumen adalah kemasan plastik, yaitu untuk jamu tradisional serbuk instan sebesar 64 konsumen dan untuk jamu tradisional rebusan ada 16 responden. Selain plastik ada juga kemasan jamu tradisional serbuk instan yang menggunakan kertas dan juga karton. Kemasan karton biasanya digunakan untuk satu pak jamu tradisional serbuk instan yang terdiri dari 10 sachet jamu serbuk instan kemasan plastik. Untuk jamu tradisional rebusan selain menggunakan plastik juga ada yang menggunakan mika plastik dan karton.
4. Frekuensi Pengkonsumsian Jamu Tradisional Dalam 1 Bulan
Frekuensi pengkonsumsian jamu tradisional dalam 1 bulan beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen jamu tradisional. Untuk jenis jamu tradisional serbuk instan frekuensi pengkonsumsian konsumen berkisar antara 2-10 kali konsumsi jamu dalam 1 bulan. Sedangkan untuk jenis jamu tradisional rebusan berkisar antara 4-8 kali Frekuensi pengkonsumsian jamu tradisional dalam 1 bulan beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen jamu tradisional. Untuk jenis jamu tradisional serbuk instan frekuensi pengkonsumsian konsumen berkisar antara 2-10 kali konsumsi jamu dalam 1 bulan. Sedangkan untuk jenis jamu tradisional rebusan berkisar antara 4-8 kali
5. Jumlah Pembelian Jamu Tradisional Dalam 1 bulan
Konsumen jamu tradisional serbuk instan dalam 1 bulan rata-rata mengbeli jamu sebanyak 2-10 bungkus sachet, sedangkan untuk jamu rebusan dalam 1 bulan rata-rata konsumen membeli jamu sebanyak 4 bungkus. Untuk jamu tradisional serbuk instan kemasan 1 pak berisi 5-10 sachet dapat dikonsumsi selama 5-10 kali pemakaian, sedangkan untuk 1 bungkus jamu tradisional rebusan dapat direbus ulang selama 2-3 hari dan untuk sehari biasanya diminum 2 kali yaitu pagi dan sore. Konsumen membeli jamu tradisional sesuai dengan jumlah yang akan dikonsumsi sehingga mereka tidak perlu bolak-balik untuk membeli jamu ke pasar.
6. Harga Jamu Tradisional Per Bungkus
Harga jamu tradisional yang dijual pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo sangat bervariasi dan tergolong murah. Harga jamu tradisional tersebut dipengaruhi oleh merek, kemasan, dan volume jamu. Adapun harga jamu tradisional yang sering dibeli oleh konsumen adalah sebagai berikut:
Sukoharjo.
No
Jenis dan Merek Jamu
Harga Jamu
Serbuk Pegel Linu Komplit Sido Muncul Serbuk Pegel Linu Super Sabdo Palon (pak) Serbuk Pegel Linu Biasa Sabdo palon, Werkudoro, Narodo, dll. (pak) Serbuk Tolak Angin Komplit Sido Muncul Serbuk Kunyit Asam Sido Muncul (isi 5) Serbuk Kunyit Asam Sirih Sido Muncul (isi 5) Serbuk Kunyit Asam (sachet) Serbuk Rematik Super (pak) Serbuk Rematik Biasa (pak) Serbuk Sehat Wanita (sachet) Serbuk Galian Singset (pak) Serbuk Peluntur Lemak (pak) Serbuk Cuci Darah (sachet) Serbuk Sepet Wangi Super (pak) Serbuk Raket Wangi Super (pak) Rebusan Sabdo Seger (300 gr) Rebusan Sabdo Seger (200 gr) Rebusan Seger Waras, Seribu Waras, dll. (300 gr) Rebusan Seger Waras, Seribu Waras, dll. (200 gr) Rebusan Kalajengking (300 gr) Rebusan (100 gr)
Rp 2.000,- Rp 5.000,- Rp 2.500,-
Rp 2.000,- Rp 5.500,- Rp 6.000,- Rp 1.500,- Rp 5.000,- Rp 2.000,- Rp 1.500,- Rp 3.000,- Rp 3.000,- Rp 1.500,- Rp 5.000,- Rp 5.000,- Rp 7.500,- Rp 6.000,- Rp 6.000,- Rp 5.000,- Rp 5.000,- Rp 2.500,-
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 18. Dapat diketahui bahwa harga jamu serbuk
instan sachet berkisar antara Rp 1.000,- hingga Rp 2.500, untuk kemasan kardus berisi 5 sachet ada yang harganya Rp 5.500,- dan ada yang harganya Rp 6.000,-, sedangkan untuk jamu kemasan satu pak yang berisi
10 jamu sachet harganya antara Rp 2.000,- hingga Rp 6.000,-. Untuk jamu tradisional rebusan harganya berkisar antara Rp 2.500,- hingga Rp 7.500,- sesuai dengan ukuran dan kemasannya.
7. Uji Kesehatan
Sebagian besar jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo telah terdapat uji kesehatan yaitu dengan terteranya izin dari BP POM dan DEPKES pada produk jamu. Untuk jamu tradisonal serbuk instan yang dibeli oleh konsumen jamu semua telah terdapat uji kesehatan,
jamu tersebut tidak tertera izin dari BP POM maupun DEPKES. Selai izin dari BP POM dan DEPKES juga terdapat tangggal batas waktu penggunaan jamu tradisional tersebut. Untuk jamu tradisional serbuk instan dapat digunakan selama kurang lebih 3 tahun setelah diproduksi, dan untuk jamu tradisional rebusan belum tertera secara jelas batas waktunya. Biasanya untuk mengetahui apakah jamu tersebut masih layak dikonsumsi yaitu dengan melihat bentuk dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya. Kebanyakan jamu tradisional rebusan dikemas dalam plastik bening atau mika dan yang dkemas dalam bok karton juga terdapat salah satu sisi yang dibuat transparan dari plastik, sehingga konsumen jamu dapat melihat bahan-bahan penyusun jamu tradisional rebusan masih layak dikonsumsi atau tidak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari 77 jumlah konsumen yang membeli jamu tradisional serbuk instan terdapat 34 konsumen yang membeli produk jamu tradisional dengan izin dari BP POM dan 43 konsumen yang membeli jamu tradisional dengan izin dari DEPKES. Jamu tradisional serbuk instan yang memiliki izin dari PB POM tersebut yaitu jamu produksi dari pabrik jamu Sidomuncul jamu produksi dari industry di Sukoharjo yaitu Sabdo Palon. Untuk jamu tradisional rebusan dari 19 konsumen jamu tradisional rebusan terdiri dari 9 konsumen telah membeli jamu tradisional dengan izin dari BP POM, 9 konsumen membeli jamu yang hanya mempunyai izin dari DEPKES, dan terdapat satu konsumen membeli jamu tradisional rebusan belum menyantumkan izin baik dari DEPKES maupun BP POM.
Jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan produksi Kabupaten Sukoharjo sendiri masih banyak yang belum menperoleh izin dari BP POM. Hal ini karena industri jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo masih tergolong industri kecil rumah tangga dan untuk mendapatkan izin dari BP POM memerlukan biaya yang mahal. Ada satu Jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan produksi Kabupaten Sukoharjo sendiri masih banyak yang belum menperoleh izin dari BP POM. Hal ini karena industri jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo masih tergolong industri kecil rumah tangga dan untuk mendapatkan izin dari BP POM memerlukan biaya yang mahal. Ada satu
8. Alasan pembelian Jamu Tradisional
Setiap konsumen memiliki alasan yang berbeda-beda dalam melakukan pembelian jamu tradisional di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo. Adapun alasan pembelian dan jumlah konsumen untuk jamu tradisional serbuk instan dan jamu rebusan adalah sebagai berikut: Tabel 19. Alasan Pembelian Jamu Tradisional.
No
Alasan Pembelian
Serbuk instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
Menyehatkan Badan Menyembuhkan Penyakit Terbuat Dari Bahan Alami Kebiasaan Mengkonsumsi Jamu Alasan lain
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa konsumen jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan mempunyai alasan yang sama untuk membeli jamu tradisional, yaitu jamu tradisional terbuat dari bahan alami yang aman untuk dikonsumsi dengan jumlah konsumen jamu serbuk instan sebanyak 46 konsumen dan konsumen jamu tradisional rebusan sebanyak 15 konsumen. Alasan kedua konsumen dalam membeli jamu tradisional baik jamu rebusan maupun jamu serbuk instan adalah karena jamu tradisional menyehatkan badan, yaitu dengan jumlah konsumen jamu tradisional serbuk instan sebanyak 23 konsumen dan jamu tradisional rebusan sebanyak 4 konsumen. Selanjutnya ada 6 konsumen jamu tradisional serbuk yang membeli jamu tradisional dengan Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa konsumen jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan mempunyai alasan yang sama untuk membeli jamu tradisional, yaitu jamu tradisional terbuat dari bahan alami yang aman untuk dikonsumsi dengan jumlah konsumen jamu serbuk instan sebanyak 46 konsumen dan konsumen jamu tradisional rebusan sebanyak 15 konsumen. Alasan kedua konsumen dalam membeli jamu tradisional baik jamu rebusan maupun jamu serbuk instan adalah karena jamu tradisional menyehatkan badan, yaitu dengan jumlah konsumen jamu tradisional serbuk instan sebanyak 23 konsumen dan jamu tradisional rebusan sebanyak 4 konsumen. Selanjutnya ada 6 konsumen jamu tradisional serbuk yang membeli jamu tradisional dengan
Setiap konsumen mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam melakukan pembelian jamu. Ada yang membeli jamu tradisional karena jamu tradisional dapat menyehatkan badan, ada juga yang alasannya karena jamu tradisional terbuat dari bahan-bahan alami yang aman dikonsumsi, dan ada konsumen yang memilih jamu tradisional karena sudah terbiasa minum jamu tradisional. Alasan-alasan tersebut diatas merupakan suatu keistimewaan dari jamu tradisional yang menjadi salah satu daya tarik konsumen sehingga konsumen membeli jamu tradisional.
9. Dampak Tidak Mengkonsumsi Jamu Tradisional
Konsumen mengkonsumsi jamu tradisional pastilah untuk tujuan tertentu, misalnya saja untuk menghilangkan capek-capek atau pegal-pegal yang dirasakan oleh konsumen. Dan ketika konsumen tidak mengkonsumsi jamu tradisional yang biasa mereka konsumsi pasti ada dampak yang akan mereka rasakan. Adapun dampak yang konsumen rasakan saat tidak mengkonsumsi jamu tradisional adalah sebagai berikut: Tabel 20. Dampak Yang Konsumen Rasakan Ketika Tidak Mengkonsumsi
Jamu Tradisional.
No
Dampak
Serbuk instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
Pegal-pegal Nyeri/Sakit Capek Gatal Tidak Ada
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer 19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
31 konsumen yang merasakan pegal-pegal ketika mereka tidak mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan yang biasa mereka konsumsi. Selanjutnya ada 2 konsumen merasakan nyeri atau sakit pada bagian kaki, tangan atau bagian tubuh lainnya, 2 konsumen merasa capek- capek dan 1 konsumen merasakan dampak gatal-gatal saat tidak mengkonsumsi jamu tradisional serbuk instan, hal ini disebabkan konsumen mengalami darah kotor yang mengakibatkan konsumen bentol-bentol dan merasakan gatal. Sedangkan untuk konsumen jamu rebusan terdapat 16 konsumen yang merasakan pegal-pegal ketika mereka tidak mengkonsumsi jamu tradisional rebusan yang biasa mereka minum, dan terdapat masing-masing satu konsumen yang merasakan nyeri atau sakit, capek dan tidak merasakan dampak apapun saat tidak mengkonsumsi jamu tradisional rebusan.
Banyak konsumen yang tidak merasakan dampak apapun ketika mereka tidak mengkonsumsi jamu tradisional dikarenakan kebanyakan dari konsumen memang tidak menderita penyakit yang serius, mereka minum jamu tradisional sebagai minuman kesehatan untuk menghilangkan pegal-pegal dan rasa capek. Sehingga konsumen tidak akan merasakan dampak yang berbahya ketika mereka tidak mengkonsumsi jamu tradisional yang biasa mereka konsumsi.
10. Alasan Pembelian Jamu Tradisional Di Pasar Tradisional
Salah satu tempat yang banyak menjual jamu tradisional baik jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan di Kabupaten Sukoharjo adalah pasar tradisonal. Berikut ini adalah alasan konsumen membeli jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo:
Kabupaten Sukoharjo.
No
Alasan Pembelian
Serbuk instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
Menyediakan Berbagai Merek Menyediakan Berbagai Kemasan Murah Dekat Dengan Rumah Alasan lain
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa alasan paling banyak baik konsumen jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan untuk membeli jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo adala karena jamu tradisional yang dijual di pasar tradisional lebih murah bila dibandingkan dengan jamu yang dijual pada outlet jamu, yaitu sebanyak 38 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 11 konsumen jamu tradisional rebusan. Alasan selanjutnya adalah lain-lain, alasan lain-lain ini diantaranya adalah karena konsumen sudah berlangganan untuk membeli jamu di pasar tradisional, adapula yang menjawab jamu yang di jual pada pasar tradisional lebih komplit. Alasan lain selain alasan diatas adalah karena pada pasar tradisional menyediakan berbagai merek jamu, berbagai kemasan jamu dan karena jarak rumah konsumen yang dekat dengan pasar tradisional.
Konsumen jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan mempunyai alasan terbanyak memilih membeli jamu tradisional pada pasar tradisional yaitu karena harga jamu tradisional lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat. Hal tersebut karena jamu yang dijual di pasar tradisional lebih murah bilang dibandingkan dengan jamu yang dijual di Konsumen jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan mempunyai alasan terbanyak memilih membeli jamu tradisional pada pasar tradisional yaitu karena harga jamu tradisional lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat. Hal tersebut karena jamu yang dijual di pasar tradisional lebih murah bilang dibandingkan dengan jamu yang dijual di
11. Waktu Membeli Jamu Tradisional
Konsumen jamu tradisional dalam membeli jamu tradisional biasanya pada saat belanja di pasar tradisional maupun secara khusus membeli jamu tradisonal saja. Adapun waktu pembelian jamu tradisional pada pasar tradisional oleh konsumen adalah sebagai berikut: Tabel 22. Waktu Pembelian Jamu Tradisional Pada Pasar Tradisional Di
Kabupaten Sukoharjo.
No
Waktu Pembelian
Serbuk instan
Rebusan
Jumlah Konsumen
Persentase
Jumlah Konsumen
Pada Saat Membeli Keperluan Rumah Tangga Khusus Untuk Membeli Jamu Tradisonal
19 100,00 Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen jamu tradisional baik jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan membeli jamu di pasar tradisional pada saat membeli keperluan rumah tangga, yaitu sebanyak 85 konsumen jamu yang terdiri dari 69 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 16 konsumen untuk jamu rebusan. sedangkan konsumen yang pergi ke pasar tradisional khusus membeli jamu tradisional terdapat 11 konsumen jamu yang terdiri Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen jamu tradisional baik jamu tradisional serbuk instan maupun jamu tradisional rebusan membeli jamu di pasar tradisional pada saat membeli keperluan rumah tangga, yaitu sebanyak 85 konsumen jamu yang terdiri dari 69 konsumen jamu tradisional serbuk instan dan 16 konsumen untuk jamu rebusan. sedangkan konsumen yang pergi ke pasar tradisional khusus membeli jamu tradisional terdapat 11 konsumen jamu yang terdiri
12. Alokasi Pembelian Jamu Tradisional
Konsumen jamu tradisional serbuk instan dan jamu tradisional rebusan yang membeli jamu tradisional pada pasar tradisional di Kabupaten Sukoharjo dalam pembelian ini mempunyai alokasi pembelian jamu yang cukup murah. Alokasi pembelian jamu tradisional serbuk instan untuk 1 bulan berkisar antara Rp 3.000,- hingga Rp 15.000,- dan untuk jamu tradisional rebusan alokasi pembelian jamu dalam 1 bulan sebesar Rp 10.000,- hingga Rp 30.000,-. Hal ini dikarenakan harga jamu yang cukup murah dan terjangkau oleh masyarakat, untuk jamu serbuk instan sachet berkisar antara Rp 1.000,- hingga Rp 2.500, untuk kemasan kardus berisi 5 sachet ada yang harganya Rp 5.500,- hingga Rp 6.000,-, sedangkan untuk jamu kemasan satu pak yang berisi 10 jamu sachet harganya antara Rp 2.000,- hingga Rp 6.000,-. Untuk jamu tradisional rebusan harganya berkisar antara Rp 2.500,- hingga Rp 7.500,- sesuai dengan ukuran dan kemasannya.