BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang akan digunakan oleh peneliti di dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendakatan kualitatif yang mengemukakan gejalakeadaanperistiwamasalah sebagaimana
adanya secara lengkap dan diikuti dengan pemberian analisa dan interpretasi.
2.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Tapanuli Utara yang terletak di Jalan Panganan Lombu No.6 Komplek Pasar Baru Tarutung
2.3 Informan Penelitian Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar penelitian. Informan ini harus banyak pengalaman tentang penelitian, serta dapat memberikan pandangannya dari dalam tentang nilai-nilai,
sikap, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat. Dalam penelitian ini ada tiga jenis informan yaitu :
1. Informan Kunci adalah Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Tapanuli Utara. 2.
Informan Utama adalah Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Kepala Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan, Kepala Seksi Pengaturan
Universitas Sumatera Utara
dan Penataan Pertanahan, dan Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan.
3. Informan Tambahan adalah masyarakat yang mengurus pembuatan surat
hak milik atas tanah melalui program PRONA. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menentukan informan tambahan
dengan menggunakan tehnik purposive sampling, yaitu pengambilan informan secara sengaja dan informan yang digunakan adalah mereka yang benar-benar
paham dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang terpercaya dan mengetahui masalahnya secara mendalam mengenai permasalahan yang diteliti.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
1.
Wawancara Sistematik
Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara mempersiapkan pedoman
guide
tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan kepada responden. Pedoman wawancara tersebut
digunakan oleh pewawancara sebagai alur yang harus diikuti, mulai dari awal sampai akhir wawancara
2. Observasi
Observsi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam
arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.
3. Studi Dokumen Dokumentasi
Universitas Sumatera Utara
Studi dokumen yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka, dimana dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti baik berupa literatur, laporan tahunan, majalah, jurnal, tabel, karya tulis ilmiah, dokumen peraturan pemerintah,
dan undang-undang yang telah tersedia pada lembaga yang terkait dipelajari, dikaji dan disusundikategorikan sedemikian rupa sehingga
dapat diperoleh data guna memberikan informasi berkenaan dengan penelitian yang akan dilakukan.
4. Kuesioner
Kuesioner adalah
suatu tehnik
pengumpulan informasi
yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
2.5 Teknik Analisis Data Dalam melakukan analisis data peneliti mengacu pada beberapa tahapan
yang terdiri dari beberapa tahapan antara lain : 1.
Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap informan kunci yang
compatible
terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke lapangan untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber
data yang diharapkan. 2.
Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
Universitas Sumatera Utara
di lapangan selama meneliti tujuan diadakan transkrip data transformasi data untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dengan masalah
yang menjadi pusat penelitian di lapangan. 3.
Uji
comfirmability,
berarti menguji hasil penelitian. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian
tersebut telah memenuhi standar
comfirmability
-nya. 4.
Penyajian data, yaitu : kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk teks sanaratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan mempertajam
pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian penjelasan.
Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi, yang mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat
dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan sehingga data-
data di uji validitasnya
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1 Sejarah Wilayah
Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk kedalam Keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen Bangsa
Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli dibagi menjadi 4 empat Afdeling Kabupaten, salah satu diantaranya adalah Afdeling Batak
Landen dengan Ibukota Tarutung, dan 5 Onder Afdeling Wilayah yang meliputi : Onder Afdeling Silindung, Toba, Dairi, Samosir, dan Barus.
Sesuai dengan UU Drt. No. 7 Tahun 1956, di daerah Propinsi dibentuk daerah Otonom Kabupaten. Dimana salah satu Kabupaten yang dibentuk dalam
UU Drt. tersebut adalah Kabupaten Tapanuli Utara. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan
dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah ini, maka pada Tahun 1964 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 dua Kabupaten, yaitu
Kabupaten Tapanuli Utara dan Dairi. Pemekaran Kabupaten Dairi dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan UU No. 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan
Daerah Tingakat II Dairi. Pada Tahun 1998, untuk kedua kalinya Kabupaten Tapanuli Utara
dimekarkan menjadi 2 dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir, sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1998 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal. Kemudia pada Tahun 2003, Kabupaten Tapanuli Utara untuk
Universitas Sumatera Utara
ketiga kalinya dimekarkan menjadi 2 dua Kabupaten yaitu, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan UU No. 9 Tahun 2003
tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Pakpak Barat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara. Maka pada tanggal 5 Oktober
ditetapkanlah sebagai Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara No. 5 Tahun 2003.
III.2 Letak Wilayah
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang berada pada ketinggian antara 150
– 1.700 meter di atas permukaan laut. Topografi Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu
tergolong datar 3,15, landai 26,86 dan terjal 44,35. Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1
20º - 2º41º Lintang Utara dan 98º05º - 99º16º Bujur Timur.
Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan langsung dengan 5 lima Kabupaten yaitu :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan
Kabupaten Tapanuli Tengah.
III.3 Luas Wilayah
Universitas Sumatera Utara
Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.801,31 km
2
yang terdiri dari luas daratan 3.793,71 km
2
dan luas perairan Danau Toba 6,60 km
2
. Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 Kecamatan, 11 Kelurahan dan 241 Desa.
III.4 Administrasi Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara
Administrasi Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 limabelas Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Parmonangan
2. Kecamatan Adian Koting
3. Kecamatan Sipoholon
4. Kecamatan Tarutung
5. Kecamatan Siatas Barita
6. Kecamatan Pahae Julu
7. Kecamatan Pahae Jae
8. Kecamatan Purbatua
9. Kecamatan Simangumban
10. Kecamatan Pangaribuan
11. Kecamatan Garoga
12. Kecamatan Sipahutar
Universitas Sumatera Utara
13. Kecamatan Siborong-borong
14. Kecamatan Pagaran
15. Kecamatan Muara
Adapun Instansi-instansi Pemerintah yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Kepegawaian Daerah
3. Badan Keluarga Berencana dan PKS
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
5. Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
6. Badan Rumah Sakit Umum Daerah
7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dan terdiri dari Tujuh Belas dinas, yaitu : 1.
Sekretaris DPRD
2. Inspektorat Daerah
3. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
5. Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
6. Dinas Perikanan dan Perternakan
Universitas Sumatera Utara
7. Dinas PUK
8. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
9. Dinas Pertanian dan Perkebuna
10. Dinas Pendidikan
11. Dinas Kehutanan
12. Dinas Kesehatan
13. Dinas Cipta Karya dan Perumahan
14. Dinas Pertambangan dan Energi
15. Dinas Koperasi dan UKM, Perindustrian dan Perdagangan
16. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Serta terdapat lima kantor, yaitu : 1.
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 2.
Kantor Kesbang, Politik dan Linmas
3. Kantor Lingkungan Hidup Daerah
4. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
5. Kantor Perpustakaan dan Arsip
Tabel 3.1 Pembagian Wilayah Kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara No
Kecamatan Luas
Rasio Jumlah
Universitas Sumatera Utara
Wilayah km
2
Terhadap Total
DesaKelurahan
1. Kec. Parmonangan 257,35
6,78 140
2. Kec. Adiankoting 502,90
13,26 160
3. Kec. Sipoholon 189,20
4,99 131
4. Kec. Tarutung 107,68
2,84 247
5. Kec. Siatas Barita 92,92
2,45 120
6. Kec. Pahae Julu 165,90
4,37 181
7. Kec. Pahae Jae 203,20
5,36 121
8. Kec. Purbatua 191,80
5,06 110
9. Kec. Simangumban 150,00
3,95 80
10. Kec. Pangaribuan 459,25
12,10 260
11. Kec. Garoga 567,58
14,96 130
12. Kec. Sipahutar 408,22
10,76 250
13. Kec. Siborong-borong 279,91
7,38 201
14. Kec. Pagaran 138,05
3,64 140
15. Kec. Muara 79,75
2,10 150
JumlahTotal 3.793,91
100,00 24111
Sumber : Tapanuli Utara Dalam Angka 2014 BPS Kabupaten Tapanuli Utara
Berikut ini adalah daftar Bupati Kabupaten Tapanuli Utara :
Tabel 3.2 Daftar Bupati Kabupaten Tapanuli Utara
No. Nama Bupati
Masa Bakti 1. C. Sihombing
1945 – 1946
2. H. F Situmorang 1946
– 1947 3. H. F Situmorang
1947 – 1949
4. F. Siagian 1947
– 1949 5. R.P.N Lumbantobing
1947 – 1949
6. P. Manurung 1947
– 1949 7. F. Pasaribu
1950 – 1953
8. M. Purba 1954 -1956
9. H. F. Situmorang 1956
– 1958 10. B. Manurung
1958 11. S. M. Simanjuntak
1958 – 1963
12. E. Sibuea 1963
– 1966 13. Drs. P. Simanjuntak
1966 – 1947
14. A. V. Siahaan 1967
– 1968 15. Letkol M.S.M. Sinaga
1968 – 1979
16. Drs. S. Sagala 1979
– 1984 17. Drs. G. Sinaga
1984 – 1989
18. Lundu Panjaitan, SH 1989
– 1994 19. Drs. T.M.H. Sinaga
1994 - 1999 20. Drs. R.E. Nainggolan, MM
1999 – 2004
Universitas Sumatera Utara
21. Torang Lumbantobing 2004
– 2009 22. Torang Lumbantobing
2009 – 2014
23. Nikson Nababan 2014
– 2019
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2014 BPS Kabupaten Tapanuli Utara
III.5 Badan Pertanahan Nasional BPN
Badan pertanahan nasional terbentuk sesuai dengan keputusan presidenrepublik Indonesia dengan nomor 26 tahun 1988, pada tahun 2006
diadakanperubahan struktur baik di BPN pusat, kanwil, maupun kantor pertanahankotakabupaten. Berdasarkan peraturan kepala badan pertanahan
nasionalrepublik Indonesia untuk melaksanakan fungsi badan pertanahan nasionaldidaerah maka berdasarkan keputusan badan pertanahan nasional nomor
1tahun 1989 dibentuklah kantor pertanahan ditingkat kota dan kabupaten. Sebelas agenda Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia :
1. Membangun kepercayaan masyarakat pada badan pertanahan nasional
RI.
2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran tanah serta
sertipikasi tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia.
3.
Memastikan penguatan atas hak-hak tanah.
4. Menyelesaikan persoalan-persoalan pertanahan di daerah-daerah
korban bencana alam dan di daerah-daerah konflik diseluruh tanah air.
5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik
pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.
Universitas Sumatera Utara
6. Membangun sistem informasi dan manajemen pertanahan
SIMTANAS dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di
seluruh Indonesia.
7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.
8.
Membangun database penguasaan dan pemilikan tanah
9. Melakasanakan secara konsisten semua peraturan perundang-
undangan pertanahan yang telah ditetapkan.
10.
Menata kelembagaan pertanahan nasional.
11. Mengembangkan dan memperbaharui politik, hukum dan kebijakan
pertanahan.
Lambang Badan Pertanahan Nasional adalah bentuk suatu kesatuan
gambar dan tulisan terdiri dari:
Gambar 4 empat butir padi melambangkan Kemakmuran dan
kesejahteraan. Memaknai atau melambangkan 4 empat tujuan Penataan Pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI yaitu
kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan
manusia. Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam
bumi yang meliputi tanah, air dan udara.
Gambar sumbu melambangkan poros keseimbangan. 3 tiga Garis Lintang dan 3 tiga Garis Bujur Memaknai atau
melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD 45 yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria UUPA nomor 5 tahun 1960.
Gambar 11sebelas bidang grafis bumi memaknai atau
melambangkan 11 Sebelas agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI. Bidang pada sisi sebelah kiri melambangkan
bidang bumi yang berada diluar jangkauan wilayah kerja BPN RI.
Warna Coklat melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat
dipercaya dan teguh.
Warna Kuning Emas melambangkan kehangatan, pencerahan,
intelektual dan kemakmuran.
Warna Abu-abu melambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta
keseimbangan.
III.6 Visi dan Misi Pelayanan Kantor Badan Pertanahan Nasional BPN
KabupatenTapanuli Utara
Universitas Sumatera Utara
Visi
Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk
sebesar-besar kemakmuran
rakyat, serta
keadilan dan
keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.
Misi
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:
1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru
kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan, program PRONA,
UKM, Tanah Pertanian, Tanah Transmigrasi, Tanah Menpera, Konsolidasi Tanah Swadaya, Konsolidasi dan Redistribusi Tanah
dengan biaya APBN; 2.
Menata, mengendalikan P4T dan mengokohkan keadilan agrarian, mengurangi kemiskinan serta membuka lapangan kerja, melalui
Program Pembaruan Agraria Nasional; 3.
Mengurangi secara signifikan jumlah konflik, sengketa dan perkara pertanahan serta mencegah terciptanya konflik, sengketa dan perkara
pertanahan baru
melalui pembenahan
kegiatanpelayanan pertanahan;
Universitas Sumatera Utara
4. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas dan mutu pelayanan
publik di bidang pertanahan agar lebih berkualitas, cepat, akurat, tepat, transparan dan akuntabel dengan tetap menjaga kepastian
hukum dengan memelihara dan mengembangkan sarana dan prasarana kerja di jajaran Kantor Pertanahan Tapanuli Utara.
5. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat,
prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.
III.7 Sumber Daya Manusia
a Berdasarkan golongan :
Golongan IV B : 1 satu orang Golongan III D : 5 lima orang
Golongan III C : 1 dua orang Golongan III B : 4 tujuh orang
Golongan III A : 3 tiga orang Golongan II D
: 1 satu orang Golongan II C
: 1 satu orang Golongan II A
: 6 satu orang b
Berdasarkan sub-bagian dan seksi : Tata Usaha
: 7 tujuh orang Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan
: 5 lima orang Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
: 4 empat orang
Universitas Sumatera Utara
Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah : 2 dua orang
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan : 2 dua orang
Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara : 1 dua orang
III.8 Loket Pelayanan Kantor
Dalam Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara untuk mengoptimalkanpelayanan maka dilakukan dengan sistem loket,
adapun loket-loket tersebutadalah : Loket 1 : Informasi Pertanahan
Loket 2 : Pendaftaran Permohonan Loket 3 : Pelayanan Administrasi
Loket 4 : Pelayanan Administrasi Penyerahan Produk
Tabel 3.3 Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten TapanuliTapanuli Utara
Lantai 1
No Pemanfaatan
LuasM
2
1. Loket Pelayanan
10 2.
Ruang Server 5
3. Lobby Ruang Tunggu Pelayanan +
Teras 15
4. Ruang Kepala Kantor
35 5.
Ruang Sub Bagian Tata Usaha 40
Universitas Sumatera Utara
6. Ruang
Seksi Hak
Tanah dan
Pendaftaran Tanah 40
7. Ruang Seksi Survey Pengukuran dan
Pemetaan 40
8. Ruang
Seksi Pemberdayaan
Masyarakat 40
9. Ruang Seksi Sengketa Konflik dan
Perkara 40
10. Ruang Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan
40
Sumber: Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara 2015
III.9 Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara dipimpin oleh seorang kepala kantor yang bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Pertanahan Nasional. Kepala kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli
Utara, membawahi : Kepala sub bagian tata usaha, membawahi :
- Kepala urusan umum dan kepegawaian - Kepala urusan perencanaan dan keuangan
Kepala seksi survey, pengukuran dan pemetaan, membawahi : - Kepala sub seksi pengukuran dan pemetaan
- Kepala sub seksi tematik dan potensi tanah Kepala seksi hak tanah dan pendaftaran tanah, membawahi :
- Kepala sub seksi penetapan hak tanah - Kepala sub seksi pengaturan tanah pemerintah
- Kepala sub seksi pendaftaran hak - Kepala sub seksi peralihan, pembebanan hak dan PPAT
Universitas Sumatera Utara
Kepala seksi pengaturan dan penetaan pertanahan, membawahi : - Kepala sub seksi penatagunaan tanah dan kawasan tertentu
- Kepala sub seksi landreform dan konsolidasi tanah Kepala seksi pengendalian dan pemberdayaan, membawahi :
- Kepala sub seksi pengendalian pertanahan - Kepala sub seksi pemberdayaan masyarakat
Kepala seksi sengketa, konflik dan perkara, membawahi : - Kepala sub seksi perkara pertanahan
- Kepala sub seksi sengketa dan konflik pertanahan
Universitas Sumatera Utara
Bagan 3.1. Struktur Organisasi Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara
Sumber : Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara
Kepala Kantor Drs. M. Alwy, M.si
Sub Bagian Tata Usaha
Nining Surati, S.SiT
Subbagian Umum dan
Informasi Kepala Urusan
Perencanaan dan Keuangan
Mangatur Sigalinging
Seksi Survei Pengukuran
Pemetaan Peresli Silitonga
A.Ptnh Seksi Hak
Tanah Pendaftaran
Tanah Arsenius
Manurung, SH Seksi
Pengaturan Penataan
Pertanahan Wanuri, SH
Seksi Penatagunaan
Tanah Bonggal
Purba Seksi
Pengkajian dan Penanganan
Sengketa dan Konflik
Pertanahan Martogi Siregar
Seksi Pengendalian
Pertanahan Pemberdayaan
Masyarakat Togar Purba SH
Seksi Pengukuran
Pemetaan Dasar Anzar Abidin
Nadjpa S.ST Seksi
Penetapan Hak Tanah
Perorangan Mirwan Rifai
Seksi Pengendalian
Pertanahan Humisar
Samosir Seksi
Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan
Konflik Pertanahan
Seksi Pemetaan Tanah
Seksi Penatagunaan
Hak Tanah Badan
Hukum Surungan
Tambunan Seksi
Penataan Kawasan
Tertentu Seksi
Perberdayaan Masyarakat
Seksi Pengkajian
dan Penanganan
Perkara Pertanahan
Seksi Pengaturan
Tanah Pemerintah
Seksi Pendaftaran,
Peralihan, Pembebann
Hak PPAT Nelson
Panjaitan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Daftar Pegawai Sipil Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara
No. Nama Pegawai NIP
PangkatGolongan Jabatan
1. Drs. M Alwy,
M.si 19671016
199403 1 002
IVb Pembina Utama
Madya Kepala Kantor
2. Nining Surati,
S.SiT 19771213
199703 2 001
IIIc Penata Muda
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Mangatur
Sigalinging 19630110
198503 1 004
IIIb Penata Muda TK. I
Kepala Urusan Umum Perencanaan
dan Keuangan 4.
Augus Hutagalung
19580904 198203 1
005 IIa
Pengatur Muda Pengadministrasian
Umum 5.
Polma N Verawaty
Pasaribu, Amd 19861024
201101 2 007
IIc Pengatur
Bendahara Pengeluaran
6. Charles H.
Pangihutan Manalu
19660429 201212 1
001 IIa
Pengatur Muda Pengadministrasian
Umum 7.
Efriska Lumbantobing
19860507 201408 1
002 IIa
Pengatur Muda Calon Pegawai
Negeri Sipil 8.
Selly Novita Sari, A.Md
19910120 201503 2
004 IId
Pengatur TK. I Calon
Pengadministrasian Keuangan
9. Peresli
Silitonga, A.Ptnh
19640724 198903 1
005 IIId
Penata TK. I Kepala Seksi
Survei, Pengukuran dan Pemetaan
10. Anzar Abidin
Nadjpa, S.ST 19841005
200502 1 002
IIIa Penata Muda
Kepala Sub Seksi Pengukuran dan
Pemetaan Bidang Tanah
11. Adolf Antonius
Manurung 19870524
200804 1 002
IIa Pengatur Muda
Tugas Belajar
12. Agung
Angriawan 19881021
200912 1 002
IIa Pengatur Muda
Calon Pegawai Negeri Sipil
13. Pagar
Manurung 19800716
201408 1 002
IIa Pengatur Muda
Calon Pegawai Negeri Sipil
14. Arsenius
19600420 IIId
Kepala Seksi Hak
Universitas Sumatera Utara
Manurung, SH 198603 1
004 Penata TK. I
Tanah dan Pendaftaran
15. Mirwan Rifai,
S.ST 19850717
200502 1 002
IIIa Penata Muda
Kepala Sub Seksi Penetapan Hak
Tanah 16.
Surungan Tambunan
19610610 198403 1
021 IIIb
Penata Kepala Sub Seksi
Pendaftaran Hak
17. Nelson
Panjaitan 19600110
198203 1 004
IIIb Penata Muda TK. I
Kepala Sub Seksi Peralihan,
Pembebanan Hak dan PPAT
18. Wanuri, SH
19590124 198309 1
001 IIId
Penata TK. I Kepala Seksi
Pengaturan dan Penataan Pertanahan
19 Bonggal Purba
19580104 198003 1
005 IIIb
Penata Muda TK. I Kepala Sub Seksi
Penatagunaan Tanah Kawasan Tertentu
20 Togar Purba,
SH 19600330
198503 1 005
IIId Penata TK. I
Kepala Seksi Pengendalian dan
Pemberdayaan 21
Humisar Samosir
19601019 198203 1
007 IIIa
Penata Muda Kepala Sub Seksi
Pengendalian Pertanahan
22 Martogi
Siregar, SH 19621127
198503 1 002
IIId Penata TK. I
Kepala Seksi Sengketa Konflik
dan Perkara
Sumber : Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015
III.10 Proyek Operasi Nasional Agraria PRONA
Proyek Operasi Nasional Agraria PRONA pada mulanya merupakan upaya Pendaftaran Tanah berdasarkan PP 101961 : penerbitan sertifikat tanah,
sebagai tanda bukti hak atas tanah, selanjutnya menjadi Program Pertanahan Nasional dalam percepatan Pendaftaran Hak atas Tanah yang dikenal sebagai
Legalisasi Aset Tanah warga masyarakat berdasarkan PP 241997 : Pendaftaran Tanah Pertama Kali, juga sebagai tanda bukti hak atas tanah. Selain PRONA
yang diperuntukkan bagi warga masyarakat umum sesuai syarat yang ditentukan,
Universitas Sumatera Utara
dikenal pula Pendaftaran Tanah Pertama Kali yang dinamai Sertifikasi Hak atas Tanah SeHaT Lintas-sektor bagi warga UKM Usaha Kecil dan Menengah,
MBR Masyarakat
Berpenghasilan Rendah,
Petani, Nelayan,
hingga Transmigran; demikian pula Sertifikasi Tanah Pemerintah BMN, Barang Milik
Negara. Ke semua kegiatan sertifikasi tanah tersebut dengan biaya yang telah tercantum dalam DIPA bagi pekerjaan yang dilaksanakan oleh jajaran BPN-RI
sehingga peserta tanpa dipungut biaya; terkecuali pengeluaran yang melekat pada si empunya tanah yang terkait proses sertifikasi tanah, antara lain dalam
penyiapan fisik bidang tanah berupa pemasangan patok tanda batas bidang tanah, penyiapan yuridis berupa kelengkapan surat-surat tanda penguasaan seperti akta-
akta, kuitansi, pembayaran jika diwajibkan terhadap PPh, BPTHB, dan lain-lain, materai hingga penyediaan berkas atau warkah bukti kepemilikan yang
merupakan dokumen asli ataupun salinan fotokopy, serta lain-lain yang tidak tercantum dalam DIPA BPN-RI namun memang menjadi kewajiban peserta
sertifikasi tanah. Dengan demikian, ada tiga hal utama yang menjadi perhatian dalam kegiatan PRONA : objek tanah, subjek peserta, dan dokumen pelengkap
syarat.
III.10.1 Tujuan Kegiatan PRONA
Tujuan Penyelenggaraan Kegiatan PRONA adalah memberikan pelayanan pendaftaran tanah pertama kali dengan proses yang sederhana, mudah
dan cepat dalam rangka percepatan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia.
III.10.2 Lingkup Kegiatan PRONA
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan PRONA pada prinsipnya merupakan kegiatan pendaftaran tanah pertama kali dalam rangka penerbitan sertipikat hak atas tanah terutama
bagi masyarakat golongan ekonomi lemah sampai menengah. Adapun lingkut Kegiatan PRONA meliputi :
1. Penyerahan DIPA;
2. Penetapan Lokasi;
3. Penyuluhan;
4. Pengumpulan Data alat buktialas hak;
5. Pengukuran Bidang Tanah;
6. Pemeriksaan Tanah;
7. Pengumuman;
8. Penerbitan SK HakPengesahan Data Fisik dan Data Yuridis
9. Penerbitan Sertipikat;
10. Survei dan Pelaporan.
Tahapan-tahapan kegiatan tersebut di atas sebagai Prosedur Standar Operasi pelaksanaana Kegiatan PRONA. Sedangkan Prosedur pelayanan
pendaftaran tanah untuk pertama kali melalui penegasan konversipengakuan hak, pemberian hak dan pendaftaran tanah wakaf Kegiatan PRONA berpedoman
kepada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan.
III.10.3 Sumber Pembiayaan Kegiatan PRONA
Universitas Sumatera Utara
Sumber anggaran dalam rangka Kegiatan PRONA dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang dialokasikan dalam DIPA BPN-RI
pada Program Pengelolaan Pertanahan.
III.10.4 Pokok-Pokok Kebijakan Kegiatan PRONA A. Dasar Hukum
Dasar hukum yang melandasi pelaksanaan Kegiatan PRONA yang meliputi kegiatan fisik, keuangan, dan administrasi antara lain adalah
sebagai berikut : 1.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 56Prp Tahun 1960 tentang Pembatasan Luas
Tanah Pertanian; 3.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional; 6.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf; 7.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan; 8.
Undang-Undang Nomor 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
Universitas Sumatera Utara
9. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan
Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian; 10.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah danatau
Bangunan; 11.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah
danatau Bangunan; 13.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah; 15.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Pejabat
Pembuat Akta Tanah; 17.
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan
Pertanahan Nasional;
Universitas Sumatera Utara
18. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan
Nasional; 19.
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, tentang Pendaftaran Tanah; 20.
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1998 tentang Surveyor Berlisensi;
21. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan;
22. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2006
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah;
23. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
24. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan
KabupatenKota; 25.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemeriksaan Tanah;
Universitas Sumatera Utara
26. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;
27. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia RENSTRA BPN-RI Tahun 2010-2014;
28. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah Tertentu;
29. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pelimpahan,
Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah Tertentu;
30. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah Tertentu;
31. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA Kantor Wilayah BPN
Provinsi.
B. Perencanaan
Legalisasi aset masyarakat melalui kegiatan PRONA didasarkan target Kegiatan PRONA yang ditetapkan setiap tahun anggaran sesuai
dengan jumlah alokasi anggaran yang diterima oleh BPN-RI. Dalam
Universitas Sumatera Utara
rangka perencanaan penetapan Subyek dan Obyek Program Legalisasi Aset Masyarakat melalui Kegiatan PRONA agar dapat memenuhi target
penyelesaian yang tepat waktu dan tepat sasaran, maka Kepala Kantor Wilayah BPN ProvinsiKepala Kantor Pertanahan KabupatenKota
membuat perencanaan secara sistematis dengan melakukan pra Inventarisasi calon lokasi dan calon peserta sebelum tahun berjalan
pelaksanaan Kegiatan T-1; membentuk Tim Koordinator Kegiatan PRONA; dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan pada tahun
berjalan T 0.
C. Prosedur Pelaksanaan
Penyelenggaraan pendaftaran tanah pertama kali melalui Kegiatan PRONA, dilaksanakan melalui pendekatan pendaftaran tanah secara
sporadik. Mengingat sistem pembukuan hak yang berlaku Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Tanah Wakaf pembukuan haknya
desa demi desa kelurahan, untuk tertib administrasi dalam pelaksanaannya agar diupayaakan dalam satu
cluster
kelompok dalam lokasi desakelurahan yang ditetapkan sebagai lokasi Kegiatan
PRONA, minimal 10 bidang tanah. Proses pendaftaran tanah Kegiatan PRONA dilakukan sebagai berikut:
a. Pembuktian hak lama yang alat bukti tertulisnya lengkap, tidak
lengkap atau tidak ada sama sekali berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
jo.
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997,
Universitas Sumatera Utara
pendaftaran tanahnya dilakukan melalui proses penegasan konversi atau pengakuan hak;
b. Pembuktian hak baru atas tanah Negara, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
jo.
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999,
pendaftaran tanahnya dilakukan melalui proses surat keputusan pemberian hak atas tanah.
Di dalam pelaksanaan operasional di lapangan masih sering dijumpai peserta Kegiatan PRONA menghadapi kendala dan masalahh
dalam hal pemenuhan kelengkapan dokumen pembuktian penguasaan dan kepemilikan tanah sehingga memperlambat pencapaian target tepat
waktu. Terhadap dokumen pembuktian penguasaan dan kepemilikan tanah diminta kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi, Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional KabupatenKota dan para Koordinator serta para pelaksana Kegiatan
PRONA untuk berpedoman kepada : 1.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997; 2.
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997;
3. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999;
Universitas Sumatera Utara
4. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1 Tahun 2010 serta ketentuan peraturan lainnya yang terkait.
Para pelaksana dalam melaksanakan Kegiatan PRONA disamping mengejar target bidang yang telah ditetapkan juga
diperhatikan keutamaan keakuratan data baik fisik bidang maupun keuangan. Pengisian risalah penelitian data yuridis dan penetapan batas
agar dilaksanakan secara tertib sesuai dengan dokumen data yuridis dan kenyataan di lapangan. Atasan langsung para pelaksana Kegiatan
PRONA untuk mengintensifkan pengawasan langsung Kegiatan PRONA.
D. Penetapan Lokasi
Di dalam penetapan lokasi perlu memperhatikan kondisi wilayah dan infrastruktur Pertanahan yang tersedia.
1. Kondisi Wilayah
Untuk ditetapkan sebagai lokasi Kegiatan PRONA diarahkan pada wilayah-wilayah sebagai berikut :
a. Desa miskintertinggal;
b. Daerah pertanian subur atau berkembang;
c. Daerah penyangga kota, pinggiran kota atau daerah miskin kota;
d. Daerah pengembangan ekonomi rakyat;
e. Daerah lokasi bencana alam;
Universitas Sumatera Utara
f. Daerah pemukiman padat penduduk serta mempunyai potensi
cukup besar untuk dikembangkan; g.
Daerah diluar sekeliling trasnmigrasi; h.
Daerah penyangga daerah Taman Nasional; i.
Daerah pemukiman baru yang terkena pengembangan prasarana umum atau relokasi akibat bencana alam.
2. Infrastruktur Pertanahan
Penetapan lokasi
wilayah desakeluarahan
dengan memperhatikan infrastruktur pertanahan yang tersedia, antara lain :
a. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah;
b. Inventarisasi Pengaturan, Pemikiran, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah IP4T; c.
Peta Penatagunaan Tanah; d.
Peta Pengukuran dan Pendaftaran Tanah Fotogrametis; e.
Infrastruktur Titik Dasar Teknik dan Peta Dasar Pendaftaran; f.
Teknologi Informasi dan Komunikasi; g.
Mobil dan Peralatan Larasita; dan h.
Infrasturktur lainnya.
3. Kewenangan Penetapan Lokasi
a. Penunjukan lokasi kecamatan ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi dengan memperhatikan usulan yang diajukan oleh Kepala Kantor
Pertanahan KabupatenKota;
Universitas Sumatera Utara
b. Penunjukan lokasi DesaKelurahan ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota.
E. Peserta
Peserta subyek Kegiatan PRONA adalah orang individu atau badan hukum yang dapat mempunyai hak atas tanah. Peserta Kegiatan
PRONA perorangan individu diutamakan pemilik tanah dari masyarakat golongan ekonomi lemah sampai menengah. Kriteria
golongan ekonomi lemah sampai menengah dengan pendekatan seseorang subyek hak dalam pemenuhan kebutuhan hidup minimum,
penghasilan atau karena jasa dan pengabdian kepada Negara, serta pendekatan penggunaan dan peruntukan tanah, yaitu sebagai berikut :
1. Perorangan Individu
Perorangan individu yang dapat menjadi peserta Kegiatan PRONA adalah perorangan dari golongan ekonomi lemah sampai
dengan menengah, dengan kriteria : a.
Pekerja dengan penghasilan tidak tetap per bulan sama atau di bawah Standar Kelayakan Hidup Minimum dari Biro Pusat
Statistik pengeluaran per kapita per bulan masing-masing KabupatenKota, antara lain petani, nelayan, pedagang,
peternak, pengrajin, pelukis jalanan, buruh musiman dan lain- lain;
b. Pekerja dengan penghasilan tetap, meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1. Pegawai perusahaan baik swasta maupun BUMNBUMD
dengan penghasilan per bulan sama atau di bawah Upah Minimum Regional UMR yang ditetapkan oleh masing-
masing KabupatenKota, yang dibuktikan dengan penetapan Upah Minimum KabupatenKota UMK dan surat
keterangan penghasilan dari perusahaan; 2.
Veteran, Pegawai Negeri Sipil pangkat sampai dengan Penata Tk.I IIId, prajurit Tentara Nasional Indonesia pangkat
sampai dengan Kapten dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia pangkat sampai dengan Komisaris Polisi,
dibuktikan dengan foto copy Surat Keputusan pangkat terakhir;
3. IstriSuami veteran, istrisuami Pegawai Negeri Sipil,
istrisuami prajurit Tentara Nasional Indonesia, istrisuami anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, dibuktikan dengan foto copy Surat Keputusan pangkat terakhir dan akta nikah;
4. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, pensiunan Tentara Nasional
Indonesia dan pensiunan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dibuktikan dengan foto copy Surat
Keputusan pensiun. 5.
Jandaduda pensiunan Pegawai Negeri Sipil, jandaduda pensiunan Tentara Nasional Indonesia, jandaduda pensiunan
Universitas Sumatera Utara
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dibuktikan dengan foto copy Surat Keputusan pensiun jandaduda dan
akta nikah. 2.
Nahzir Nahzir tanah wakaf baik perorangan atau badan hukum.
3. Badan Hukum
Badan hukum yang dapat menjadi peserta Kegiatan PRONA adalah badan hukum yang bergerak di bidang keagamaan dan
sosial yang tidak melakukan kegiatan usaha untuk mencari keuntungan dan peruntukan serta penggunaan tanah yang dimohon
digunakan untuk keperluan peribadatan, panti asuhan, dan panti jompo.
Kewenangan Penetapan Peserta
Peserta Kegiatan PRONA ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional KabupatenKota dengan
memperhatikan penetapan lokasi dari hasil pendataan yuridis.
F. Luas dan Jumlah bidang Tanah
Bidang tanah yang dapat ditetapkan menjadi obyek Kegiatan PRONA, seluruh atau sebagian bidang tanah di dalam satu
cluster
kelompok di dalam satu desakelurahan, minimal 10 sepuluh bidang, yakni :
1. Berupa tanah non pertanian dan atau tanah pertanian;
Universitas Sumatera Utara
2. Seseorang atau 1 satu peserta paling banyak 2 dua bidang;
3. Luas tanah :
a. Surat Keputusan Pemberian hak atas tanah Negara :
1. Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 2.000 m
2
dua ribu meter persegi, kecuali obyek Kegiatan PRONA yang berlokasi wilayah KabupatenKota Kantor Pertanahan
tipe A sampat dengan luas 500 m
2
lima ratus meter persegi; dan
2. Tanah pertanian dengan luas sampai dengan 2 ha dua
hektar. b.
Penegasan konversipengakuan hak 1.
Tanah non pertanian dengan luas sampai 5.000 m
2
lima ribu meter persegi, kecuali obyek Kegiatan PRONA yang
berlokasi di wilayah KabupatenKota Kantor Pertanahan tipe A sampai dengan luas 1.000 m
2
seribu meter persegi; dan 2.
Tanah pertanian dengan luas sampai 5 ha lima hektar. c.
Luas tanah yang dapat ditetapkan sebagai obyek sebagaimana tersebut huruf a dan b adalah luas tanah hasil pengukuran
kadasteral.
G. Kesinambungan IP4-Kegiatan PRONA
Hasil-hasil Program
Inventarisasi Pengaturan,
Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah IP4T antara lain adalah data-data
pemilik tanah subyek, penggunaan dan pemanfaatan tanah
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan tanah subyek, Peta Bidang TanahPeta Dasar Pendaftaran dan Gambar Ukur pengukuran bidang tanah obyek. Data-data subyek
dan obyek
Kegiatan Program
IP4T dapat
langsung dimanfaatkandipergunakan untuk mempercepat Kegiatan legalisasi
aset pertanahan baik yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak
PNBP. Guna
kesinambungan Kegiatan
PRONA-IP4T dan
mempercepat pelasksanaan Kegiatan PRONA, maka kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kepala
Kantor Badan Pertanahan Nasional KabupatenKota serta para Koordinator Kegiatan PRONA diminta agar :
1. Penetapan lokasi diarahkan pada lokasi Program IP4T pada tahun
sebelumnya; 2.
Menyeleksi hasil IP4T yang bisa dilanjutkan menjadi subyek dan obyek Kegiatan PRONA;
3. Terhadap obyek IP4T, yang pengukurannya telah dilaksanakan
secara kadasteral hasilnya Peta Bidang TanahPeta Dasar Pendaftaran
dan Gambar
Ukur dapat
langsung dimanfaatkandipergunakan untuk Kegiatan PRONA, tidak perlu
dilakukan pengukuran bidang tanah; 4.
Alokasi biaya pengukuran untuk Kegiatan PRONA dapat digunakan untuk menambah jumlah output bidang sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
satuan biaya setiap bidang tanah yang ditetapkan DIPA berkenaan, namun terlebih dahulu dilakukan revisi POK.
H. Biaya
Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan dilakukan secara terus menerus berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan Data Fisik dan Data Yuridis, pembuatan Peta dan daftar bidang tanah, pemberian
surat tanda bukti hak. Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan pendaftaran tanah pertama kali legalisasi aset melalui Kegiatan PRONA, Kegiatan
yang dibiayai oleh Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN DIPA BPN-RI, meliputi biaya Kegiatan :
1. Penyuluhan;
2. Pengumpulan Data alat buktialas hak;
3. Pengukuran Bidang Tanah;
4. Pemeriksaan Tanah;
5. Penerbitan SK HakPengesahan Data Fisik dan Data Yuridis;
6. Penerbitan Sertipikat;
7. Supervisi dan Pelaporan.
Untuk memastikan bahwa program strategis legalisasi aset melalui Kegiatan PRONA dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara APBN, maka Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi, Kepala Kantor Badan Pertanahan
KabupatenKota dan para Koordinator serta para pelaksana Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
PRONA dilarang meminta, memungut danatau menerima biaya apapun dalam rangka melaksanakan pendaftaran tanah. Sedangkan biaya
material dan patok tanda batas, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan Pajak Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas
Tanah dan Bangunan PPh bagi yang terkena ketentuan perpajakan menjadi beban kewajiban peserta program.
Persyaratan yang menjadi kewajiban peserta Kegiatan PRONA, tersebut yaitu antara lain :
1. Menyediakanmenyiapkan alas hakalat bukti perolehan tanah yang
akan dijadikan dasar pendaftaran tanah sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Menunjukkan letak dan batas-batas tanah yang dimohon dapat
dengan kuasa; 3.
Memasang patok tanda batas tanah; 4.
Menyerahkan bukti Setor bagi peserta yang terkena ketentuan tersebut.
Pengenaan BPHTB dalam Kegiatan PRONA merupakan kendala pencapaian target tepat waktu, hal ini disebabkan peserta
Program diprioritaskan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah sampai menengah yang tidak mampu membayar BPHTB. Pengaturan
pengenaan BPHTB kepada masyarakat telah diatur oleh undang- undang, termasuk pengaturan mengenai pihak-pihak yang dapat
diberikan keringanan. Khusus program strategis pertanahan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan secara massal bagi golongan masyarakat ekonomi lemah sampai menengah, dapat mengajukan pengurangan pengenaan BPHTB
yang diajukan secara kolektif oleh warga masyarakat melalui Kepala Desa kepada BupatiWalikota dengan melampirkan surat keterangan
tidak mampu yang dikeluarkan oleh Kepala DesaKelurahan sesuai dengan ketentuan.
I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Untuk dapat memenuhi target penyelesaian yang tepat waktu, maka perlu disusun perencanaan jadwal pelaksanaan Kegiatan PRONA
dan sub kegiatan yang terinci dengan mempedomani pada Standar Prosedur Kegiatan PRONA yang terlampir dalam Petunjuk Operasional
Kegiatan PRONA, yang meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut : 1.
Penyerahan DIPA; 2.
Penetapan Lokasi; 3.
Penyuluhan 4.
Pengumpulan Data alat buktialas hak; 5.
Pengukuran Bidang Tanah; 6.
Pemeriksaan Tanah; 7.
Pengumuman; 8.
Penerbitan SK HakPengesahan Data Fisik dan Data Yuridis; 9.
Perbitan Sertipikat; 10.
Supervisi dan PelaporanPenyerahan Sertipikat.
Universitas Sumatera Utara
H. Pembinaan, Pengolahan Data dan Pelaporan
Bahwa untuk melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi Kegiatan PRONA dan pendataan serta pelaporan Kegiatan secara
berjenjang dengan melibatkan Koordinator Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Koordinator Kantor Pertanahan KabupatenKota, maka
dibentuk Tim Koordinator Kegiatan PRONA BPN RI dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Tim
Koordinator Kegiatan PRONA Kantor Wilayah BPN Provinsi dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Tim
Koordinator Kegiatan PRONA Kantor Pertanahan KabupatenKota dengan susunan, tugas dan keanggotaan.
Semua data dalam rangka Kegiatan PRONA diolah secara digitak sesuai dengan standar aplikasi yang ditetapkan oleh Badan
Pertanahan Nasional RI, yaitu : 1.
Data Fisik dan Data Yuridis di
entri
pada Aplikasi Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP;
2. Melakukan integrasi data spasial peta bidang tanah dengan data
tekstual Buku Tanah dan Surat Ukur pada aplikasi Geo-KKP; 3.
Melakukan Rekonsiliasi data keuangan pada Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi SAI;
4. Melakukan Rekonsiliasi data keuangan data aset pada Aplikasi
SIMAK BMN;
Universitas Sumatera Utara
5. Melakukan
entri
data target fisik dan keuangan pada Aplikasi SKMPP; serta
6. Melakukan secara rutin mingguan rekonsiliasi data
anggarantarget mencakup realisasi fisik serta keuangan untuk diperolehnya data laporan SKMPP yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
III.10.5 Pelaksana Kegiatan
Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 telah ditetapkan
kelembagaan Badan Pertanahan Nasional. Sebagai tindak lanjut dari peraturan tersebut, diterbitkan Peraturan Kepala BPN-RI Nomor 3
Tahun 2006 untuk organisasi dan tatakerja BPN-RI dan Peraturan Kepala BPN-RI Nomor 4 Tahun 2006 untuk organisasi dan tatakerja
Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan KabupatenKota. Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan PRONA, tugas pokok dan fungsi
dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut : 1.
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Untuk BPN-RI Tim Pengarah Kegiatan PRONA terdiri dari
Sekretaris Utama Sestama, para Deputi, dan Inspektur Utama Irtama yang bertugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Kepala BPN-RI Nomor 3 Tahun 2006.
Universitas Sumatera Utara
Tim Pengarah secara fungsional melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Kegiatan PRONA pada Kantor
Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan KabupatenKota. Untuk kelancaran tugas pelaksanaan Kegiatan PRONA tersebut
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia membentuk Tim Koordinasi Kegiatan PRONA yang terdiri dari Tim Pengarah
Kegiatan PRONA dan Tim Teknis Kegiatan PRONA, Tugas Tim Koordinasi Kegiatan PRONA adalah :
a. Melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi secara
berjenjang kepada koordinator Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Koordinator Kantor Pertanahan KabupatenKota terhadap
pelaksanaan Kegiatan PRONA terutama untuk keakuratan data laporan Kegiatan PRONA dalam aplikasi SKMPP;
b. Melaksanakan rapat-rapat koordinasi dan workshop dalam
rangka penyusunan kebijakan Kegiatan PRONA; c.
Memfasilitasi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Kegiatan PRONA;
d. Menyusun laporan Rekapitulasi Kegiatan PRONA.
Tim Koordinasi Kegiatan PRONA bertanggungjawab kepada Kepala BPN-RI melalui Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah. 2.
Kantor Wilayah BPN Provinsi
Universitas Sumatera Utara
Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi sesuai Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2006 melaksanakan koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi secara menyeluruh. Pelaksanaan Kegiatan PRONA di
wilayahnya dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut. Kepal Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi dibantu oleh : a.
Kepala Bagian Tata Usaha, yang bertugas memberikan pelayanan administrasi, penyusunan program, dan menyiapkan
bahan evaluasi serta penyusunan laporan berkaitan dengan pelaksanaan Kegiatan PRONA.
b. Kepala Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan yang
bertugas melakukan koordinasi, bimbingan teknis dan pengawasan pelaksanaan pengukuran, pemetaan dalam rangka
pelaksanaan Kegiatan PRONA. c.
Kepala Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah yang bertugas melakukan koordinasi, bimbingan teknis dan pengawasan
pelaksanaan penegasan konversi atau pengakuan hak, pemberian hak atas tanah, pembukuan, dan penerbitan sertipikat dalam
rangka pelaksanaan Kegiatan PRONA. d.
Kepala Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan yang bertugas melakukan koordinasi, bimbingan teknis dan
Universitas Sumatera Utara
pengawasan berkaitan dengan pelaksanaan Kegiatan PRONA di atas Tanah Objek
Landreform
TOL atau Obyek IP4T. e.
Kepala Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat yang berfungsi melakukan koordinasi, bimbingan
teknis dan pengawasan berkaitan dengan pemanfaatan tanah Negara, dan tanah terlantar serta mengupayakan perberdayaan
masyarakat dalam rangka mendukung pelaksanaan Kegiatan PRONA.
f. Kepala Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa, dan
Konflik Pertanahan yang bertugas melakukan koordinasi, bimbingan teknis dan pengawasan dalam rangka penanganan
dan penyelesaian sengketa, konflik dan perkara pertanahan pada lokasi Kegiatan PRONA.
Dalam rangka pelaksanaan koordinasi secara menyeluruh, selain melaksanakan tugas tersebut Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi dapat menetapkan tugas-tugas lain sesaui keperluan pelaksanaan Kegiatan PRONA.
3. Kantor Pertanahan KabupatenKota
Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2006 melaksanakan Kegaiatan PRONA mulai dari perencanaan sampai dengan penyerahan sertipikat, pelaporan dan
Universitas Sumatera Utara
pendokumentasian, dalam rangka melaksanakan tugas tersebut Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas memberikan
pelayanan administrasi, penyusunan program, dan menyiapkan bahan evaluasi serta penyusunan laporan;
b. Kepala Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan yang bertugas
melaksanakan pengukuran dan pemetaan; c.
Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah yang bertugas melaksanakan pengolahan data, kegiatan pemeriksaan tanah,
kegiatan penegasan konversi atau pengakuan hak, pemberian hak atas tanah, pembukuan dan penerbitan sertipikat;
d. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan yang
bertugas melaksanakan pelayanan di bidang penatagunaan tanah dan
landreform
; e.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan yang bertugas di bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat;
f. Kepala Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara yang bertugas
melaksanakan penanganan sengketa dan konflik pertanahan. Dalam rangka pelaksanaan koordinasi secara menyeluruh,
selain melaksanakan kegiatan tersebut Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota dapat menetapkan tugas-tugas lain sesuai
keperluan pelaksanaan Kegiatan PRONA.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada KantorBadan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara, maka dapat
digambarkan hasilpenelitian sebagai berikut :
IV.1 Implementasi Program PRONA Proyek Operasi Nasional Agraria di Kabupaten Tapanuli Utara