Sumber Daya Implementasi Program PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) di Kabupaten Tapanuli Utara

Seperti hal yang diutarakan oleh Kepala Kantor BPN Kabupaten Tapanuli Utara bahwa : “ Program PRONA ini tujuannya adalah meningkatkan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia dengan cara melakukan sosialisasi baik melalui kepala desa, langsung ke desa-desa masyarakat ataupun melalui pihak kecamatan. Dan program ini juga akan lebih mendekatkan masyarakat dengan BPN, dan menghilangkan anggapan bahwa mengurusmembuat sertipikat tanah itu sulit dan memakan biaya yang sangat mahal.” Hasil wawancara 23Juni 2015 Serupa dengan apa yang dikemukakan oleh Kepala Kantor BPN Kabupaten Tapanuli Utara, Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mengatakan bahwa : “ Program ini merupakan program penerbitan sertipikat atas tanah, yang mana bertujuan untuk membantu masyarakat ekonomi lemah dan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu dengan percepatan pendaftaran tanah pertama kali dengan proses yang sederhana, mudah serta biaya yang murah .” Hasil wawancara 19 Juni 2015 Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan, maka saya menarik kesimpulan bahwa sasaran dari program PRONA adalah semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara, dan tujuannya adalah untuk memudahkan masyarakat dalam pendaftaran tanah pertama kali dengan proses yang sederhana, mudah serta biaya yang murah.

b. Sumber Daya

Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber daya manusia manusia, maupun non-manusia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan. Setiap Universitas Sumatera Utara tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara politik. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Van Meter dan Van Horn dalam Widodo 1974 menegaskan bahwa sumber daya kebijakan tidak kalah pentingnya dengan komunikasi. Sumber daya kebijakan ini juga harus tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan. Sumber daya ini terdiri atas dana atau intensif lain dalam implementasi kebijakan adalah merupakan sumbangan besar terhadap gagalnya implementasi suatu kebijakan. 1. Kualitas dan Kuantitas Pelaksana Dalam pelaksanaan suatu program tentu saja diperlukan pelaksana guna mendukung terlaksananya program dengan baik. Tanpa adanya personil untuk melaksanakan suatu program, maka kebijakan atau program apapun tidak dapat berjalan dengan baik dan hanya akan tinggal sebagai dokumen tanpa ada realisasinya. Oleh karena itu, ketersediaan pelaksana yang cukup serta berkompetensi dalam mendorong keberhasilan program sangat diperlukan. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala BPN Kabupaten Tapanuli Utara bahwa : “ Karena ini merupakan program wajib yang dilakukan setiap tahunnya, saya rasa hanya dengan pembentukan tim yang terdiri dari setiap pegawai dan dengan menunjuk koordinator sebagai penanggung jawab serta setiap kepala seksi untuk mengatur anggota dan staff sesuai dengan bidangnya .” Hasil wawancara 23 Juni 2015 Universitas Sumatera Utara Hal tersebut juga dipertegas oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan bahwa : “ Kami sudah memberikan bagaiman a prosedur atau jalannya program ini, apa yang diperlukan dan dibutuhkan juga sudah kami jelaskan kepada staff yang bersangkutan. Saya rasa tidak sulit menjalankan program ini, cukup mengerti tentang bagaimana memberikan sosialisasi terkait program ini, mengumpulkan data berupa alat buktialas hak,melakukan pengukuran, membuat peta lokasi, memeriksa tanah tersebut apakah bermasalah ataupun masuk lokasi kawasan hutan serta menjalankan operasi komputer untuk menginput data. Dan untuk bagian lain seperti, menyelesaikan masalah tanah untuk pegawai BPN mustahil mereka tidak mengerti. “ Hasil wawancara 19 Juni 2015 Ketersediaan sumber daya pelaksana, termasuk jumlah pelaksana atau kuantitas yang memadai. Mengenai hal ini, tanggapan dari Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara bahwa: “ Sumber daya manusia yang masih terbatas antara lain tenaga juru ukur, tenaga puldadis pengumpulan data yurudis, dan tenaga pengelola keuangan sehingga untuk kuantitas jelas disini sangat kekurangan. Karena itu, sekarang seluruh staff di Kantor BPN ini ambil bagian di program ini. Hasil wawancara 25Juni 2015. Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan, dapat diketahui bahwa kuantitas pegawai kantor pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara tidak memadai hal tersebut dilihat dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang program PRONA itu sendiri sehingga masyarakat banyak yang tidak mengetahui sumber pendanaan PRONA itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan kurangnya sosialisasi dari Badan Pertanahan Nasional kepada masayarakat. Universitas Sumatera Utara Selain jumlah pelaksana yang memadai juga diperlukan adanya pelaksana yang kompeten dalam menjalankan program, karena apabila jumlah pelaksana mencukupi, namun tanpa diimbangi dengan kemampuan atau keahlian dalam menajalankan program, maka dalam proses pelaksanaannya tidak dapat berjalan maksimal, begitu juga sebaliknya. Ketersediaan sumber daya manusia yang terampil merupakan hal yang sangat penting agar pelaksanaan program lebih efektif dan efisien, dimana kadangkala pelaksanaan suatu kegiatan terhambat bukan karena jumlah pelaksana yang tidak memadai, tetapi lebih kepada kurangnya kualitas dari sumber daya manusia sebagai pelaksana. Pada pelaksanaan program PRONA ini, tanggapan dari Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan bahwa : “ Walaupun jumlah pegawai kami dapat dikatakan tidak cukup atau kurang memadai, tetapi kami secara umum memiliki kemampuan yang bisa dikatakan memadai. Terlebih kami bekerja mengikuti prosedur yang ada, walaupun kadang terbatasnya pegawai menyebabkan hasil yang dicapai kurang maksimal mengingat banyaknya desa yang menjadi tempat dilaksanakannya program PRONA sehingga masyarakat menjadi resah karena keterlambatan penerbitan sertipikat .” Hasil wawancara 22 Juni 2015 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa staff atau pegawai menjalankan program ini sesuai dengan prosedur yang ada dan secara umum keahlian dan keterampilan dari para staff atau pegawai dapat dikatakan sudah memadai. 2. Sumber Daya Kebijakan Universitas Sumatera Utara Sumber daya kebijakan tidak kalah pentingnya dengan komunikasi. Sumber daya kebijakan ini juga harus tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya dana atau insentif lain dalam implementasi kebijakan adalah merupakan sumbangan besar terhadap gagalnya implementasi kebijakan. Seperti yang dikemukakan Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah bahwa : “ Untuk masalah dana kami mendapatkan dari pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan dalam DIPA BPN-RI. Pada program ini kami tidak mengalami kesulitan masalah dana, baik itu dari segi kendaraan maupun komputer beserta jaringannya semua dana itu dari pusat. Kami tidak pernah meminta tambahan dana karena kami sadar ini tugas kami . “ Hasil wawancara 24 Juni 2015 Berbeda dengan Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah. Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mengungkapkan hal yang sedikit berbeda : “ Kami tidak pernah mendapat kendala masalah dana untuk program PRONA ini. Dana yang diturunkan dari pusat akan di anggarkan oleh bendahara BPN, walaupun terkadang proses pendanaan yang sering mengalami keterlambatan sehingga menjadi penghambat di dalam pelaksanaan kegiatan program ini. Hasil wawancara 22 Juni 2015 Berdasarkan wawancara yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Kantor BPN Kabupaten Tapanuli Utara mendapatkan dana dari pusat dan sudah terdistribusikan dengan baik, walaupun terkadang proses pendanaan yang sering mengalami keterlambatan yang menjadi penghambat di dalam pelaksanaan kegiatan program ini. Universitas Sumatera Utara

c. Hubungan antar Organisasi