BAB V ANALISIS DATA
Dari hasil penelitian yang dilakukan, seperti yang tertera pada bab sebelumnya maka secara umumprogram PRONA Proyek Operasi Nasional
Agraria di Kabupaten Tapanuli Utara secara umum dapat dibahas sebagai berikut:
Seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu: Kecamatan Tarutung, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Pagaran, Kecamatan
Adian Koting, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Pangaribuan, Kecamatan Siborong-borong, Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan
Pahae Jae, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Purbatua, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Garoga dan Kecamatan Muara dapat memanfaatkan
program tersebut walaupun dilakukan secara bergiliran sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Wilayah terkait dengan
penunjukkan tempat dilaksanakannya program PRONA tersebut.
a. Standar dan Sasaran KebijakanUkuran dan Tujuan Kebijakan
Implementasi kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal ketika para pelaksana tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan.
Standar dan tujuan kebijakan memiliki hubungan yang erat dengan disposisi para implementor. Arah disposisi implementor terhadap standar dan tujuan kebijakan
juga merupakan hal yang krusial. Implementor mungkin bisa jadi gagal dalam melaksanakan kebijakan, dikarenakan mereka tidak mengerti apa yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
tujuan suatu kebijakan. Sasaran dan tujuan yang jelas dan terarah sangatlah penting guna menyukseskan program yang ingin dilaksanakan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga dapat diketahui bahwa yang menjadi sasaran dari program ini adalah masyarakat ekonomi lemah yang
bertempat di daerah tertinggal ataupun masyarakat berpenghasilan rendah yang memiliki hak atas tanah serta tanah tersebut tidak merupakan kawasan hutan dan
tidak bersengketa . Dan tujuan dari program ini adalah untuk membantu masyarakat di dalam pembuatan sertifikat tanah terutama pendaftaran tanah
pertama kali dan untuk mempercepat legalisasi aset pertanahan.
b. Sumber Daya
Setiap tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah
ditetapkan secara politik. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.
Van Meter dan Van Horn menegaskan bahwa sumber daya kebijakan tidak kalah pentingnya dengan komunikasi. Sumber daya kebijakan ini juga harus tersedia
dalam rangka untuk memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan. Secara umum dapat dikatakan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan
di dalam pelaksanaan program ini dapat dikatakan kurang memadai seperti kurang lengkapnya alat ukur dan kendaraan sementara tanah milik masyarakat yang luas
serta jumlah desa tempat dilaksanakannya program PRONA mencapai 30 desa dengan jarak tempuh yang jauh. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab utama
Universitas Sumatera Utara
keterlambatan penerbitanpenyerahan sertifikat kepada masyarakat yang seharusnya dilakukan pada bulan mei-november pada tahun berjalannya program
PRONA menjadi terlambat ke tahun berikutnya. Di samping itu kuantitas pelaksana dari program PRONA ini memang kurang memadai, seperti yang
diungkapkan oleh Kepala Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara yaitu kurangnya tenaga juru ukur, tenaga pengumpulan data yurudus puldadis, dan tenaga
pengelola keuangan. Sehingga setiap pegawai dan staff Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara terlibat di dalam pelaksanaan program ini tetapi
kualitas dari pelaksana dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari observasi yang dilakukan melalui metode wawancara bahwa pihak-pihak yang terkait
dengan program ini berpartisipasi aktif. Dan ini merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi pelaksanaan program.
Selain jumlah pelaksana yang memadai, juga diperlukan adanyapelaksana yang kompeten dalam menjalankan program tersebut, karena apabilajumlah
pelaksana tidak mencukupi, dan tidak mempunyai kemampuanatau keahlian dalam menjalankan program, maka dalam proses pelaksanaannyatidak dapat
berjalan dengan maksimal atau bahkan gagal. Ketersediaan sumber daya manusia yangterampil merupakan hal yang sangat penting agar pelaksanaan program
lebihefisien dan efektif, dimana kadangkala pelaksanaan suatu kegiatan terhambatbukan karena jumlah pelaksana yang tidak memadai, tetapi lebih
padakurangnya kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana. Dari hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa untukmasalah
pembiayaan dalam hal program PRONA ini sudah terdistribusikansecara
Universitas Sumatera Utara
baik,sehingga program
dapat terlaksana
sebagaimana mestinya
karenasebagaimana yang dikemukan oleh Van Horn dan Varn Meter bahwa selainsumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi
perhitunganpenting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.
c. Hubungan antar Organisasi