16 fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit memakan kristal-kristal urat dan
memicu peradangan lainnya. c.
Tahap ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, dapat berlangsung beberapa bulan
sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami ulangan serangan gout dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
d. Tahap keempat adalah tahap gout kronik, di mana timbunan urat terus
bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku,
juga pembesaran dan penonjolan dari sendi yang bengkak. Tofi terbentuk pada masa gout kronik akibat insolubilitas relatif dari urat. Tofi adalah
penimbunan kristal urat pada jaringan yang mempunyai karakteristik seperti benjolan di bawah kulit yang bening. Tofi dengan hiperurisemia yang tidak
terkontrol akan bertambah besar yang dapat menyebabkan deformitas dan disfungsi persendian.
Gout dapat merusak ginjal, sehingga ekskresi asam urat akan bertambah
buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk pada interstitium medulla, papilla, dan pyramid, sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu ginjal asam
urat juga dapat terbentuk sebagai akibat sekunder dari gout. Batu biasanya berukuran kecil, bulat dan tidak terlihat pada pemeriksaan radiografi Carter,
1995.
2.6 Obat yang Digunakan pada Pengobatan Penyakit Gout
Kebanyakan strategi pengobatan gout adalah menurunkan kadar asam urat sampai dibawah titik jenuh, dengan demikian mencegah deposisi kristal asam
urat. Ini dapat dilakukan dengan jalan, yaitu Mycek, dkk., 1995:
Universitas Sumatera Utara
17 1.
Mempengaruhi sintesis asam urat 2.
Meningkatkan ekskresi asam urat 3.
Menghambat masuknya leukosit ke dalam sendi yang terkena 4.
Pemberian obat-obat AINS Pengobatan biasanya terdiri dari pereda nyeri ibuprofen, naproxen,
kolkisin, dan kortison diikuti dengan pemberian allopurinol untuk menjaga kadar
asam urat rendah sehingga kristal tidak terbentuk Tortora dan Derrickson, 2011.
Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi serangan gout, yaitu: 1.
Obat Anti-Inflamasi Non Steroid AINS Obat AINS merupakan pilihan pertama dalam mengatasi serangan gout akut
karena memiliki efikasi yang baik dan toksisitas yang rendah pada penggunaan jangka pendek. Indometasin, naproxen, diklofenak, dan
piroksikam merupakan obat AINS yang paling sering digunakan Ernst, et al., 2008.
2. Kolkisin
Alkaloid ini diperoleh dari bunga dan biji tumbuhan Colchicun autumnale, yang berasal dari India, Afrika Utara, dan Eropa. Kolkisin berkhasiat
antiradang lemah dengan efek baik pada serangan gout akut efektivitas 90. Mekanisme kerjanya berdasarkan penghambatan sekresi zat-zat
kemotaksis danatau glikoprotein dari granulosit yang memegang peranan pada rangkaian proses peradangan, hingga siklusnya dihentikan. Kolkisin
juga menghambat sintesis dan pelepasan leukotrien Mycek,1995; Tan dan Rahardja, 2007.
Universitas Sumatera Utara
18 3.
Kortikosteroid Obat ini diberikan pada pasien yang memiliki kontraindikasi ataupun yang
tidak memberikan efek terhadap pemberian obat AINS dan kolkisin Ernst, et al., 2008.
Terapi profilaksis pada penderita gout dapat diberikan obat-obat yang bersifat urikostatik menghambat pembentukan asam urat atau urikosurik
meningkatkan ekskresi asam urat. 1.
Agen Urikostatik Allopurinol Allopurinol merupakan analog purin. Obat ini mengurangi produksi asam urat
dengan jalan menghambat secara kompetitif dua langkah terakhir biosintesis asam urat, yang dikatalisasi oleh xantin oksidase. Akibatnya perombakan
hipoxantin dikurangi dan sintesa asam urat menurun kurang lebih 50 dan produksi xantin maupun hipoxantin meningkat dan dibuang melalui ginjal.
Obat ini mengurangi produksi asam urat, mengurangi konsentrasi asam urat di urin, mencegah terbentuknya batu natrium urat, dan mengecilkan tofi
deposit urat Mycek, 1995; Tan dan Rahardja, 2007. 2.
Agen Urikosurik Probenesid dan Sulfinpirazon Probenesid, suatu penghambat umum sekresi tubular asam organik, dan
sulfinpirazon, suatu derivat fenilbutazon, merupakan dua obat urikosurik yang umum digunakan. Pada dosis terapi obat-obat ini menghambat
reabsorbsi asam urat pada tubulus proksimal sehingga keluarnya asam urat melalui ginjal meningkat. Agar dapat bekerja dengan baik, maka diperlukan
fungsi ginjal yang memadai. Klirens kreatinin perlu diperiksa untuk menentukan fungsi ginjal normalnya adalah 115-120 mLmenit. Pemberian
Universitas Sumatera Utara
19 obat-obatan ini diperlukan masukan cairan sekurang-kurangnya 1500 mLhari
agar dapat meningkatkan ekskresi asam urat, dan penggunaan aspirin harus dihindari, karena dapat menghambat kerja obat-obatan urikosurik Mycek,
1995; Carter, 1995.
2.7 Potassium Oxonate