30
3.7.6 Pembuatan larutan potassium oxonate 0,8
Sebanyak 80 mg serbuk potassium oxonate dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, ditambahkan akua pro injeksi sampai batas tanda.
3.8 Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah mencit putih jantan dengan berat badan 20-30 g. Sebelum perlakuan, hewan percobaan
dikondisikan terlebih dahulu selama 2 minggu dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan lingkungannya.
3.9 Pengujian Efek Antihiperurisemia
Sebelum percobaan dilakukan, mencit diberikan diet asam urat dengan diberikan campuran 0,4 mL jus hati ayam konsentrasi 50 dan 0,4 mL jus
melinjo konsentrasi 100 secara oral serta larutan potassium oxonate konsentrasi 0,8 dosis 150 mgkg bb secara intraperitoneal i.p selama 3 hari sebanyak 1
kali. Pada hari ke-4 mencit dipuasakan tidak makan tetapi tetap minum selama 18 jam, lalu ditimbang berat badan mencit masing-masing dan diberi tanda pada
ekor. Kemudian masing-masing diukur kadar asam urat puasa. Kemudian, diberikan campuran 0,4 mL jus hati ayam konsentrasi 50 dan 0,4 mL jus
melinjo konsentrasi 100 secara oral, lalu disuntikkan larutan potassium oxonate 0,8 dosis 300 mgkg bb secara intraperitoneal i.p. Setelah 1 jam kemudian,
diukur kembali kadar asam urat pada masing-masing mencit, lalu dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit dengan
perlakuan secara oral: Kelompok I : Mencit diberikan suspensi CMC-Na dosis 1 bb
Universitas Sumatera Utara
31 Kelompok II : Mencit diberikan suspensi allopurinol dosis 10 mgkg bb
Kelompok III : Mencit diberikan suspensi EEBA dosis 50 mgkg bb Kelompok IV : Mencit diberikan suspensi EEBA dosis 100 mgkg bb
Kelompok V : Mencit diberikan suspensi EEBA dosis 200 mgkg bb Diukur kembali kadar asam uratnya pada menit ke-30, 60, 90 dan 120. Lalu
dihitung persen penurunan kadar asam urat Purwatiningsih, dkk., 2010; Simarmata, 2012; Vogel, 2008.
3.10 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis variansi ANAVA dengan tingkat kepercayaan 95. Analisis statistik ini menggunakan program
SPSS versi 18.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tanaman
Hasil identifikasi tanaman dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, menyebutkan bahwa tanaman yang
digunakan adalah buah alpukat Persea americana Mill.. Hasil identifikasi tanaman dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 52.
4.2 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia pada simplisia dan ekstrak biji alpukat dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak biji alpukat
No. Golongan Senyawa
Hasil Simplisia
Ekstrak 1.
Alkaloida -
- 2.
Flavonoida +
+ 3.
Tanin +
+ 4.
SteroidTriterpenoida +
+ 5.
Saponin +
+ 6.
Glikosida +
+ Keterangan: + = Positif
- = Negatif Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang telah diperoleh pada Tabel 4.1,
maka golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada serbuk simplisia
Universitas Sumatera Utara