Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

12

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini telah terjadi proses pembangunan di dalam kehidupan masyarakat. Pembangunan dilakukan guna menunjang dan meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Segala aspek–aspek dan segi kehidupan masyarakat mengalami berbagai perkembangan baik dari yang terkecil hingga yang terbesar. Keseluruhan itu merupakan bentuk keinginan masyarakat untuk menuju ke arah yang lebih baik. Pembangunan pada umumnya berawal dari masyarakat dan akhirnya diperuntukkan kepada masyarakat. Masyarakat tidak bertindak sendiri dalam pelaksanaan pembangunan, tetapi mayarakat diatur dan dikendalikan oleh pemerintah agar tidak terjadi penyalahgunaan dan tumpang tindih dalam pembangunan. Pembangunan dilaksanakan untuk mempermudah hidup masyarakat sehingga tidak cenderung bergantung pada satu aspek saja. Kegiatan pembangunan pada hakikatnya mengadakan perubahan ekosistem dan lingkungan hidup. http:id.wikipedia.orgwikiPembangunan_berkelanjutan. Program pembangunan yang tepat akan memberikan hasil yang baik dan efektif terhadap masyarakat. Dalam hal ini diperlukan kerja sama yang baik dan bersinergi antara pemerintah dengan masyarakat sehingga pembangunan yang diharapkan dapat terlaksana. Universitas Sumatera Utara 13 Pada pembangunan prasarana dan sarana, kebijakan diarahkan pada pembangunan dan peningkatan infrastuktur pemerintahan, ekonomi dan pelayanan publik dengan tujuan untuk mendukung pengembangan wilayah, terutama wilayah yang belum tersentuh pembangunan, pusat-pusat pemerintahan, kawasan pengembangan ekonomi rakyat dan kawasan-kawasan tumbuh cepat. Pada kenyataan nya, pembangunan yang telah banyak dilakukan di pedesaan tidak begitu mulus seperti yang diharapkan. Sehingga kondisi desa di Indonesia masih bisa dikatakan tetap miskin dan terbelakang. Keadaan seperti itu menurut McCawley 1982:14-15 diakibatkan oleh penjelasan sebagai berikut : “Di desa hubungan sosial di pedesaan cenderung untuk bercorak “feodal” untuk memakai sebuah kata yang sering digunakan oleh orang-orang Indonesia sendiri dalam arti keluarga-keluarga pemilik tanah yang relatif kaya biasanya sangat berpengaruh dalam kehidupan politik di desa dan mempertahankan sikap paternalistik terhadap rakyat di bawah asuhan mereka. Struktur yang hirarkhis itu malahan mendorong timbulnya perasaan tak berdaya serta anggapan bahwa kekuatan-kekuatan yang menentukan hidup seseorang pada umumnya berada di luar kekuasaannya; hal ini mendorong timbulnya perasaan bahwa tak ada gunanya untuk mengadakan perasaan bahwa tak adanya gunanya untuk mengadakan perencanaan untuk masa depan; oleh karena yang menentukan jalan hidup seseorang dan jalan hidup orang- orang yang dicintainya adalah kekuatan birokratis paternalistik yang samar-samar dan kekuatan-kekuatan nasib yang lebih samar-samar lagi.” Yustika, 2002 : 107-108. Kurang lebih 81,2 wilayah Indonesia adalah wilayah pedesaan. Pada saat ini terdapat kurang lebih 63.058 desa yang tersebar pada 3329 kecamatan, 295 kabupaten Universitas Sumatera Utara 14 kotamadya, di dalam berbagai wilayah provinsi di seluruh Indonesia. Berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat teknologi penduduknya, wilayah desa masih tergolong dalam wilayah yang tidak luas, corak kehidupan yang agraris dan sederhana. Selain itu, desa juga mempunyai jumlah penduduk yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan wilayah – wilayah di atasnya. Adapun unsur – unsur desa adalah : 1. Daerah, meliputi : tanah-tanah produktif dan yang tidak beserta penggunaannya, lokasi,luas dan batasnya. 2. Penduduk, meliputi : jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian masyarakat setempat. 3. Tata kehidupan, meliputi : pola tata pergaulan dan iktan-ikatan pergaulan warga desa. Sedangkan ciri – ciri kehidupan masyarakat desa adalah : 1.Konflik dan persaingan 2.Kegiatan bekerja 3.Sistem tolong-menolong 4.Gotong royong 5.Musyawarah dan jiwa musyawarah Sajogyo Pudjiwati,1995:24 Maju mundurnya desa sangat ditentukan oleh ketiga unsur di atas dan yang paling utama ditentukan oleh faktor usaha manusia human efforts dan tata geografi geographical setting namun yang paling utama bahwa pada dasarnya tiap-tiap desa Universitas Sumatera Utara 15 mempunyai tingkat kemakmuran dan kemajuan penduduk yang berbeda-beda. Bintarto,1983:14. Dalam rumusan pembangunan nasional tersebut ditetapkan bahwa pembangunan nasional tersebut ditetapkan bahwa pembangunan masyarakat desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Secara lebih khusus pembangunan masyarakat desa memiliki beberapa pengertian, antara lain : - Pembangunan masyarakat desa berarti pembangunan masyarakat tradisional menjadi manusia modern Horton dan Hunt, 1976, Alex Inkeles, 1965. - Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan rasa percaya pada diri sendiri Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972. - Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun pertanian Mosher, 1974, Bertrand, 1958. Di samping batasan-batasan tersebut, pembangunan desa di Indonesia memiliki arti : pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha peningkatan taraf hidup masyarakat pedesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota masyarakat terhadap pembangunan, dan menciptakan hubungan yang selaras antara masyarakat dengan lingkungannya berdasar GBHN dan Repelita-repelita Rahadjo, 1999 : 194. Partisipasi masyarakat pedesaan sangat diperlukan bagi berhasilnya pembangunan, sehingga sekaligus dapat meningkatkan penghidupan masyarakat pedesaan. Setiap program pembangunan desa dimaksudkan untuk membantu dan Universitas Sumatera Utara 16 memacu masyarakat desa membangun berbagai sarana dan prasarana desa yang dibutuhkan. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pemerintahan serta mendorong perkembangan ekonomi wilayah dan menggerakkan kegiatan ekonomi rakyat di suatu kawasan dan sekitarnya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, mempercepat kemajuan ekonomi perdesaan, memberikan akses bagi masyarakat pedesaan untuk berusaha, menciptakan lapangan kerja, memperlancar arus barang dan jasa, serta menjamin tersedianya bahan pangan dan bahan pokok lainnya. http:www.papuaweb.orgdoc.teori pembangunan masyarakat desa.id. Indonesia yang merupakan negara dengan sumber daya alam yang sangat besar dengan posisi geografis yang sangat strategis dan iklim yang memungkinkan untuk pendayagunaan lahan sepanjang tahun, hutan dan kandungan bumi yang sangat kaya, merupakan modal utama untuk kemakmuran rakyatnya. Akan tetapi, hingga saat ini potensi besar itu belum secara nyata memberikan kemakmuran bagi rakyatnya. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup banyak, yang ditandai dengan kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasian, dan ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi. Pada akhirnya, kondisi tersebut mengakibatkan hal – hal seperti : i tingginya beban sosial ekonomi masyarakat ii rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia iii rendahnya partisipasi aktif masyarakat iv menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara 17 v kemungkinan merosotnya mutu generasi yang akan datang. Penyediaan infrastruktur desa dilaksanakan dengan maksud pembukaan akses dan mendukung kegiatan produksi, ekonomi, dan sosial yang merupakan komponen penting dalam pengembangan desa. Dengan tercapainya hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa karena terbukanya kawasan dari keterisolasian desa dan meningkatnya arus keluar masuk barang, terjaminnya air irigasi, dan air minum sebagai kebutuhan dasar, serta prasarana desa lainnya yang akan menunjang meningkatnya produksi dan produktivitas masyarakat desa, serta akan memperkuat komoditi ekonomi desa yang potensial untuk berkembang. Adapun jenis prasarana desa yang dapat dibangun adalah : 1. Prasarana yang mendukung aksesibilitas serta mengurangi keterisolasian, yaitu: jalan desa dan jembatan desa. 2. Prasarana yang mendukung kegiatan peningkatan produksi pangan, yaitu: lumbung, air tanah, bendungan sederhana, dan irigasi desa. 3. Prasarana untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat desa, yaitu: penyediaan air minum. http:id.wikipedia.orgwikiPembangunan Infrastruktur pedesaan_PKPS BBM Pembangunan merupakan salah satu cara untuk membuka keterisolasian suatu daerah agar lebih optimal pemanfaatan dan pengolahan segala sumber daya yang terdapat di dalamnya. Pembangunan prasarana jalan oleh pemerintah menandakan bahwa suatu daerah mulai bergerak menuju pembangunan. Pembangunan jalan pada umumnya dilakukan pada wilayah perkotaan dan pedesaan. Pada wilayah perkotaan, Universitas Sumatera Utara 18 pembangunan jalan biasanya dilakukan guna memperlancar aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat. Pada wilayah pedesaan pembangunan jalan dilakukan untuk membuka segala akses yang menyangkut kehidupan masyarakat di dalamnya sehingga mampu mencegah terisolirnya masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi. Masyarakat akan merasakan berbagai dampak akibat dibangunnya prasarana jalan oleh pemerintah. Pemerintah melalui program pembangunan prasarana jalan raya bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi. Pada masyarakat desa pembangunan prasarana jalan tentu akan sangat bermanfaat mengingat pada saat ini banyak wilayah pedesaan di Indonesia mengalami berbagai ketertinggalan dalam segala hal akibat belum tersedianya fasilitas jalan yang memadai. Sebagai akibatnya desa–desa tersebut menjadi terisolir dan sulit berkembang. Adapun komponen kegiatan pembangunan infrastruktur pedesaan seperti : 1. jalan 2. usaha tani 3. saluran irigasi 4. pasar desa Banyak program – program pembangunan desa yang telah dicanangkan pemerintah pusat baik melalui Pemerintah Tingkat I Provinsi maupun Pemerintah Tingkat II Kabupaten. Tujuan diadakannya pembagunan tersebut tidak lain adalah agar tercapai kesejahteraan masyarakat. Keseluruhan wilayah pedesaan di Indonesia, Universitas Sumatera Utara 19 tidak terkecuali wilayah pedesaan di Provinsi Sumatera Utara juga mengalami berbagai proses pembangunan. Objek dalam penelitian ini adalah Dusun Tanggiring, Desa Pegagan Julu VIII, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Dusun tersebut merupakan salah satu dusun dari Desa Pegagan Julu VIII yang terdiri dari, 4 dusun : Dusun Tanggiring 324 KK, Dusun Tumanggor 506 KK, Dusun Juma Lubang 276 KK dan Dusun Tumanggor Dolok 121 KK. Masyarakat dusun ini mayoritas bertani yaitu dengan mengerjakan sawah dan ladang. Adapun komoditas pertanian masyarakat meliputi : padi , kopi dan singkong. Masyarakat dusun tesebut sangat kesulitan untuk menjual hasil pertanian mereka mengingat prasarana jalan di dusun itu masih sangat minim sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memasarkan hasil pertaniannya ke kota mengingat kondisi jalan yang belum memadai. Kondisi jalan pada saat itu masih berbentuk jalan tanah yang sempit dan cenderung licin jika kondisi hujan. Jalan itu juga masih ditumbuhi oleh rumput–rumput dan ilalang yang tentunya sangat menghambat perjalanan masyarakat. Untuk menuju ke kota saja dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan, namun itu pun dengan menggunakan sepeda motor. Kendaraan roda empat seperti mobil sangat tidak mungkin untuk dapat melintasi jalan di desa tersebut mengingat kondisi jalan yang sempit, berbentuk jalan tanah yang sangat licin khususnya jika kondisi hujan. Situasi demikian terjadi pada sekitar tahun 1980 dan pada akhirnya masyarakat meminta melalui kepala desa agar mengusulkan pembangunan jalan kepada Pemda Dairi. Namun pihak Pemda belum dapat memberikan kepastian pada Universitas Sumatera Utara 20 masyarakat hingga pada tahun 1984 dibangunlah jalan berupa jalan berbatu di desa tersebut. Hal demikian tidak banyak membantu masyarakat karena masyarakat tetap kesulitan memasarkan hasil pertaniannya ke kota khusunya jika kondisi hujan. Kondisi demikian semakin dipersulit oleh minimnya sarana transportasi seperti mobil pengangkutan umum yang melintas dari desa tersebut. Para pemilik dan pengemudi kendaraan roda empat seperti mobil tidak berani mengambil resiko masuk ke desa tersebut karena kondisi jalan yang berbatu dan licin. Jika pun ada mobil yang masuk biasanya akan tergelincir, kandas di bebatuan dan akhirnya mengalami kerusakan. Tentunya banyak pemilik kendaraan tidak ingin kendaraanya rusak sehingga lebih memilih untuk tidak masuk ke Dusun Tanggiring. Adapun masyarakat yang dapat memasarkan hasil pertaniannya hanyalah masyarakat yang mampu membeli kendaraan roda dua, seperti : sepeda motor. Namun hal itu juga tidak terlalu menguntungkan mengingat sepeda motor hanya mampu membawa hasil pertanian dengan jumlah yang terbatas. Masyarakat Dusun Tanggiring juga sangat kesulitan untuk melakukan aktifitas sosialnya, seperti : mengikuti acara pesta di desa sekitarnya dan berinteraksi dengan masyarakat desa lainnya. Hal itu diakibatkan karena masih belum memadainya prasarana jalan sehingga butuh waktu lama untuk menempuh perjalanan ke desa lain di sekitarnya. Masyarakat tetap berusaha meminta kepada pihak Pemda untuk melanjutkan pembangunan jalan di desa tersebut. Masyarakat yang sangat menginginkan terwujudnya pembangunan jalan di desa Tanggiring berusaha melakukan segala upaya agar permohonan mereka dapat didengarkan dan diwujudkan oleh pemerintah. Mereka beranggapan bahwa pembangunan jalan di desa itu sangat Universitas Sumatera Utara 21 penting mengingat jalan adalah satu-satunya cara untuk dapat melancarkan segala aktivitas warga baik secara sosial dan ekonomi. Setelah mengalami berbagai kendala dan halangan dalam waktu yang cukup lama, pada pertengahan tahun 2002 akhirnya pihak Pemda melanjutkan pembangunan jalan di dusun itu. Jalan yang dulunya hanya dilapisi bebatuan besar dan kasar kemudian diubah dan dibangun menjadi jalan beraspal. Pada awal tahun 2003 pembangunan jalan di desa Tanggiring pun selesai, dan tentunya hal itu sangat menggembirakan karena dapat menunjang segala aktifitas sosial maupun ekonomi masyarakat yang dulunya sangat sulit dilakukan akibat keterbatasan prasarana jalan. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui dampak–dampak apa saja yang timbul dan dirasakan oleh masyarakat Desa Tanggiring selama kurang lebih enam tahun setelah dibangunnya prasarana jalan di desa tersebut. Setelah melalui perjalanan dan proses yang panjang untuk mewujudkan pembangunan jalan di Dusun Tanggiring, tentunya masyarakat dapat merasakan berbagai perbedaan di dalam aktifitas kesehariannya mengingat pada saat ini prasarana jalan di desa itu telah memadai. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana dampak pembangunan prasarana jalan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Dusun Tanggiring, Desa Pegagan Julu VIII, Kecamatan Sumbul , Kabupaten Dairi ? Universitas Sumatera Utara 22 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan pembangunan prasarana jalan di Dusun Tanggiring, Desa Pegagan Julu VIII, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Oleh sebab itu diharapkan dapat diperoleh penjelasan mengenai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat dari sebelum dibangunnya jalan hingga setelah terwujudnya pembangunan jalan di Dusun Tanggiring, Desa Pegagan Julu VIII, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dan efektif terhadap perkembangan ilmu sosiologi khusunya terhadap sosiologi pembangunan. 1.4.2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk para pembuat kebijakan dan khususnya terhadap masyarakat Dusun Tanggiring, Desa Pegagan Julu VIII, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Universitas Sumatera Utara 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA