Klasifikasi dan Biologi Ikan

2.2. Klasifikasi dan Biologi Ikan

Ikan merupakan hewan vertebrata yang tergolong ke dalam Filum Chordata, Kelas Pisces, yang terdiri dari 4 empat sub kelas, yaitu sub kelas Elasmobranchii, Chondrostei, Dipnoi, dan Teleostei, masing-masing dengan beberapa ordo, famili dan Genus Saanin, 1986 dalam Erliana 2007, hlm: 4. Ikan termasuk vertebrata akuatis dan bernafas dengan insang beberapa jenis iksn bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renanggelembung udara. Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak dibungkus dalam tulang kranium tulang kepala yang berupa kartilago tulang rawan atau tulang sejati. Memiliki sepasang mata. Kecuali ikan-ikan siklostomata, mulut ikan disokong oleh rahang agnatha = ikan tak berahang. Teling hanya terdiri dari telinga dalam, berupa saluran-saluran sirkular, sebagai organ keseimbangan equilibrium. Sirkulasi menyangkut aliran seluruh darah dari jantung melalui insang lalu ke seluruh bagian lain. Tipe ginjal adalah pronefros dan mesonefros Brotowidjojo, 1993, hlm: 181. Tubuh ikan terdiri atas caput, trucus dan caudal. Batas yang nyata antara caput dan trucus disebut tepi caudal operculum dan sebagai batas antara trucus dan ekor disebut anus. Kulit terdiri dari dermis dan epidermis. Dermis terdiri dari jaringan pengikat yang dilapisi dari sebelah luar oleh sel epithelium. Di antara sel –sel epithelium terdapat kelenjar uniselular yang mengeluarkan lendir yang menyebabkan kulit ikan menjadi licin Radiopoetra, 1978, hlm: 456. Air merupakan habitat ikan yang sangat erat kaitannya dengan pembentukan struktur tubuh ikan, proses pernafasan, cara bergerak, cara memperoleh makanan, reproduksi dan segala hal yang diperlukan bagi ikan. Ada sebagian badan air yang bersifat terlalu panas, terlalu dingin atau terlalu asin yang disajikan sebagai habitat bagi spesies tertentu. Perubahan lingkungan yang sangat bervariasi mengakibatkan dampak bagi ikan terutama pada struktur dan bentuk yang secara perlahan-lahan melakukan modifikasi adaptasi dalam perkembangannya untuk mengatasi perubahan lingkungan Ommaney, 1982, hlm: 10. Pola adaptasi yang unik dari organisme laut antara lain adalah warna yang khas, mata berukuran besar atau sangat kecil, mata Universitas Sumatera Utara berbentuk pipa tabular, mulut berukuran relatif besar, sebagian besar memiliki jenis kelamin yang sama dan mampu menghasilkan cahaya biolumesens. Ikan-ikan mesopelagik berwarna abu-abu keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya, ikan yang hidup di zona abisal dan batial, sering tidak berwarna atau berwarna abu-abu, dan tampak tidak berpigmen. Mata yang berukuran besar dapat beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki intensitas cahaya yang relatif kecil. Namun, ikan penghuni zona abisal pelagik dan hadal pelagik bagian laut yang terdalam memiliki mata yang sangat kecil atau bahkan tidak bermata, karena kondisi yang gelap gulita sehingga mata tidak diperlukan. Pada umumnya ikan yang hidup pada kedalaman kurang dari 2000 m memiliki mata yang kadang-kadang berukuran besar, sedangkan ikan penghuni kedalaman lebih dari 2000 m memiliki mata kecil atau bahkan tidak memiliki mata Dahuri, 2003, hlm: 92. Menurut Rifai dkk 1983, penyebaran ikan di perairan sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu: faktor biotik, faktor abiotik, faktor teknologi dan kegiatan manusia. Faktor biotik yaitu faktor alam yang hidup atau jasad hidup, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan faktor abiotik mencakup faktor fisik dan kimia yaitu cahaya, suhu, arus, garam-garam mineral, angin, pH, oksigen terlarut, salinitas dan BOD. Sedangkan faktor teknologi dan kegiatan manusia berupa hasil teknologi dan kegiatan-kegiatan lain baik sifatnya memperburuk lingkungan seperti pabrik-pabrik yang membuang limbahnya ke perairan maupun yang memperbaiki lingkungan seperti pelestarian areal pesisir.

2.3. Pembagian Ikan