Nilai Indeks Keanekaragaman H

1 = sangat rendah 1 - 2 = rendah 2,01 - 3 = sedang 3,01 - 5 = tinggi 5 = sangat tinggi

5.3.8. Salinitas

Nilai Salinitas pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 27,66 00 – 28,35 00 . Salinitas tertinggi diperoleh pada stsiun I yaitu sebesar 28,35 00, sedangkan salinitas terendah terdapat pada stasiun III yaitu 27,66 00. Adanya perbedaan salinitas pada tiap stasiun penelitian berkaitan dengan suhu pada setiap stasiun. Suhu yang tinggi pada stasiun memungkinkan terjadinya penguapan yang tinggi. Kaitan antara penguapan dan kadar salinitas adalah berbanding positif. Semakin tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya. http:www.e-dukasi.netmolmo_full.php?moid=99fname=geox0813.htm, diakses pada tanggal 15 Februari 2008.

5.4. Nilai Indeks Keanekaragaman H

’ , dan Indeks Keseragaman E pada Masing-Masing Stasiun Penelitian Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada masing-masing stasiun penelitian memperlihatkan nilai indeks keanekaragaman H ’ dan indeks keseragaman E di perairan PLTU Labuhan Angin seperti pada Tabel 4. Tabel 5.4.1. Nilai Indeks Keanekaragaman H ’ ,dan Indeks Keseragaman E pada Masing-Masing Stasiun Penelitian STASIUN I II III Indeks Keanekaragaman H ’ 0,499 0,935 1,667 Indeks Keseragaman E 0,719 0,674 0,856 Universitas Sumatera Utara Hasil pengamatan dari tabel 5.4.1. menunjukkan nilai indeks keanekaragaman H ’ pada setiap stasiun pengamatan berkisar antara 0,499 - 1,667. Indeks keanekaragaman tertinggi didapatkan pada stasiun III yaitu 1,667. Hal ini disebabkan karena kadar oksigen yang cukup, disamping itu parameter fisik kimia yang diperoleh dari stasiun ini mendukung bagi perkembangan dan pertumbuhan ikan Tabel 3 kondisi ini menyebabkan jumlah jenis yang didapatkan lebih banyak, yaitu 7 jenis bila dibandingkan dengan stasiun I dan II yang terdiri dari 2 dan 4 jenis, disamping itu jumlah individu dari masing-masing jenis tidak ada yang mendominasi. Menurut Odum 1994, hlm: 428 nilai keanekaragaman dan keseragaman suatu organisme pada suatu habitat sangat ditentukan oleh jumlah jenis dan jumlah individu dari masing- masing jenis yang terdapat pada suatu area. Nilai Indeks Keanekaragaman pada stasiun I 0,499. Pada stasiun ini hanya ditemukan 2 jenis yaitu Mugil sp. dan Siganus sp. Hal ini disebabkan karena pada stasiun ini merupakan tempat pelabuhan dengan segala aktivitas. Menurut Whitten et al . 1993 dalam Siahaan 2006, hlm: 35, aktivitas pada kawasan perairan menghasilkan limbah organik yang mengganggu kehidupan perairan. Limbah transportasi dapat mengganggu kehidupan ikan. Hal ini juga disebabkan karena jumlah dan distribusi ikan yang tidak merata, Koesbiono 1979, hlm: 22, menyatakan bahwa keanekaragaman jenis yang tinggi pada suatu perairan menunjukkan keadaan komunitas yang baik, sebaliknya keanekaragaman yang kecil berarti telah terjadi ketidakseimbangan ekologi di perairan tersebut. Nilai Indeks Keseragaman E pada semua stasiun penelitian berkisar antara 0,674 - 0,856, dan nilai keseragaman ini termasuk ke dalam kategori rendah. Nilai keseragaman terendah terdapat pada stasiun II yaitu 0,674, karena pada stasiun ini hanya ditemukan 4 jenis ikan pada saat penangkapan. Menurut Krebs 1985, hlm: 525 nilai keseragaman berkisar antara 0 – 1. Nilai keseragaman mendekati 1 dikatakan pembagian individu pada masing-masing sangat seragam. Sebaliknya jika nilai mendekati 0 berarti keseragaman rendah karena ada jenis yang mendominasi. Selanjutnya Koesbiono 1979, hlm: 22 menyatakan keanekaragaman jenis yang tinggi pada suatu perairan menunjukkan keadaan komunitas yang baik, sebaliknya Universitas Sumatera Utara keanekaragaman yang kecil berarti telah terjadi ketidakseimbangan ekologi di perairan tersebut.

5.5. Indeks Similaritas