Ketentuan ta’widh di BRISyariah

Dari surat Al-Maidah sudah sangat jelas apabila kita melakukan akad atau kontrak perjanjian maka masing-masing pihak harus memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing. Sehingga setiap yang berhutang harus membayar hutangnya. Seandaipun yang mempunyai hutang belum mampu dalam melunasi kewajibannya. maka tunggulah sampai ada kelapangan dan kemampuan dalam membayar hutang tersebut sebagai mana dijelaskan dalam surat Al-baqarah ayat 280. Berdasarkan ayat tersebut apabila seseorang yang berutang belum mampu melunasi atau melaksanakan kewajibannya. Maka yang memberikan hutang harus memberikan tenggang sampai yang berhutang memiliki kemampuan untuk melaksanakan kewajibanya. Dan apabila ini terjadi pada BRISyariah, maka BRISyariah akan mengambil tindakan-tindakan yang tidak merugikan pihak nasabah dan pihak BRISyariah sendiri. Sehingga hak kedua belah pihak tetap terjaga dan sesuai dengan ajaran islam.

2. Tindakan Penyelesaian Kredit Macet pada BRISyariah

Adapun tindakan yang dapat dilakukan oleh BRISyariah terhadap kredit macet yaitu: 1. Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain melalui; a. Penjadwalan kembali rescheduling, yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya; b. Persyaratan kembali reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan, antara lain perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran jangka waktu danatau pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada bank; c. Penataan kembali restructuring, yaitu perubahan persyaratan Pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling atau reconditioning, antara lain meliputi 1 Penambahan dana pembiayaan bank; 2 Konversi akad pembiayaan; 3 Konversi pembiayaan menjadi surat berharga syariah berjangka waktu menengah;, surat berharga syariah berjangka waktu menengah adalah surat bukti investasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang danatau pasar modal berjangka waktu 3 tiga sampai 5 lima tahun dengan menggunakan akad mudharabah atau musyrakah. 4 Konversi pembiayaan menjadi peyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah. Penyertaan modal sementara adalah penyertaan penyertaan modal BUS atau UUS, antara lain berupa pembelian saham danatau konversi Pembiayaan menjadi saham dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan penyaluran dana danatau piutang dalam jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Bank dapat melaksanakan restukturisasi pembiayaan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Dan bank wajib menjaga dan mengambil langkah-langkah agar kualitas pembiayaan setelah direstrukturisasi dalam keadaan Lancar. Bank dilarang melakukan Restrukturisasi Pembiayaan dengan tujuan untuk menghindari: penurunan penggolongan kualitas pembiayaan; pembentukan penyisihan penghapusan aktiva PPA yang lebih besar, atau penghentian pengakuan pendapatan marjin atau ujrah secara akrual. 14 Dalam proses pengenaan ta’widh di BRISyariah hanya dikenakan kepada nasabah yang memiliki kolekbilitas macet. Dan sudah merugikan pihak bank syariah khususnya. Contoh pada kasus pembiayaan murabahah, Apabila nasabah merubah perjanjian misalnya didalam kontrak dikatakan dalam 3 tahun lunas, dan sekarang ternyata harus diperpanjang rescheduling pasti disitu ada biaya notaris, 14 Peraturan Bank Indonesia, NOMOR: 1018PBI2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.