Produksi dalam bentuk yang luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik
pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan marjin.
3
b. Pembiayaan Salam
Akad salam atau salaf adalah penjualan sesuatu yang akan datang dengan imbalan sesuatu yang sekarang, atau menjual sesuatu
yang dijelaskan sifatnya dalam tanggungan.
4
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh
sementara pembayaran dilakuka tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini mirip jual beli
ijon , namun dalam transaksi ini kuatitas, kualitas, harga, dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
5
c. Pembiayaan Istishna’
Istishna’ didefinisikan sebagai akad meminta seseorang untuk membuat sebuah barang tertentu dalam bentuk tertentu.atau dapat
diartikan sebagai akad yang dilakukan dengan seseorang untuk membuat sebuah barang tertentu dalam tanggungan.
6
3
Wahbah Azzuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid V, cet.X, Damaskus: Darul Fikr, 2007, h.98.
4
Ibid., h.240.
5
Adiwarman A. karim, Bank islam dan Analisis Keuangan,cet.VIII, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2011, h.99.
6
Wahbah Azzuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid V, cet.X, Damaskus: Darul Fikr, 2007, h.268.
Akad ini menyerupai akad salam membeli barang dalam tanggungan dengan harga kontan, karena akad ini merupakan jual beli
barang yang tidak ada ma’duum saat akad. Dalam akad ditetapkan bahwa barang yang dipesan berada dalam tanggungan pembuat
penjual.
7
Produk istishna’ menyerupai produk salam, tetapi dalam
istishna’ pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali termin pembayarn. Skim
istishna’ dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kosntruksi. Ketentuan
umum pembiayaan istishna’ adalah spesifikasi barang pesanan harus
jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlahnya.
8
1. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa Ijarah
Al-Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah
al-iwadh yang arti dalam bahasa Indosesianya ialah ganti dan upah.
9
Ada yang menterjemahkan ijarah sebagai jual beli jasa upah- mengupah, yakni mengambil manfaat tenaga manusia, ada pula yang
menerjemahkan sewa-menyewa.
10
Jumhur ulama fiqih berpendapat bahwa
7
Wahbah Azzuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid V, cet.X, Damaskus: Darul Fikr, 2007, h.268.
8
Adiwarman A. Karim, Bank Islam dan Analisis Keuangan, cet.VIII, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2011, h.100.
9
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalat, cet.VI, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010, hal.114.
10
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalat, Bandung: Pustaka Setia, 2001, h.122.
ijarah adalah menjual manfaat dan yang boleh disewakan adalah
manfaatnya bukan bendanya. Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, sedangkan pada ijarah objek transaksnya adalah jasa.
11
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syarian dikenal
ijarah muntahhiyah bittamlik sewa yang diikuti dengan berpindahnya
kepemilikan. Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.
12
Al- Bai’ wal ijarah muntahhiyah bit tamlik IMBT merupakan
rangkaian dua buah akad, yakni akad al- Bai’ dan akad ijarah muntahia bit
tamlik IMBT. Al-
Bai’ merupakan akad jual beli, sedangkan IMBT merupakan kombinasi antara sewa-menyewa ijarah dan jual beli atau
hibah di akhir masa sewa.
13
2. Pembiayaan Bagi Hasil syirkah
a. Pembiayaan Musyarakah
11
Adiwarman A. Karim, Bank Islam dan Analisis Keuangan, cet.VIII, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2011, h.101.
12
Ibid,.
13
Ibid,. h.149.
Syirkah menurut bahasa berarti al-ikhtilath yang artinya campur
atau percampuran. Demikian dinyatakan oleh Taqiyuddin. Maksud percampuran disisni ialah seseorang mencampurkan hartanya dengan
harta orang lain sehingga tidak mungkin untuk dibedakan.
14
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah syirkah atau syarikah. Transaksi Musyarakah dilandasi adanya keinginan para
pihak yang berkerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua
pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak
berwujud.
15
b. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata al-Dharb, yang berarti secara
harfiah adalah berpergian atau berjalan.
16
Sedangkan arti secara terminology menurut sayyid sabiq berpendapat, mudharabah ialah
akad antara dua belah pihak untuk salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang untuk diperdagangkan dengan syarat keuntungan dibagi
dua sesuai dengan perjanjian.
17
14
Hendi Suhendi, fiqih Muamalat, cet.VI, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010, h.125.
15
Adiwarman A. Karim, Bank Islam dan Analisis Keuangan, cet.VIII, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2011, h.102.
16
Hendi Suhendi, fiqih Muamalat, cet.VI, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010, h.135.
17
Ibid,. h.137.
Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam produk perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah
bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal shahib al-Maal mempercaka sejumlah modal kepada pengelola
mudharib dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.
18
Perbedaan yang essensial dari musyarakah dan mudharabah terletak pada besarnya konstribusi atas menajemen dan keuangan atau
salah satu diantara itu. Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasal dari dua pihak
atau lebih.
19
3. Pembiayaan dengan Akad Pelengkap
a. Hiwalah
Menurut bahasa, yang dimaksud dengan hiwalah ialah al-Intiqal dan al-Tahwil, artinya ialah memindahkan atau mengoperkan.
20
Secara terminology hiwalah ialah pemindahan utang dari tanggungan
seseorang yang berutang kepada orang lain, di mana orang lain mempunyai utang pula kepada yang memindahkannya.
21
18
Adiwarman A. Karim, Bank Islam dan Analisis Keuangan, cet.VIII, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2011, h.103.
19
Ibid.,
20
Hendi Suhendi, fiqih Muamalat, cet.VI, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010, h.99.
21
Ibid., hal 101
Dalam perbankan tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan
produksinya. Bank mendapat ganti biaya atas pemindahan piutang. Untuk mengantisipasi risiko kerugian yang akan timbul, bank perlu
melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang berutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang dengan yang
berutang.
22
b. Rahn gadai
Menurut bahasa ar-Rahn berarti al-tsubut dan al-habs yaitu penetapan dan penahanan.
23
Menurut Sayyid Sabiq gadai adalah menjadikan suatu benda berharga dalam pandagan syara’ sebagai
jaminan atas utang selama ada dua kemungkinan, untuk mengembalikan uang itu atau mengambil sebagian benda itu.
24
Tujuan akad rahn diperbankan untuk memberikan jaminan kepada bank sewaktu waktu nasabah tidak dapat memenuhi
kewajibannya wanprestasi. Apabila nasabah wanprestasi, bank dapat melakukan penjualan
barang yang digadaikan atas perintah hakim. Nasabah mempunyai hak menjual barang tersebut dengan seizin bank. Apabila hasil penjualan
22
Adiwarman A. Karim, Bank Islam dan Analisis Keuangan, cet.VIII, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2011, h.105.
23
Hendi Suhendi, fiqih Muamalat, cet.VI, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010, h.105.
24
Ibid., 106
melebihi kewajibannya, kelebihan tersebut menjadi milik nasabah. Dalam hal hasil penjualan tersebut lebih kecil dari kewajibannya, maka
nasabah harus menutupi kekurangannya.
25
c. Qardh
Qardh adalah pinjaman uang, aplikasi qardh dalam perbakan
biasanya ada 4 hal: 1.
Sebagai pinjaman talangan haji. 2.
Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah. 3.
Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, di mana menurut perhitungan bank akan memberatkan si pengusaha bila diberikan
pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah atau bagi hasil. 4.
Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya
kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan mengembalikan dana pinjaman itu secara cicilan melalui pemotongan gajinya.
26
d. Wakalah perwakilan
al-Wakalah menurut bahasa berarti al-hifdz, al-Kifayah, al-
dhaman, dan al-Tafwidh penyerahan, pendelegasian, pemberian
mandat.
27
Adapun pengertian secara terminologi al-wakalah ialah
25
Adiwarman A. Karim, Bank Islam dan Analisis Keuangan, cet.VIII, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2011, h.106.
26
Ibid.,
27
Hendi Suhendi, fiqih Muamalat, cet.VI, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010, h.231.
penyeraha dari seseorang kepada orang lain untuk mengerjakan sesuatu, perwakilan berlaku selama yang mewakilkan masih hidup.
28
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu., seperti pembukaan LC, inkaso dan transfer
uang. Kelalaian dalam menjalankan kuasa menjadi tanggung jawab bank, kecuali kegagala karena force majeure menjadi tanggung jawab
nasabah.
29
e. Kafalah garansi bank
Al-kafalah menurut bahasa berarti al-Dhaman jaminan,
hamalah beban, dan
za’amah tanggungan.
30
Sedangkan menurut istilah yang dimaksud dengan al-Kafalah atau ad-Adhaman
sebagaimana yang dijelaskan menurut Sayyid Sabiq ialah proses pengabungan tanggungan kafil menjadi beban ashil dalam tuntutan
dengan benda materi yang sama, baik utang, barang, maupun pekerjaan.
31
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu keawajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan
28
Hendi Suhendi, fiqih Muamalat, cet.VI, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010, h.233.
29
Adiwarman A. Karim, Bank Islam dan Analisis Keuangan, cet.VIII, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2011, h.107.
30
Hendi Suhendi, fiqih Muamalat, cet.VI, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2010, h.187.
31
Ibid., hal 188
nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn
. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadi’ah.
35