1. Kerugian yang telah dideritanya, yaitu berupa penggantian biaya-biaya dan
kerugian. 2.
Keuntungan yang sedianya akan diperoleh pasal 1246 KUH Perdata, ini ditunjukan kepada bunga-bunga.
Untuk ketentuan yang nomor dua itu dilarang dalam syariat islam karena bunga itu merupakan riba, yang dalam prekteknya bank syariah mengharamkan dan
tidak menerapkan bunga dalam setiap transaksi perbankan. Dalam pasal 1249 KUH Perdata ditentukan bahwa penggantian kerugian
yang disebabkan wanprestasi hanya ditentukan dalam bentuk uang.
48
3. Landasan Hukum
QS. al-Maidah ayat 1: اقݟُي
ق أٓ قي
قݚيق َ
َٱ قب
ْاݠهفۡغقث ْاكݠهݜقماقء قلݠهݐه݇
ۡلٱ هܟقݙيقݟقب ݗهك
قل ۡ َݖقحهث قݗٰ قعۡن
ق ۡ َٱ
ق كِق هُ ق ۡۡق ۡݗهكۡيقݖقع ٰقِۡܢهي اقم ََقإ
قܯۡي َص ٱ ن
ق ثقغ
ۡݗهܢ َنقإ ۗ عهܱهح
ق َّٱ هܯيقܱهي اقم هݗهكۡ
قَ ١
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. yang
demikian itu dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya
”. QS. al-Is
ra’ ayat 34
غ
ق َق
قظاقم ْاݠهبقܱۡݐق قݗيقتق
ۡ ۡٱ
قب َ
َقإ قت
َلٱ هعَܯ هش
ق ث ق݈هݖۡܞقي ٰ َتقح هݚ قسۡح
ق ث ق قِ
ۥ قب
ْاݠهفۡغقثقغ قܯۡݟق݇
ۡلٱ َنقإ
قܯۡݟق݇ۡلٱ ۡسقم قن قَ
م َݠ
٤
48
Salim H.S, Hukum Kontrak, cet.IV, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, h.101.
Artinya: “dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih baik bermanfaat sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya
”. QS. al-Baqarah ayat 194:
هܱۡݟ َش ٱ هعاقܱق
ۡ ۡٱ
قب قܱۡݟ َش ٱ
قعاقܱق ۡ
ۡٱ قغ
ه ٰ قمهܱه ۡ
ۡٱ قݚقݙ
ق صا قصقق ٰىقܯقܢۡ ٱ
قف ۡݗهكۡيقݖقع ْاغهܯقܢۡ ٱ
اقم قݔۡثقݙقب قݝۡي قݖقع
ٰىقܯقܢۡ ٱ قغ ۡݗهكۡي
قݖقع ْاݠهݐَ ٱ
ق َّٱ قغ
ْاكݠهݙقݖۡعٱ َن
ق ث
ق َّٱ ق݅قم
قيقݐَܢهݙ ۡ
ٱ ٤
Artinya: “bulan Haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut
dihormati, Berlaku hukum qishaash. oleh sebab itu Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa ”.
QS. al-Baqarah ayat 279-280
ف
نقإق قݚقكم لبܱۡق قِ
ْاݠهنقمۡܕقف ْاݠهݖق݇ۡݍق ۡݗَل ق َّٱ
ققلݠهسقرقغ ۖۦ
قنݠهݙقݖ ݄ۡه ق
َقغ قنݠهݙقݖ ݄ۡق ق
َ ۡݗهكقلٰ قوۡم ق
ث هسغهءهر ۡݗهكقݖقف ۡݗهܢۡبهت نِ ٩
نِ قنݠهݙقݖۡ݇ق ۡݗهܢݜهك نقإ ۡݗهك
َل ۡۡقخ ْاݠهقَܯ قصقت نقثقغ لةق قۡۡيقم ٰقَقإ ةقܱق݄قݜق لةق ۡۡهع غهم قنقَ ٠
Artinya: “Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba, Maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat dari pengambilan riba, Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan
tidak pula dianiaya”. 280. dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, Maka berilah
tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan sebagian atau semua utang itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Laa dharara wa laa dhirara HR. Ibn Majah Artinya:
”tidak boleh ada kerusakan terhadap seseorang dan tidak boleh pula seeorang melakukan perusakan terhadap orang lain”
49
HR. Ibn Majah Mathlul ghanii
dzulmun …. HR Nasa’i
Artinya: “menunda-nunda pembayaran yang dilakukan oleh orang mampu
adalah suatu kedhaliman…. HR Nasa’i
49
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, cet.I, Bogor: Prenada Media, 2003, h.323.
Layyul waajidu yuhillu ‘irdhahu wa ‘uquubatuhu HR. Nasa’i Artinya: “menunda-nunda pembayaran yang dilakukan oleh orng mampu
menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya” HR. Nasa’i Adapun kaidah fiqh:
Al- ashlu fii mu’amalaati al ibaahatu illa yadulla daliilun ‘ala tahriimihaa.
Artinya: “pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.” Al-dhararu yuzaalu
Artinya: “bahaya beba berat harus dihilangkan
4. Pendapat Ulama tentang Ta’widh Ganti Rugi
Menurut p endapat ulama tentang ta’zir yang saya kutip dari fatwa DSN NO
43DSN-MUIVIII2004 Pendapat Ibn Qudamah, bahwa penundaan pembayaran kewajiban
dapat menimbulkan kerugian dharar dan karenanya harus dihindarkan; ia menyatakan.“ jika orang berutang debitur bermaksud melakuka perjalanan,
atau jika pihak berpiutang kreditur bermaksud melarang debitur melakukan perjalanan, perlu kita perhatikan sebagai berikut. Apabila jatuh tempo hutang
sebelum kedatangannya dari perjalanan
– misalnya, perjalanan untuk berhaji di mana debitur masih dalam perjalanan haji sedangkan jatuh tempo hutang
pada bulan muharram atau dzulhijjah —maka kreditur boleh melarangnya
melakukan perjalanan. Hal ini karena ia kreditur akan menderita kerugian dharar akibat keterlambatan memperoleh haknya pada saat jatuh tempo.
Akan tetapi, apabila debitur menunjuk penjamin atau menyerahkan jaminan qadai yang cukup untuk membayar utangnya pada saat jatuh tempo, ia boleh
melakukan perjalanan tersebut, karena dengan demikian, kerugian kreditur dapat dihindarkan.
Pendapat Wahbah al- Zuhaili, “ta’widh Ganti rugi adalah menutup
kerugian yang terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan”. “Ketentuan umum yang berlaku pada ganti rugi dapat berupa:”