PENUTUP A. Analisis pengelolaan dana ta’zir dan ta’widh bagi nasabah wanprestasi pada PT. BRI Syariah

2 Awal mula berkembangnya bank syariah di Indonesia pada tahun 1991 yaitu UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang antara lain menyebutkan dimungkinkannya berdiri bank dengan system bagi hasil. UU itu menjadi dasar berdirinya bank muamalat Indonesia. Kemudian UU itu diperbaiki dengan UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang memeberi peluang diterapkannya dual banking system dalam perbankan nasional ini. 1 Dimulai dari sinilah banyak bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah. Mengingat banyaknya masyarakat Indonesia yang notabennya beragama islam. Sehingga memiliki cakupan pasar yang amat luas apabila mengembangkan lembaga keuangan yang berbasis syariah. Dengan diberlakukannya undang-undang No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang terbit tanggal 16 juli 2008, maka perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan secara tidak langsung akan merangsang pertumbuhan bank-bank syariah di indonesia. Pada dasarnya bank syariah dan bank konvesional memiliki fungsi yang sama yaitu, menghimpun dana funding, menyalurkan dana financing, dan melayani profuk jasa service. Yang membedakannya ialah pada bank syariah tidak mengenal yang namanya riba. 1 Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, cet.II, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2007, h.191. 3 Dalam mengimpun dana masyarakat bank syariah banyak menggunakan akad wadi’ah yad dhamanah. Pada prinsipnya wadi’ah yad dhamanah harta titipan boleh dimanfaatkan kepada pihak yang dititipi, tetapi pihak yang dititipi bertanggung jawab penuh atas keutuhan harta yang dititipi sewaktu-waktu orang yang menitipi mengambil hartanya kembali. Kemudian bank syariah juga menggunakan akad mudharabah, baik mudharabah mutlaqah ataupun muqayyadah . Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli. 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa. 3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. 4. Pembiayaan dengan akad pelengkap. 2 Dari data statistic perbankan syariah bank Indonesia BI di kuartal pertama tahun 2013. Pada data tersebut, bank umum syariah dan unit usaha syariah membukukan pembiayaan sebesar RP 161,8 triliun. Total pembiayaan 2 Adiwarman A. karim, Bank islam dan Analisis Keuangan,cet.VIII Jakarta: Rajagrafindo Persada,2011, h.97.