Analisis Bivariat HASIL PENELITIAN

76 dengan standar deviasi 1474,36. Petugas pest control dengan tingkat pendidikan tinggi, rata-rata kolinesterasenya adalah 8324,57 dengan standar deviasi 1235,10. Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas Pvalue sebesar 0,080. Artinya pada α 5 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat keracunan pestisida. 5.3.4. Gambaran Antara Pengetahuan dengan Tingkat Keracunan Pestisida Distribusi petugas teknisi pest control di perusahaan pest control di Jakarta berdasarkan gambaran antara pengetahuan dengan tingkat keracunan pestisida dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut ini : Tabel 5.14. Gambaran Rata – Rata Kadar Kolinesterase Berdasarkan Pengetahuan pada Teknisi Pest Control di Jakarta Tahun 2014 Pengetahuan Jumlah Rata-Rata Kolinesterase Standar Deviasi Pvalue Buruk 14 8447,93 1293,57 0,119 Baik 18 7685,28 1363,81 Berdasarkan data diatas, diketahui rata-rata kolinesterase petugas teknisi pest control dengan pengetahuan buruk yaitu 8447,93 Ul dengan standar deviasi 1293,57. Petugas pest control dengan 77 pengetahuan buruk, rata-rata kolinesterasenya adalah 7685,28 dengan standar deviasi 1363,81. Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas Pvalue sebesar 0,119. Artinya pada α 5 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tingkat keracunan pestisida. 5.3.5. Gambaran Antara Status Gizi dengan Tingkat Keracunan Pestisida Distribusi petugas teknisi pest control di perusahaan pest control di Jakarta berdasarkan gambaran antara status gizi dengan tingkat keracunan pestisida dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini : Tabel 5.15. Gambaran Rata – Rata Kadar Kolinesterase Berdasarkan Status Gizi pada Teknisi Pest Control di Jakarta Tahun 2014 Status Gizi Jumlah Rata-Rata Kolinesterase Standar Deviasi Pvalue Kurus 5 7777 2025,88 0,674 Normal 27 8063,74 1258,66 Berdasarkan data diatas, diketahui rata-rata kolinesterase petugas teknisi pest control dengan status gizi kurus yaitu 7777 Ul dengan standar deviasi 2025,88. Petugas pest control dengan status gizi normal, rata-rata kolinesterasenya adalah 8063,74 Ul dengan standar deviasi 1258,66. 78 Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas Pvalue sebesar 0,674. Artinya pada α 5 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan tingkat keracunan pestisida. 5.3.6. Gambaran Antara Tata Cara pencampuran Pestisida dengan Tingkat Keracunan Pestisida Distribusi petugas teknisi pest control di perusahaan pest control di Jakarta berdasarkan gambaran antara tata cara penggunaan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut ini : Tabel 5.16. Gambaran Rata–Rata Kadar Kolinesterase Berdasarkan Tata Cara Pencampuran Pestisida pada Teknisi Pest Control di Jakarta Tahun 2014 Tata Cara Pencampuran Jumlah Rata-Rata Kolinesterase Standar Deviasi Pvalue Buruk 10 7695,20 1179,18 0,375 Baik 22 8166,09 1446,10 Berdasarkan data diatas, diketahui rata-rata kolinesterase petugas teknisi pest control dengan tata cara pencampuran buruk yaitu 7695,20 Ul dengan standar deviasi 1179,18. Petugas pest control dengan status gizi normal, rata-rata kolinesterasenya adalah 8063,74 Ul dengan standar deviasi 1258,66. 79 Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas Pvalue sebesar 0,375. Artinya pada α 5 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tata cara pencampuran pestisida dengan tingkat keracunan pestisida. 5.3.7. Gambaran Antara Frekuensi Penyemprotan dengan Tingkat Keracunan Pestisida Distribusi petugas teknisi pest control berdasarkan gambaran antara Frekuensi Penyemprotan dengan tingkat keracunan pestisida dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut ini : Tabel 5.17. Gambaran Rata – Rata Kadar Kolinesterase Berdasarkan Frekuensi Penyemprotan pada Teknisi Pest Control di Jakarta Tahun 2014 Frekuensi Penyemprotan Rata-Rata Kolinesterase Standar Deviasi 95 CI Pvalue Setiap 1 bulan 7003,50 3589,98 -25251,2 – 39258,2 0,484 Setiap 2 minggu 9070 - - 1-2 kali minggu 7871,33 1638,22 6152,12 – 9590,54 3-4 kali minggu 9874 - - Setiap hari 8019,41 1089,08 7536,54 – 8502,28 Berdasarkan data diatas, diketahui petugas teknisi pest control yang melakukan frekuensi penyemprotan setiap 1 bulan memiliki rata- rata kadar kolinesterase sebesar 7003,50 Ul, setiap 2 minggu memiliki 80 rata-rata kadar kolinesterase 9070 Ul, setiap 1-2 kali per minggu memiliki rata-rata kadar kolinesterase 7871,33 Ul, setiap 3-4 kali per minggu memiliki rata-rata kadar kolinesterase 9874 Ul dan penyemprotan setiap hari memiliki rata-rata kadar kolinesterase 8019,41 Ul. Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas Pvalue sebesar 0,484. Artinya pada α 5 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi penyemprotan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida. 5.3.8. Gambaran Antara Jumlah Jenis Pestisida dengan Tingkat Keracunan Pestisida Distribusi petugas teknisi pest control di Jakarta berdasarkan gambaran antara jumlah jenis pestisida dengan tingkat keracunan pestisida dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut ini: Tabel 5.18. Gambaran Rata – Rata Kadar KolinesteraseBerdasarkan Jumlah Jenis Pestisida pada Teknisi Pest Control di Jakarta Tahun 2014 Jumlah Jenis Pestisida Jumlah Rata-Rata Kolinesterase Standar Deviasi Pvalue Kurang dari 2 jenis 30 8046,70 1407,32 0,664 Lebih dari 2 jenis 2 7602,50 383,96 81 Diketahui rata-rata kolinesterase petugas teknisi pest control dengan jumlah jenis pestisida kurang dari 2 jenis yaitu 8046,70 Ul dengan standar deviasi 1407,32.Petugas pest control dengan jumlah jenis pestisida lebih dari 2 jenis, rata-rata kolinesterasenya adalah 7602,50 Ul dengan standar deviasi 383,96. Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas Pvalue sebesar 0,664. Artinya pada α 5 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah jenis pestisida dengan tingkat keracunan pestisida. 5.3.9. Gambaran Antara Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Tingkat Keracunan Pestisida Distribusi petugas teknisi pest control berdasarkan gambaran antara penggunaan alat pelindung diri dengan tingkat keracunan pestisida dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut ini. Tabel 5.19. Gambaran Rata – Rata Kadar Kolinesterase Berdasarkan Alat Pelindung Diri pada Teknisi Pest Control di Jakarta Tahun 2014 Alat Pelindung Diri Jumlah Rata-Rata Kolinesterase Standar Deviasi Pvalue Tidak Sesuai 17 7548,24 1342,89 0,036 Sesuai 15 8552,40 1226,63 82 Diketahui rata-rata kolinesterase petugas teknisi pest control dengan alat pelindung diri yang tidak sesuai yaitu 7548,24 Ul dengan standar deviasi 1342,89.Petugas pest control dengan alat pelindung diri yang sesuai, rata-rata kolinesterasenya adalah 8552,40 Ul dengan standar deviasi 1226,63. Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas Pvalue sebesar 0,036. Artinya pada α 5 terdapat hubungan yang signifikan antara alat pelindung diri dengan tingkat keracunan pestisida. 83

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

Beberapa variabel yang tidak diteliti adalah jenis kelamin, cara penyimpanan pestisida dan arah semprot terhadap arah angin. Jenis kelamin tidak diteliti karena seluruh petugas pest control berjenis kelamin laki-laki. Cara penyimpanan tidak diteliti karena penyimpanan seluruh pestisida menggunakan botol kemasan asli. Arah semprot terhadap arah angin tidak diteliti karena setiap saat arah mata angin selalu berubah. Keterbatasan lain yang dihadapi peneliti adalah jumlah sampel saat peneliti melakukan proses pengambilan darah dari 42 orang total petugasyang bersedia untuk diambil darahnya hanya 32 orang petugas. Dikarenakan 10 orang petugas sisanya takut dengan pemeriksaan kolinesterase yang menggunakan jarum dan tidak bersedia untuk mengisi inform consent.

6.2. Tingkat Keracunan Pada Petugas Teknisi Pest Control

Berdasarkan hasil pemeriksaan kolinesterase darah yang merujuk pada tabel gambaran tingkat keracunan pada petugas teknisi di perusahaan pest control di Jakarta tahun 2014, dari 32 petugas diketahui ada 31 orang yang 84 mempunyai kadar kolinesterase normal 4600 – 11500 Ul dengan persentase 96,9 dan 1 orang memiliki kadar kolinesterase tidak normal 4600 Ul dengan persentase sebesar 3,1. Berdasarkan ketentuan dari Persatuan Dokter Spesialis Patologi Klinis PDS PatKlin, 2009, aktivitas kolinesterase dalam serum darah dikatakan normal bila hasil pemeriksaan serum darah tenaga kerja menunjukan angka : 4600 – 11500 Ul. Bila angka aktivitas kolinesterase dibawah 4600 Ul menunjukan bahwa tenaga teknisi tersebut mengalami keracunan, dan harus diistirahatkan selama 2 minggu atau lebih. Tingkat keracunan yang rendah pada petugas teknisi pest control bisa saja terjadi karena pada saat pengambilan darah, teknisi tidak dalam masa penyemprotan pestisida sehingga pajanan atau paparan dari pestisida berkurang. Seperti diketahui bahwa petugas yang terpapar oleh pestisida anti kolinesterase dari golongan organofosfat dapat dilakukan perbaikan apabila penyemprot diistirahatkan selama beberapa minggu dan selama itu tubuh akan berusaha mengembalikan kadar enzim kolinesterase ke semula. Hal ini juga diperjelas oleh Wardiani 1997 dalam Prabowo 2002, kadar kolinesterase dalam plasma akan kembali normal memerlukan waktu selama 3 minggu, sedangkan dalam sel darah merah membutuhkan waktu 2 minggu untuk golongan organofosfat dan pada golongan karbamat, kadar asetil kolinesterase akan kembali seperti semula hanya dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. 85 Pestisida golongan organofosfat dapat menurunkan kadar kolinesterase dalam serum darah dan eritrosit sampai 50, kira-kira 25 kadar kolinesterase dalam serum darah baru dibentuk kembali dalam waktu 7-10 hari dan kembali pulih dalam waktu 4 minggu. Sedangkan enzim kolinesterase dalam eritrosit memerlukan waktu yang lebih lama untuk kembali pulih, dengan dibentuknya eritrosit baru kira-kira 1 setiap hari, maka pemulihan kembali seluruhnya diperkirakan dalam waktu 3 bulan Sallman, T. 1957, dikutip Sidharta, 1971. Besarnya pemaparan akibat pestisida menurut Ruhendi 2007, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menginterpretasikan hasil pengukuran berupa data sebelum terpapar pestisida sebagai data dasar dan data hasil pemeriksaan setelah kontak dengan pestisida secara rutin. Pemeriksaan kolinesterase dapat dijadikan sebagai data dasar dengan menggunakan sampel darah pada saat petugas pest control tidak terpapar pestisida selama 30 hari. Menurut Wardiani 1997, pemeriksaan kolinesterase dalam plasma yang terbaca digunakan dalam deteksi secara dini efek akut keracunan pestisida golongan organophospat dan karbamat. Sedangkan yang terbaca dalam sel darah merah digunakan untuk mengevaluasi efek dalam tubuh yang berlangsung secara lama atau pemajanan kronis.Namun pemeriksaan nilai aktivitas kolinesterase ini bukan merupakan suatu indikator yang tepat jika diaplikasikan untuk memantau efek pestisida dalam jangka 86 waktu yang sangat lama yang menyangkut efek pada syaraf seseorang, karena sifatnya yang reversible berbalik seperti semula.

6.3. Hubungan Faktor Dari Dalam Tubuh dengan Tingkat Keracunan

6.3.1. Umur Hasil analisis umur responden yang diuji dengan menggunakan statistik uji korelasi dan regresi linear, terdapat hubungan yang bermakna antara teknisi pest control yang bervariasi antara usia 18-52 tahun dengan tingkat keracunan pestisida, dari data tersebut menunjukan bahwa para tenaga penyemprot sebagian besar masih dalam kelompok usia produktif. Penelitian yang dilakukan Soedarmo 1990 dalam Ruhendi 2007, ada kecenderungan semakin tua umur petugas maka semakin rendah aktivitas kolinesterase dalam darahnya. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Nurhayati 1997, yang menunjukan kemaknaan hubungan antara kadar kolinesterase dan umur untuk jenis kelamin laki-laki, dimana petugas yang berumur tua kadar kolinesterase dalam darahnya cenderung rendah. Menurut Yulianti 2001 dikutip dari ILO 1975 yang mengatakan bahwa responden dengan usia muda dibawah 20 tahun mempunyai aktifitas kolinesterase yang relatif lebih cepat turun dibandingkan dengan usia responden yang lebih tua terlebih jika dipengaruhi oleh paparan atau pajanan pestisida sehingga dapat memperberat terjadinya keracunan. Sedangkan teori menurut Nurhayati 1997 terjadinya penurunan