Faktor dari luar tubuh eksternal 1. Tata Cara Pencampuran Pestisida

28 B. Respirator berguna untuk melindungi pernapasan dari debu, kabut, uap logam, asap, dan gas. Alat ini dapat dibedakan atas : a. Respirator pemurni udara Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan toksisitas rendah sebelum memasuki pernapasan, alat ini pembersihnya berupa filter untuk menangkap debu diudara atau tabung kimia khusus yang dapat menyerap gas, uap dan kabut. b. Respirator penyalur udara Memompakan udara yang tidak terkontaminasi secara terus menerus dari sumber yang jauh dihubungkan dengan selang bertekanan udara atau dari persediaan portable seperti tabung yang berisi oksigen. Jenis ini biasa dikenal SCBA Self Contained Breathing Appatus atau alat pernapasan mandiri yang digunakan di tempat kerja yang terdapat gas beracun. 4. Pakaian pelindung badan digunakan untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia yang membahayakan. 5. Alat pelindung tangan, alat yang digunakan berupa sarung tangan yang terbuat dari bahan kedap air serta tidak bereaksi dengan bahan kimia yang terkandung didalam pestisida. 29 6. Alat pelindung kaki, biasanya sepatu yang digunakan berupa sepatu yang terbuat dari bahan kedap air, tahan asam, basa atau bahan korosif lainnya, yang melindungi kaki sampai dengan dibawah lutut. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan pada permenkes No. 258menkesperIII1992 tentang persyaratan pengelolaan pestisida, perlengkapan APD minimal harus digunakan berdasarkan jenis pekerjaan dan klasifikasi pestisida khusus penyemprotan di luar gedung, dengan klasifikasi pestisida sebagai berikut : a. Pestisida cukup berbahaya yaitu dengan sepatu kanvas, baju, terusan lengan panjang dan celana panjang serta topi helm. b. Pestisida berbahaya yaitu dengan sepatu kanvas, baju terusan lengan panjang dan celana panjang, topi serta masker. c. Pestisida sangat berbahaya yaitu dengan sepatu kanvas, baju terusan lengan panjang dan celana panjang, topi serta masker. d. Pestisida yang sangat berbahaya sekali yaitu dengan sepatu boot, baju terusan lengan panjang dan celana panjang, topi, pelindung muka, masker dan sarung tangan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemakaian alat pelindung diri, yaitu : a. Perlengkapan pelindung diri harus terbuat dari bahan yang memenuhi kriteria teknis perlindungan pestisida. 30 b. Setiap perlengkapan alat pelindung diri yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih dan tidak rusak. c. Jenis perlengkapan yang digunakan minimal sesuai dengan petunjuk pengamanan yang tertera pada label pestisida tersebut. d. Setiap kali selesai digunakan, perlengkapan pelindung diri harus dicuci dan disimpan ditempat khusus dan bersih. 2.3. Kolinesterase 2.3.1. Pengertian Kolinesterase Menurut Departemen Kesehatan RI 2001, kolinesterase adalah suatu bentuk enzim dari katalis biologi didalam jaringan tubuh yang berperan untuk menjaga otot, kelenjar dan saraf bekerja secara terorganisir dan harmonis. Acetylcholine merupakan neurohormon yang terdapat pada ujung syaraf dan otot yang berfungsi meneruskan rangsangan syaraf ke reseptor sel-sel otot dan kelenjar.Rangsangan yang timbul terus memerus akibat terganggunya enzim kolinesterase dapat menyebabkan gangguan pada tubuh.

2.3.2. Jenis – Jenis Kholinesterase

Sekurang-kurangnya ada tiga jenis kolinesterase utama, yaitu enzim kolinesterase yang terdapat di dalam sinaps, plasma darah dan sel darah merah ILO, 1975. Kolinesterase dalam sel darah merah 31 merupakan enzim yang ditemukan dalam system syaraf, sedangkan kolinesterase pada plasma darah di produksi di dalam hati Achmadi, 1987. Kolinesterase dalam darah umumnya digunakan sebagai parameter keracunan pestisida, karena cara ini lebih mudah dibandingkan pengukuran dengan menggunakan kolinesterase dalam sinaps. Pestisida golongan organofosfat dan karbamat mampu menghambat aktivitas ketiga jenis kolinesterase tersebut Suhenda, 2007. 2.4. Pest Control 2.4.1. Definisi Pest Control Pest Control merupakan suatu pekerjaan jasa dalam pengendalian serangga yang keberadaannya tidak kita kehendaki. Pada kegiatan pest control ini terdiri dari 2 macam serangga yang dikendalikan, yaitu : a. Serangga bersayap Flying Insect seperti nyamuk, lalat, kecoa, ngengat, dan lain-lain. b. Serangga merayap Crawling Insenct seperti semut, laba-laba, kelabang, kutu, dan lain-lain. Serangga-serangga diatas selain dapat mengganggu kenyamanan juga dapat menjadi penular penyakit Vector borne disease.Oleh karena itu perlu dilakukan pekerjaan pest control untuk memberantas dan menanggulangi hama atau serangga tersebut.Dalam kegiatan pest control, serangga dikendalikan sejak ditempat pembiakan 32 perindukan, tempat transit atau istirahat, serta tempat mencari makanannya. Kebersihan dan sanitasi yang baik dibutuhkan untuk menekan perkembangbiakannya dan untuk mengendalikan populasi serangga tersebut dapat digunakan insektisida untuk mematikan serangga sasaran. Dengan pemberian dosis yang tepat dalam penggunaan insektisida dapat menjamin keberhasilan yang baik dan mencegah terjadinya resistensi atau kekebalan pada serangga.

2.4.2. Kegiatan Dalam Pest Control

Menurut Kepmenkes RI tahun 2012, menjelaskan bahwa tindakan pengendalian yang biasanya dilakukan dalam kegiatan pest control adalah: 1. Penyemprotan spraying Penyemprotan adalah teknis pengendalian hama serangga organisme pengganggu dengan cara menyemprotkan larutan atau campuran pestisida dan air dengan jumlah dosis dan konsentrasi pencampuran yang sesuai dengan prosedur dosis pencampuran pestisida.Sasaran serangga dalam spraying yaitu kumbang dewasa, kecoa, nyamuk, lalat dan semut.Kegiatan ini biasa menggunakan alat penyemprot spraying, ULV, serta perlengkapan keselamatan kerja seperti helm, masker, safety glasses, masker, sarung tangan, uniform, dan safety boot. 33 2. Pengembunan misting Pengembunan dalam kegiatan pest control biasanya dilakukan didalam rumah untuk diaplikasikan kepada serangga merayap dan serangga terbang. 3. Pengasapan fogging Pengasapan yang menggunakan mesin fogging dan solar ini bertujuan untuk mengendalikan hama atau serangga pengganggu melalui kontak pestisida langsung dengan serangga dan meninggalkan efek residu pestisida untuk mencegah atau membunuh hama atau serangga pengganggu apabila datang ke area yang telah dilakukan pengasapan. 4. Pengumpanan baiting pengumpanan biasa dilakukan untuk mengendalikan populasi lalat atau tikus dengan menggunakan bahan kimia berbentuk butiran granul, cairan, gel, pasta, tabler, bubuk, dan batangan. Bahan kimia aktif pada pestisida yang digunakan biasanya mengandung Azamethiphos 1. 5. Pemberian bubuk dusting pemberian bubuk mempunyai tujuan yang hamper sama dengan pengumpanan, yaitu untuk mengusir atau mematikan hama atau serangga yang dianggap mengganggu dan bisa membahayakan kesehatan manusia.