TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS

2 pestisida dan sekitar 5.000-10.000 mengalami dampak kesehatan seperti kanker, cacat, mandul, dan hepatitis setiap tahunnya. Di Indonesia, pestisida banyak digunakan baik dalam bidang pertanian maupun bidang kesehatan. Di bidang pertanian pemakaian pestisida bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan serta untuk membunuh dan mencegah terserangnya tanaman pangan oleh hama pengganggu dan penyakit – penyakit tanaman lainnya Achmadi, 1983. Di bidang kesehatan, penggunaan pestisida merupakan salah satu cara pengendalian vektor penyakit, terutama pemakaian pestisida di rumah sakit yang bertujuan untuk membunuh tikus, nyamuk, lalat, kecoa, dan vektor penyakit lainnya. Selain itu juga pestisida memiliki kelebihan yaitu dapat diaplikasikan secara mudah hampir disetiap waktu, sehingga pestisida banyak digunakan dalam pengendalian vektor penyakit sangat efektif diterapkan terutama jika populasi vektor penyakit sangat tinggi atau untuk menangani kasus yang sangat mengkhawatirkan penyebarannya Pohan, 2004. Bahaya keracunan yang diakibatkan oleh pestisida dapat bersifat akut atau kronik. Keracunan akut dapat disebabkan akibat terjadinya kecelakaan atau percobaan bunuh diri, sedangkan keracunan kronik digolongkan menjadi keracunan dengan paparan tinggi dan rendah. Keracunan kronik dengan paparan tinggi dapat terjadi pada pekerja yang menangani pestisida, seperti petani, pekerja perkebunan, pekerja penyemprot malaria dan demam berdarah, pekerja di perusahaan pengendalian hama pest control, atau golongan pekerja lainnya yang bekerja dengan menggunakan pestisida. 3 Keracunan kronik dengan paparan rendah dapat disebabkan oleh adanya pencemaran pestisida dari berbagai sumber seperti residu dalam makanan, sisa badan air, atau pemaparan secara tidak langsung dalam aplikasi pestisida di rumah tangga dan pertanian Achmadi, 1983. Penggunaan pestisida yang semakin meningkat tentunya diikuti dengan meningkatnya paparan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi tenaga kerja, khususnya bagi pekerja di bagian penyemprotan hama Suwarni, 1998. Menurut kementrian pertanian 2011, dampak negatif dari pestisida dapat terjadi secara akut maupun kronik akibat kontaminasi melalui 3 jalur, yaitu kulit epidermis, pernapasan inhalation, dan saluran pencernaan ingestion. Pestisida golongan organofosfat yangberikatan dengan enzim kolinesterase dalam darah berfungsi untuk mengatur kerja syaraf. Jika kolinesterase terikat, enzim tidak dapat melaksanakan tugasnya dalam tubuh terutama meneruskan untuk mengirimkan perintah kepada otot-otot tertentu, sehingga dapat menyebabkan otot-otot bergerak tanpa dapat dikendalikan Kusnoputranto, 1996. Pengaruh pemaparan pestisida terhadap pemakaian pestisida dapat diketahui secara dini dengan cara mengukur aktivitas kolinesterase darah pemakai pestisida tersebut. Cara ini selain menjadi petunjuk awal yang bermanfaat, juga dapat diterapkan di lapangan Budiono, 1987. Penurunan aktivitas kolinesterase darah seseorang berkurang karena adanya pestisida golongan organofosfat dalam darah yang membentuk senyawa kolinesterase