Pengertian Karakter Pembinaan Karakter Murid
b. Homby dan Parnwell, mendefinisikan karakter adalah kualitas mental
atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi. c.
Winnie memahami bahwa istikah karakter memiliki dua pengertian tentang karakter.
Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah
orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut
memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan
„personality’. Seseorang baru bisa
disebut „orang yang berkarakter’ a person of character apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
d. Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat
dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.
Berdasarkan pada beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dimaknai bahwa karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu
seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. Pengertian karakter, watak dan kepribadian memang sering tertukar-tukar dalam
penggunaannya. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam penggunaannya seseorang terkadang tertukar menyebutkan karakter, watak atau
kepribadian. Hal ini karena ketiga istilah ini memang memiliki kesamaan
yakni sesuatu asli yang ada dalam diri individu seseorang yang cenderung menetap secara permanen.
Adanya kesamaan diantara karakter dan watak kepribadian memang kedua-duanya adalah merupakan sifat dasar asli yang ada dalam
diri seorang. Karakter memang ,erupakan sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pemikiran dan perbuatannya. Karakter dapat
ditemukan dalam sikap-sikap sesiorang terhadap dirinya, terhadap orang lain, terhadap tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya dan dalam situasi
atau keadaan yang lainnya. Berdasarkan pembahasan di muka dapat ditegaskan bahwa karakter
merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adapt
istiadat. Orang yang perilakunya sesuai dengan norma-norma disebut berkarakter mulia.
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, dan
nilai-nilai lainnya, Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang
terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.
15