dan sesuai dengan kewenangan notaris sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 UUJN. Ketentuan tersebut hanya berlaku dalam perkara pidana, karena Pasal 66
UUJN berkaitan dengan tugas penyidik dan penuntut umum dalam ruang lingkup perkara pidana. Jika seorang notaris digugat perdata, maka izin dari MPD tidak
diperlukan, karena setiap orang berhak mengajukan gugatan apabila hak-haknya ada yang dilanggar oleh akta notaris.
Tugas Majelis Pengawas Daerah juga diatur dalam Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : M 39-PW.07.10 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris yang menyatakan bahwa Majelis Pengawas Daerah bertugas untuk melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud
dalai Pasal 70 dan Pasal 71 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Pasal 13 2, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan
Organisasi, Tata Kerja dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris.
2. Majelis Pengawas Wilayah
Dalam Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.39-PW.07.10 TAHUN 2004 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Tugas Majelis Pengawas Notaris ditentukan bahwa Majelis Pengawas Wilayah melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, dan Pasal 75
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris; Pasal 26 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10
Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas
Notaris. 3.
Majelis Pengawas Pusat
Tugas Mejelis Pengawas Pusat dalam Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.39-PW.07.10 TAHUN 2004 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris adalah : 1 Memberikan izin cuti lebih dari 1 satu tahun dan mencatat izin cuti dalam
sertifikat cuti; 2 Mengusulkan kepada Menteri pemberian sanksi pemberhentian sementara,
3 Mengusulkan kepada Menteri pemberian sanksi pemberhentian dengan hormat; 4 Menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan mengambil putusan dalai tingkat
banding terhadap penjatuhan sanksi, kecuali berupa teguran lisan atau tertulis,dan 5 Menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan mengambil putusan dalai tingkat
banding terhadap penolakan cuti dan putusan tersebut bersifat final.
C. Tata Cara Pemeriksaan Terhadap Notaris
Majelis Pengawas Daerah sebelum melakukan pemeriksaan berkala atau pemeriksaan setiap waktu yang dianggap perlu, dengan terlebih dahulu
memberitahukan secara tertulis kepada Notaris yang bersangkutan paling lambat 7 tujuh hari kerja, sebelum pemeriksaan dilakukan. Surat pemberitahuan
Mohandas Sherividya: Pengawasan Terhadap Notaris Dan Tugas Jabatannya Guna Menjamin Perlindungan Hukum Bagi Kepentingan Umum, 2008.
USU e-Repository © 2008
mencantumkan jam, hari, tanggal dan nama anggota Majelis Pengawas Daerah yang akan melakukan pemeriksaan. Pada waktu yang ditentukan untuk dilakukan
pemeriksaan, Notaris yang bersangkutan harus berada di kantornya dan menyiapkan semua Protokol Notaris.
Hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa dituangkan dalam berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh Ketua Tim Pemeriksa dan Notaris yang diperiksa. Berita
Acara Pemeriksaan disampaikan kepada Majelis Pengawas Wilayah setempat dengan tembusan kepada Notaris yang bersangkutan, Pengurus Daerah Ikatan Notaris
Indonesia, dan Majelis Pengawas Pusat.
Dalam melakukan pemeriksaan terhadap Notaris, Ketua Majelis Pengawas Notaris membentuk Majelis Pemeriksa Daerah, Majelis Pemeriksa Wilayah dan
Majelis Pemeriksa Pusat dari masing-masing unsur yang terdiri atas 1 satu orang Ketua dan 2 dua orang anggota Majelis Pemeriksa. Majelis Pemeriksa Wilayah dan
Majelis Pemeriksa Pusat berwenang memeriksa dan memutus laporan yang diterima. Majelis Pemeriksa dibantu oleh 1 satu orang sekretaris. Pembentukan Majelis
Pemeriksa dilakukan paling lambat 5 lima hari kerja setelah laporan diterima.
Majelis Pemeriksa wajib menolak untuk memeriksa Notaris yang mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan darah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah
tanpa pembatasan derajat dan garis lurus ke samping sampai dengan derajat ketiga dengan Notaris. Dalam hal Majelis Pemeriksa mempunyai, Ketua Majelis Pengawas
Notaris menunjuk penggantinya. Sesungguhnya kewenangan Majelis Pengawas Notaris tidak sama dengan kewenangan peradilan. Artinya Majelis Pengawas Notaris
tidak bisa masuk kepada materi sebagaimana pemeriksaan di muka pengadilan.
27
D. Pengawasan Notaris Oleh Dewan Kehormatan Notaris