2.7. Vitamin C 2.7.1. Struktur vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, banyak didapatkan dalam buah-buahan segar dan sayur-sayuran terutama sitrus, berri dan dari famili kubis.
Ditemukan pertama kali oleh Sir Richard Hawkins pada abad 16 yang melaporkan bahwa jeruk dan lemon adalah yang paling efektif dalam menyembuhkan pelaut-
pelaut Inggris dari penyakit scorbut LindeCM, 1992. Vitamin C mempunyai 2 bentuk, yaitu asam askorbat bentuk reduksi dan asam
dehidroaskorbat bentuk Oksida . Vitamin ini sangat tidak stabil pada pH netral atau alkali, juga terhadap panas tetapi sangat stabil terhadap asam dan selama
penyimpanan sementara dalam keadaan dingin dan segar Almatsier, 2003.
2.7.2. Fungsi Vitamin C
Pada level molekuler, askorbat dan dehidroaskorbat mempunyai sifat pereduksi dan juga mempunyai sifat penting lainnya sebagai antioksidan yang mempengaruhi
redoks-potensial tubuh sebagai sumber reducing equivalent di seluruh tubuh. Pada proses hidroksilasi yang menggunakan molekul oksigen dan sering mempunyai
kofaktor Fe
++
atau Cu
++
, vitamin C ikut berperan sebagai : a.
Sumber elektron untuk mereduksi oksigen misalnya sebagai kosubstrat b.
Sebagai zat pelindung untuk memelihara status reduktasi besi Fe Ema, 2006
Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase o-ALAD, Kadar Hemoglobin Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
Reaksi hidroksilasi tersebut misalnya pada : a.
Reaksi pembentukan hidroksiprolin dan hidroksilisin dalam sintesis prokolagen pada endoplasmik retikulum sel.
b. Sintesis karnitin dari lisin yang penting dalam proses pengangkutan asam-asam
lemak ke dalam mitokondria untuk mendapat proses oksidasi. c.
Hidroksilasi tirosin dan mungkin pada pembentukan katekolamin dan serotonon 5-OH triptamin atau mungkin proses hidroksilasi hormon steroid, obat-obatan
aromatik dan karsinogen melalui sistem mikrosomal oksigenasi endoplasmik retikulum hati LindeCM, 1992.
Penelitian tentang pemberian vitamin c 500 mg dan 1000 mg dapat mengatasi beberapa infeksi virus serta pemberian vitamin c 200 mg dan 500 mg dapat mengatasi
kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh berbagai logam berat. Penelitian yang dilakukan oleh Dawson dkk telah membuktikan bahwa vitamin c dengan dosis 1000
mg secara signifikan dapat menurunkan kadar Pb darah pada perokokDawson et al., 1999
Pemberian 500 mg vitamin C dan 300 mg vitamin E pada perokok dapat menurunkan aktivitas enzim antioksidan namun belum dapat mengurangi peroksidasi
lipid.
Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase o-ALAD, Kadar Hemoglobin Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan Rancangan Acak Lengkap RAL. Sebanyak 34 ekor mencit jantan Mus
musculus L dibagi dalam 5 kelompok percobaan. Masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor mencit. Adapun penentuan jumlah ulangan dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai berikut :
tr-1 ≥ 20 t : Jumlah Perlakuan
r : Jumlah UlanganSugandi and Sugiharto, 1994
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner BPPV Medan, dalam waktu 12 minggu
3.3. Populasi Penelitian
Populasi adalah Mencit jantan Mus musculus L. Strain Balb c, berumur 6-8 minggu dengan berat badan 20-50 gram, yang diperoleh dari Badan Penyidikan dan
Pengujian Veteriner BPPV Medan.
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel Indipenden, yaitu Pb asetat dan Vitamin C 3.4.2 Variabel Dipenden, Enzim
h ALAD, Kadar Hemoglobin dan Basophilic Stippling
Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase o-ALAD, Kadar Hemoglobin Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008