2.1.4. Distribusi dan Penyimpanan Plumbum
Plumbum yang diabsorpsi diangkut oleh darah ke organ-organ tubuh sebanyak 95 Pb dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian Pb plasma dalam bentuk yang
dapat berdifusi ke jaringan lunak sum-sum tulang, sistem saraf, ginjal, hati dan kejaringan keras tulang, kuku, rambut, gigi . Gigi dan tulang panjang mengandung
Pb yang lebih banyak dibandingkan tulang lainnya. Pada gusi dapat terlihat lead line yaitu berupa pigmen yang berwarna abu-abu pada perbatasan antara gigi dan gusi.
Hal ini merupakan ciri khas dari keracunan Pb. Pada jaringan lunak sebagian Pb disimpan dalam aorta, hati, ginjal, otak dan kulit Ardyanto, 2005
2.1.5. Ekskresi Plumbum
Ekskresi Pb melalui beberapa cara, yang terpenting adalah melalui ginjal dan saluran cerna. Ekskresi Pb melalui urine sebanyak 75 – 80, melalui feces 15 dan
lainnya melalui empedu, keringat, rambut, dan kuku. Ekskresi Pb melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar
lainnya di dinding usus, regenerasi sel epitel, dan ekskresi empedu. Sedangkan Proses eksresi Pb melalui ginjal adalah melalui filtrasiglomerulus Ardyanto,2005
Kadar Pb dalam urine merupakan cerminan paparan baru sehingga pemeriksaan Pb urine dipakai untuk paparan okupasional. Pada umumnya ekskresi Pb berjalan
sangat lambat. Waktu paruh Pb didalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari sedangkan pada tulang 25 tahun. Ekskresi yang lambat ini
menyebabkan Pb mudah terakumulasi dalam tubuh, baik pada paparan okupasional maupun non okupasional Ardyanto,2005.
Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase o-ALAD, Kadar Hemoglobin Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.1.6. Pengaruh Plumbum pada Sistem Peredaran Darah
Kira-kira 90 Pb yang masuk kedalam sirkulasi darah menuju ke eritrosit, ada juga yang ke albumin darah,
g-globulin dan protein lain. Plumbum mempengaruhi sistem peredaran darah dengan berbagai cara:
a. Dengan memperlambat pematangan normal sel darah merah eritrosit dalam sum- sum tulang, hal ini menyebabkan terjadinya anemia.
b. Mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah. Sel darah merah yang diberi perlakuan dengan timbal, memperlihatkan peningkatan tekanan osmosis dan
kelemahan pergerakan. Selain itu juga memperlihatkan penghambatan Na-K-ATP ase yang meningkatkan kehilangan kalium, intraseluler. Pengaruh ini menjelaskan
bahwa kejadian anemia pada peristiwa keracunan plumbum disertai oleh penyusutan waktu hidup sel darah merah.
c. Menghambat biosintesis hemoglobin dengan cara menghambat aktivitas enzim
h ALAD dengan enzim ferroketalase WHO, 1977
Gambar 2. Efek Paparan Pb pada Haemopoitic Stem Cell Mugahi et al., 2000.
Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase o-ALAD, Kadar Hemoglobin Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.1.7. Deteksi Plumbum dalam tubuh manusia