Keracunan Plumbum Metabolisme Plumbum

2.1.2. Keracunan Plumbum

Ukuran keracunan suatu zat ditemukan oleh kadar dan lamanya paparan. Keracunan dibedakan menjadi keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan yang disebabkan oleh Pb dalam tubuh mempengaruhi berbagai jaringan dan organ tubuh. Organ-organ tubuh yang menjadi sasaran dari keracunan timbal adalah sistem peredaran darah, sistem saraf, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem endokrin, dan jantung.WHO,1977 Pada orang dewasa kadar Pb darah 10 µgdl, akan mempengaruhi perkembangan sel darah, kadar Pb darah 40µgdl akan mempengaruhi beberapa fungsi dari kemampuan darah untuk membentuk hemoglobin, gangguan system syaraf menyebabkan kelelahan, irritability, kehilangan ingatan dan reaksi lambat. Pada ginjal menyebabkan penyakit ginjal yang kronis dan gagal ginjal. Pada sistem reproduksi mengakibatkan berkurangnya jumlah sperma dan meningkatnya jumlah sperma yang abnormal. Jumlah yang sangat tinggi pada wanita akan mengakibatkan keguguran. Tingginya level Pb didarah juga meningkatkan tekanan darah Shannon, 1998.

2.1.3. Metabolisme Plumbum

Paparan Pb dapat berasal dari makanan, minuman, udara, lingkungan umum, dan lingkungan kerja yang tercemar Pb. Paparan non okupasional biasanya melalui tertelannya makanan dan minuman yang tercemar Pb. Paparan okupasional melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan terutama oleh Pb karbonat dan Pb sulfat. Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase o-ALAD, Kadar Hemoglobin Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008. USU e-Repository © 2008 Masukan Pb 100 hingga 350 ghari dan 20 g diabsorbsi melalui inhalasi uap Pb dan partikel dari udara lingkungan kota yang polutif. Timah hitam dan senyawanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan absorpsi melalui kulit sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Bahaya yang ditimbulkan oleh Pb tergantung oleh ukuran partikelnya. Partikel yang lebih kecil dari 10 g dapat tertahan di paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar mengendap di saluran nafas bagian atas Ardyanto,2005 Absorpsi Pb melalui saluran pernafasan dipengaruhi oleh tiga proses yaitu deposisi, pembersihan mukosiliar, dan pembersihan alveolar. Deposisi terjadi di nasofaring, saluran trakeobronkhial, dan alveolus. Deposisi tergantung pada ukuran partikel Pb, volume pernafasan dan daya larut. Partikel yang lebih besar banyak di deposit pada saluran pernafasan bagian atas dibanding partikel yang lebih kecil. Pembersihan mukosiliar membawa partikel di saluran pernafasan bagian atas ke nasofaring kemudian di telan. Rata-rata 10 – 30 Pb yang terinhalasi diabsorpsi melalui paru-paru, dan sekitar 5-10 dari yang tertelan diabsorbsi melalui saluran cerna Palar,1994 Fungsi pembersihan alveolar adalah membawa partikel ke ekskalator mukosiliar, menembus lapisan jaringan paru kemudian menuju kelenjar limfe dan aliran darah. Sebanyak 30-40 Pb yang di absorpsi melalui seluran pernapasan akan masuk ke aliran darah. Masuknya Pb ke aliran darah tergantung pada ukuran partikel daya larut, volume pernafasan dan variasi faal antar individu Palar,1994 Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase o-ALAD, Kadar Hemoglobin Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008. USU e-Repository © 2008

2.1.4. Distribusi dan Penyimpanan Plumbum