Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
disimpulkan bahwa model regresi variabel independen dan dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari TOL atau Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Apabila TOL mendekati 0 dan
VIF5, maka terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika TOL mendekati 1 dan VIF5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Berikut hasil pengujian multikolinieritas :
Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinieritas untuk Sektor Manufaktur
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant Ln2
.916 1.092
Ln .916
1.092 a. Dependent Variable: Ln3
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa TOL dari kedua variabel tidak ada bernilai kurang dari 0.10 dan tidak ada nilai VIF yang lebih dari 5. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi atau terhindar dari multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana masing-masing kesalahan pengganggu mempunyai varians yang tidak sama.
Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penafsiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil penaksiran akan menjadi kurang dari
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
semestinya. Cara mendeteksi heteroskedastisitas dapat menggunakan metode Grafik, dengan melihat penyebaran titik-titik data. Titik data harus tidak
mencerminkan suatu pola yang sistematis atau dapat dikatakan random. Gambar grafik untuk menguji Heterokedastisitas ditampilkan pada
Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas untuk Sektor Manufaktur Metode Grafik
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Gambar 4.2 mencerminkan varian Homokedastisitas karena titik-titik data telah memenuhi syarat Homokedastisitas yaitu Nugroho, 2005:63:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul di atas atau dibawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar
lalu menyempit dan melebar kembali. d.
Penyebaran titik data tidak berpola atau dapat dikatakan random.
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa Diagram Pencar tidak membentuk suatu pola atau acak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Uji ini
digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson. Persamaan regresi telah
memenuhi asumsi autokorelasi jika nilai Durbin-Watson DW terletak pada D
U
D
l
DW 4-D
l
4-D
U
. Hasil uji Durbin-Watson disajikan pada Tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji Autokorelasi untuk Sektor Manufaktur
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.555
a
.308 .293
1.10225 2.291
a Predictors: Constant, Ln, Ln2 b Dependent Variable: Ln3
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai DW = 2.291, k = 2 dan n = 100. D
u
= 1.72 dan D
l
= 1.63. Keputusan :
Berdasarkan Tabel 4.18 bahwa nilai Durbin Watson terletak pada 2,28
≤2,291≤2,37. Berdasarkan rumus 4-du≤d≤4-dl maka keputusan yang
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
diambil adalah No Decision sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda tidak mendapatkan keputusan apakah terkena autokorelasi atau
tidak.
C. Uji Beda
Uji ini dilakukan untuk melihat perbedaan pengaruh faktor teknikal yang terdiri dari indeks harga saham individu dan volume perdagangan terhadap harga
saham antara sektor perbankan dengan sektor manufaktur. Dalam pengujian ini menggunakan hipotesis:
H :
tidak terdapat perbedaan pengaruh faktor teknikal terhadap harga saham pada sektor perbankan dengan manufaktur.
H
i
: terdapat perbedaan pengaruh faktor teknikal terhadap harga saham pada
sektor perbankan dengan manufaktur.
Tabel 4.19 Hasil Uji Beda Sektor Perbankan
Dengan Manufaktur
Rank
Test Statisticsa
a Grouping Variable: Grup
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Grup N Mean Rank
Sum of Ranks X1
1,00 98
62,56 6131,00
2,00 25
59,80 1495,00
Total 123 X2
1,00 100
55,77 5577,00
2,00 25
91,92 2298,00
Total 125 X1
X2 Mann-Whitney U
1170,000 527,000
Wilcoxon W 1495,000
5577,000 Z
-,346 -4,462
Asymp. Sig. 2-tailed ,730 ,000