Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
masing sektor didasarkan pada kursharga akhir setiap saham tanggal 28 Desember 1995. Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 Januari 1996.
3 Indeks LQ 45 LQ45 Index, menggunakan 45 saham yang terpilih
berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan setiap awal Februari dan Agustus. Dengan demikian saham yang terdapat
dalam indeks tersebut akan selalu berubah. 4
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG atau Composite Share Price Index, menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan
indeks. Tanggal 10 Agustus ditetapkan sebagai dasar nilai indeks = 100. 5
Indeks Syariah atau JII Jakarta Islamic Index. Merupakan indeks yang terakhir yang dikembangkan BEI bekerja sama dengan Danareksa investment
management. Indeks ini merupakan indeks yang mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yang berdasarkan syariah Islam.
C. Volume Perdagangan
Menurut Pring 2002:397 volume perdagangan tidak hanya mengukur antusiasme pembeli dan penjual tetapi juga merupakan variabel bebas dari harga.
Studi tentang pola volume perdagangan dapat memberikan signal yang lebih awal terhadap perubahan tren. Dengan mengamati indikator baik harga maupun
volume, dapat diketahui apakah harga dan volume bersesuaian. Menurut Charles H Dow, pelopor dari analisis teknikal yang teori-teorinya sering
disebut juga Teori Dow dalam Pring 2002:40 terdapat beberapa prinsip dalam penafsiran volume:
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
1. Prinsip yang paling utama adalah bahwa volume sejalan dengan tren.
Aktivitas perdagangan akan meningkat pada saat pasar sedang mengalami uptrend dan pada saat pasar sedang downtrend, aktivitas perdagangan juga
akan menurun. Hal ini berarti bahwa volume merupakan variabel untuk memprediksi pasar saat ini.
2. Aktivitas baik pembeli maupun penjual dalam pasar sangat mempengaruhi
harga saham. Misalnya jika seorang penjual bereaksi terhadap suatu berita buruk dan menjual sahamnya maka hal ini akan mendorong harga saham
turun. 3.
Harga yang meningkat dan volume yang menurun adalah tidak normal dan mengindikasikan bahwa tren yang terjadi tidak kuat dan akan mengalami
perubahan. Aktifitas seperti ini biasanya merupakan tren bearish menurun dan dapat digunakan sebagai indikator yang patut
diperhitungkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa volume mengukur antusiasme pembeli dan penjual. Pasar yang sedang uptrend
dengan volume yang rendah dapat disebabkan oleh kurangnya para penjual dibandingkan dengan antusiasme pembeli. Cepat atau lambat hal
ini akan mendorong pasar mencapai harga yang membuat penjual bersedia menjual.
D. Analisis Teknikal
Secara umum analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak harga saham, indeks atau instrumen keuangan lainnya dengan menggunakan
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
grafik berdasarkan data historis masa lalu. Analisis teknikal tidak mencoba untuk menjelaskan mengapa harga bergerak seperti yang akan terjadi. Tujuan dari
analisis teknikal adalah memperhitungkan supply dan demand dari sebuah saham sehingga dapat diprediksi. Analisis teknikal berusaha untuk mendeteksi perilaku
pasar yang dapat diidentifikasi karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan
datang Fakhruddin, dkk, 2001:21, Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data
yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program computer. Dari grafik atau program computer dapat diketahui bagaimana kecendrungan pasar,
sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Meskipun biasanya analisis ini digunakan untuk analisis jangka pendek dan jangka
menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang juga didukung dengan data-data lain. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan Anoraga dan Pakarti, 2001:109. Keputusan analis teknikal dalam menjual atau membeli saham didasari
oleh data-data harga dan volume perdagangan saham di masa lalu. Informasi data masa lalu tersebut akan mendasari prediksi para analis atas pola perilaku harga
saham di masa datang. Menurut Fakhruddin, dkk 2001:26, ada tiga asumsi dalam analisis
teknikal, yaitu: 1
Market Action Discounts Everything
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Asumsi ini menjelaskan bahwa segala variable-variabel yang mempengaruhi pasar telah dicerminkan dalam gerakan harga. Apakah ada rumor, keputusan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, fluktuasi tingkat suku bunga, masuknya investor asing atau berita terjadinya merger maka investor tidak
bersusah payah mempresentasikannya dalam angka, karena semuanya telah dicerminkan oleh harga saham tersebut. Dengan kata lain asumsi ini berarti
pergerakan harga mencerminkan tingkat perubahan relatif supply danatau demand. Jika supply melebihi demand, maka harga akan bergerak turun dan
sebaliknya jika demand tinggi peminatnya maka harga akan bergerak naik. 2
Prices Moves in Trends Harga cenderung bergerak di dalam trend sampai ada yang mempengaruhinya.
Para analis teknikal percaya bahwa trend harga tidak berubah sendiri, hanya pengaruh luar yang bisa mempengaruhinya. Prinsip ini penting sebagai basis
dalam penggunaan grafik. 3
History Repeats Itself Pola akan terulang kenbali, karena tindakan manusia juga berulang. Psikologi
manusia pada dasarnya sama dalam mengantisipasi keadaan pasar. Menurut Tandelilin 2001:250, analisis teknikal mempunyai keuntungan
dan menimbulkan berbagai kritik. Keuntungan penggunaan analisis teknikal tidak terlepas dari asumsi-asumsi yang dianut oleh para analis teknikal. Mereka percaya
bahwa jika seorang investor mampu mengakses informasi secara cepat, punya kemampuan analitis yang tinggi dan punya insting yang tajam atas apa yang akan
terjadi terhadap harga pasar jika ada informasi baru, maka investor tersebut akan
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
mampu mendapatkan return abnormal yang melebihi return pasar dan return investor lainnya. Pernyataan tersebut juga bisa berarti bahwa para analis teknikal
percaya bahwa untuk memperoleh abnormal return, seorang investor harus mampu mendapatkan informasi secara lebih cepat dibanding investor lainnya, dan
menerjemahkan informasi tersebut ke dalam tindakan membeli atau menjual saham sehingga investor bisa memperoleh keuntungan.
Di samping keuntungan tersebut di atas, penggunaan analisis teknikal juga menimbulkan berbagai kritik terutama berkaitan dengan asumsi yang
mendasarinya dan keefektifan pendekatan analisis teknikal dalam memprediksi harga saham.
1 Kritikan yang paling tajam muncul dari para penganut hipotesis efisiensi
pasar, yang sama sekali tidak percaya bahwa harga saham di masa yang akan datang akan dipengaruhi oleh pergerakan harga saham masa lalu.
Menurut pandangan hipotesis pasar efisien, jika pasar efisien, tidak seorang investor pun bisa memperoleh keuntungan abnormal dari pasar.
Beberapa penelitian sudah membuktikan harga saham secara statistik tidak bergerak mengikuti trend seperti yang dikemukakan para analis teknikal.
2 Kritikan berikutnya berkaitan dengan keefektifan penggunaan analisis
teknikal untuk jangka waktu yang panjang. Logikanya adalah sebagai berikut. Jika misalnya penggunaan analisis teknikal terbukti mampu
memberikan keuntungan bagi beberapa investor karena mereka mampu menemukan pola pergerakan saham dalam merespon informasi baru,
maka tentu saja pendekatan ini akan menjadi popular dan banyak diadopsi
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
oleh investor lainnya. Dengan banyaknya investor yang menerapkan tindakan yang sama atas informasi baru yang memasuki pasar, maka tentu
saja kecepatan penyesuaian harga akan menjadi lebih cepat dari biasanya. Jika ini terjadi, dalam jangka panjang keefektifan penggunaan analisis
teknikal barangkali sudah tidak akan bermanfaat lagi.
E. Teknik Analisis Teknikal