Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal menyediakan fasilitas untuk menyalurkan dana dari pihak yang mempunyai dana investor kepada pihak yang membutuhkan dana emiten
dan pasar modal memungkinkan investor melakukan berbagai pilihan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya, yang
dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan.
Dalam perdagangan saham di pasar modal tidak ada kenyataan lain selain harga saham dan volume. Harga saham dan volume adalah fakta yang tidak dapat
diputarbalikkan. Harga saham sangat penting karena berdasarkan harga inilah investor mengukur seberapa besar keuntungan atau kerugian investasinya.
Volume perdagangan adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal selama periode yang telah ditentukan. Volume
perdagangan merupakan salah satu variabel dari harga, karena volume perdagangan menggambarkan jumlah aktifitas perdagangan. Indeks saham
individu adalah indeks masing-masing harga saham penutupan terhadap harga dasar saham. Indeks saham merupakan salah satu indikator pergerakan harga
saham.
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor harus benar-benar menyadari bahwa disamping memperoleh keuntungan, mungkin juga akan
mengalami kerugian. Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar untuk diketahui para investor, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional
para investor akan mengalami kerugian. Keputusan membeli saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham di atas harga pasar. Sebaliknya, keputusan menjual
saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham di bawah harga pasar. Untuk menentukan nilai saham, pemodal harus melakukan analisis terlebih dahulu
terhadap saham-saham yang ada di pasar modal guna menentukan saham-saham atau melakukan portofolio yang dapat memberikan return paling optimal. Tujuan
analisis saham adalah untuk menilai kewajaran penetapan harga saham suatu perusahaan.
Investor dapat memilih investasi yang aman, dengan analisis yang cermat, teliti, dan didukung data yang akurat. Secara umum, teknik analisis yang paling
banyak digunakan adalah analisis yang bersifat fundamental dan analisis teknikal. Analisis teknikal technical analysis merupakan suatu teknik analisis
yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar dengan mengamati harga saham pada waktu yang lalu, digunakan untuk mengakses permintaan dan
penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan. Analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti: harga saham, volume
perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Para analis teknikal lebih menekankan perhatian dan perubahan harga dari pada tingkat harga, oleh sebab itu analis lebih ditekankan untuk meramal trend
perubahan harga tersebut. Ada beberapa teknik analisis yang digunakan dalam pendekatan teknikal ini, antara lain adalah trend analysis, ini mengasumsikan
bahwa perilaku harga masa lalu bisa direfleksikan dalam harga dimasa yang akan datang.
Analisis teknikal seringkali kontras dengan analisis fundamental yaitu studi atas faktor ekonomi yang diyakini beberapa analis mampu mempengaruhi
harga dalam pasar keuangan. Para analis teknikal meyakini bahwa harga tersebut sudah mencerminkan semua pengaruh ekonomi tersebut sebelum investor
menyadarinya. Beberapa pedagang menggunakan salah satu dari teknikal atau fundamental secara eksklusif namun beberapa lainnya menggabungkan keduanya
dalam melakukan analisis. Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting
peranannya dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghinpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional, ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan data Bank Indonesia, kinerja perbankan nasional sepanjang
2008 cukup memuaskan. Padahal, di tahun itu kondisi perbankan sedang sulit akibat krisis ekonomi global. Beberapa indikator perbankan menunjukkan
perbaikan yang signifikan. Nilai aset misalnya per Desember 2008 sudah
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
mencapai Rp2.311 triliun atau naik 16,30 persen dibandingkan posisi tahun sebelumnya per Desember 2007 yang sebesar Rp1.987 triliun.
Dari sisi modal, secara umum berada dalam kondisi aman karena rasio kecukupan modal atau CAR capital adequacy ratio mencapai 16,76 persen atau
dua kali lebih besar dari persyaratan minimum sebesar 8 persen. Sementara dari penyaluran kredit, posisi outstanding hingga Desember 2008 mencapai Rp1.308
triliun atau mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 30,51 persen. Kredit dalam rupiah, laju pertumbuhannya lebih tinggi lagi yakni 33,18
persen. Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga DPK, per Desember 2008 nilainya mencapai Rp1.753 triliun. Dibandingkan dengan posisi Desember 2007
yang sebesar Rp1.511 triliun, berarti DPK tumbuh 16,02 persen. Loan to deposit ratio LDR atau rasio kredit terhadap penghimpunan
DPK pada 2008 sudah mencapai 74,61 persen. Ini menandakan bahwa fungsi intermediasi perbankan sudah berjalan cukup baik. Hal yang penting dicatat
adalah pada 2008 ini rasio kredit bermasalah atau NPL nonperforming loans cenderung terus menurun meskipun ekspansi kredit perbankan cukup tinggi.
Posisi NPL per Desember 2008 hanya sebesar 3,20 persen atau turun 87 basis points bps dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang
sebesar 4,07 persen. Hal ini tentu menjadi prestasi tersendiri. Sayangnya, perbaikan pada berbagai variabel di atas tidak diikuti dengan pertumbuhan laba.
Pada 2008 laba perbankan justru mengalami kontraksi atau tumbuh minus 12,59 persen. Padahal, pada 2006 dan 2007 perbankan masih mampu menggenjot
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
laba dengan perolehan masing-masing 13,80 persen dan 23,58 persen. Hal ini merupakan dampak dari gejolak ekonomi global.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa kinerja perbankan pada tahun 2008 cukup baik sehingga para investor masih tertarik pada sektor perbankan ini.
Walau pun laba sektor perbankan tumbuh minus dari 13,80 persen pada 2006 dan 23,58 persen pada 2007 menjadi 12,59 persen pada 2008 yang diakibatkan
penurunan tingkat penyaluran kredit akibat resesi ekonomi global. Seorang ekonom yang mewakili Kamar Dagang dan Industri Kadin,
Faisal Basri menyatakan bahwa industri manufaktur memiliki ruang gerak yang luas hingga tahun 2020. Industri tekstil dan prosuk tekstil yang dianggap sebagai
industri tidak berprospektif sunset industry ternyata menjadi sektor yang berpeluang mendorong pertumbuhan industri manufaktur hingga ke level dua
digit. Empat sektor manufaktur diusulkan dan layak mendapatkan insentif seperti diatur dalam revisi PP No.12007 tentang fasilitas PPh untuk penanaman modal di
bidang-bidang tertentu, yaitu industri serat rayon, industri pengolahan susu, kertas berharga, serta sektor tekstil
www.bisnis.com .
Industri manufaktur merupakan sektor yang paling banyak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya selama kurun periode 2004-2007
dibandingkan industri lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Selama periode 2004-2007, ada sebanyak 24 perusahaan manufaktur yang membagikan
dividen kepada para pemegang sahamnya. Gambaran umum dari frekuensi saham- saham di sektor manufaktur sepanjang tahun 2004-2007 aktifitasnya sangat tinggi
Ahmad Ripai Purba : Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
baik ditinjau dari harga yang diperdagangkan, saham yang diperdagangkan volume dan value dan jumlah saham yang terdaftar.
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan diatas, maka penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Pergerakan Harga Saham Sektor Perbankan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.
B. Perumusan Masalah