Pola Umum Nama Arab.

2. Pola Umum Nama Arab.

Dalam membicarakan pola umum nama Arab, terdapat dua kelompok pola umum nama Arab, yaitu: nama Arab klasik kuno, dan nama Arab Modern sebagaimana dikatakan Zulfikar Zen 45 berikut ini: 1. Nama Arab Klasik kuno Sebagai pembatas antara pola nama Arab klasikkuno dengan pola nama arab modern adalah tahun 1800 M. Bentuk nama arab sebelum tahun 1800 M, dimasukan kedalam bentuk atau pola klasik kuno, sedangkan pola nama arab sesudah tahun 1800 M, dimasukan kedalam pola nama arab modern. Pola nama arab klasik menurut Tibbetts ialah: “ The classical Arabic name is made up of several distinc element which generally have a definite order. The first name is usually khitab honofific ... the second element is the kunyah surname of relationship ... Then comes the ism proper name, followed by the proper names of the father and grandfather, each proceded by ibn “son of” ... After these comes the nisba ... the laqab or nick name, maybe formed like any the these element and may appear anywhere in the name. “ Nama arab klasik terdiri dari beberapa unsur tertentu yang pada umumnya tetap urutannya. Nama pertama biasanya adalah khitab nama gelar atau kehormatan ... Unsur kedua ialah Kunyah nama yang menunjukan hubungan kekeluargaan ... kemudian ism nama diri, diikuti nama ayah dan kakek, masing-masing didahului ibn anak dari ... setelah unsur ini mendapat nisbah ... laqab atau julukan dapat dibentuk seperti unsur-unsur terdahulu dan bisa terdapat di bag ian mana saja dari nama itu.” 2. Nama Arab Modern Setelah abad ke-18 Masehi negara-negara Arab mulai berhubungan dengan kebudayaan asing terutama Inggris dan Prancis serta negara asing lainnya. Kontak dengan kebudayaan asing ini menyebabkan pertukaran budaya, di sisi lain sangat besar pengaruhnya terhadap pola nama Arab . Mahmud Sheniti mengatakan pola nama Arab modern adalah sebagai berikut: 45 Zen, Penyusunan Daftar Nama Pengarang . h. 21-22 “The structure of names varies in diferrent Arabic speaking countries. Often the traditional structure of the Arabic abondoned and names consist of a personal name followed by one or two others elemets, the first of which is usually the father’s name, while the second may be the name of the grandfather or may be a nisba. “Pola nama di negara-negara yang berbahasa Arab berbeda-beda. Seringkali pola nama Arab tradisional ditinggalkan dan nama-nama itu hanya terdiri dari nama diri diikuti satu atau dua unsur lain, yang pertama biasanya nama ayah, dan yang kedua mungkin nama kakek, atau mungkin juga nisba.” Selaras dengan perkembangan kebudayaan Arab serta pengaruh kebudayaaan asing, pola nama arab modern sudah mulai disederhanakan seperti halnya nama barat, walaupun belum menggunakan nama keluarga. Namun hanya terdiri dari ism yang diikuti oleh nasab dan kadang-kadang diikuti pula dengan nisba. Bahkan ada nama Arab modern yang hanya terdiri dari beberapa ism. Berdasarkan kajian unsur-unsur nama Arab dan pengalaman sebagai pustakawan yang banyak mengkatalog buku-buku berbahasa Arab, Kailani mengelompokkan pola nama Arab dalam 4 bagian sebagaimana dikatakan Zulfikar Zen 46 , yaitu: a. Nama yang menggunakan nasab tanpa laqab dan nisba. Nama ini berasal dari zaman tradisi Islam, yang menghendaki orang menghafal silsilah keturunan yang menunjukan tingkat kekerabatan yang lebih tinggi. b. Nama yang menggunakan nisba tanpa laqab. Nama ini telah dipakai pada zaman kuno, dan masih terdapat pada nama Arab modern. c. Nama yang menggunakan laqab. Unsur nama laqab telah digunakan pada zaman Arab kuno dan masih digunakan pada zaman Arab modern. 46 Zen, Penyusunan Daftar Nama Pengarang . h. 23-24. d. Nama tanpa nasab, nisbah, dan laqab. Pola nama seperti ini banyak berkembang pada nama Arab modern. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada umumnya pola nama Arab itu adakalanya terdiri dari banyak unsur dan adakalanya disederhanakan. Walaupun demikian agar mudah dalam mengkatalogisasi buku-buku berbahasa arab, unsur-unsur nama arab tersebut dapat diurut sebagai berikut: unsur na’at, khitab dan kunyah biasanya terdapat sebelum unsur nama ism. Sedangkan unsur nama nasab, nisbah dan laqab biasanya terletak setelah unsur nama ism.

D. Sistem Alih Tulisan Dalam Katalogisasi Berbahasa Arab

Buku berbahasa Arab menggunakan tulisan Arab yang sangat berbeda bentuk dan sifatnya dengan tulisan Latin. Sekalipun buku-buku tersebut dapat dikasifikasikan dengan satu sistem dan diatur di rak bersama-sama dengan buku- buku bertulisan Latin, tetapi perpustakaan akan menghadapi problema dalam pembuatan katalog serta penyusunannya. Apabila katalog dibuat dalam tulisan Arab, harus pula disediakan sarana yang berbeda dan terpisah dari sarana yang digunakan untuk pembuatan katalog buku bertulisan latin, karena perbedaan karakter yang tidak memungkinkan penyusunan katalog dalam satu susunan. Dapat juga digunakan sistem alih tulisan dari Arab ke Latin, sehingga susunan katalog menjadi lebih sederhana, karena hal tersebut sangat bermanfaat bagi para pengguna informasi dalam menemukan informasi yang diperlukan. 47 47 Eryono, Katalogisasi Buku Berbahasa Arab, h. 4.