39
lembaga ini tidak akan berfungsi secara optimal bila tidak didukung oleh semua pihak.
BMT didirikan oleh Bapak Abdul Hoir selaku ketua yayasan Ta’awun dengan modal awal pendirian sebesar Rp 92.751.700 dan asset perusahaan senilai Rp
194.026.901 dengan jumlah karyawan sebanyak 6 orang. Dan pada tahun 2008 modal BMT Ta’awun meningkat menjadi RP 11.249.872.446 dan asset perusahaan senilai
Rp 3.496.262.384 dengan jumlah karyawan sebanyak 16 orang. Kehadiran BMT Ta’awun telah memberikan harapan bagi rakyat kecil untuk mengembangkan dan
meningkatkan usaha kearah yang lebih baik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui lembaga ini sebagai salah satu
pilihan terbaik dalam bermuamalah.
B. Visi dan Misi BMT Ta’awun
Se suai dengan visi yang selama ini dipegang teguh oleh BMT Ta’awun, yaitu
menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang professional dan amanah, menegakkan perekonomian umat dengan mensosialisasikan konsep ekonomi Islam,
meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan zakat, dan meningkatkan kesadaran berzakat bagi para muzakki serta membangun kemandirian para mustahiq,
BMT Ta’awun berusaha untuk mewujudkan misinya, yaitu: 1.
Memperkenalkan konsep ekonomi Islam pada masyarakat luas. 2.
Menciptakan potensi masyarakat SDM yang berkualitas dan berakhlak mulia. 3.
Memberikan kesadaran kepada para aghniya untuk mengeluarkan ZIS.
40
C. Struktur Organisasi
a Pengurus
1. Ir. Hilwin Manan
2. Ir. Edy Supriyanto
3. Abdul hoir
b Dewan Pengawasan Syariah
1. Ir. Deni Hadiana
2. Ust. H. Mashyuri Husein S.Ag
c Dewan Pengawas Management
1. Ir. Muhammad Agustiono MM
2. Ir. Hariyanti Soeroso
d GM BMT Ta’awun
: Subandikot Amd e
Manager MarketingPembiayaan : Abdul Kodir, SHI
f Manager OperasionalManager Keuangan
: Syahruddin, S.Kom g
Kabag Baitul Maal : Irfan Abdulloh
h Kabag Pembiayaan
: Kamaluddin Nazuli i
Sekum : Dian Amrulloh
j AO
: Agung Kurniawan Nur Achamd
41
Irwansyah, S.Pd Iim Iman Nudin
k OB
: Slamet Arianto Agar pengelolaan BMT dapat dilakukan seoptimal mungkin maka pengurus
menunjuk pengelola untuk mengelola BMT. Untuk itu disusun struktur organisasi BMT Ta’awun yang bertolak dari kebutuhan untuk mewujudkan penguatan BMT.
Adapun tugas-tugas pengurus antara lain: Menunjuk para pengelola BMT
1. Membuat keputusan yang berhubungan dengan pihak luar BMT
2. Melihat peluang-peluang yang ada untuk pengembangan BMT
3. Membuat kebijakan kepegawaian BMT
4. Mengangkat para pengelola BMT
5. Membuat kebijakan BMT dalam hal pengawasan, kepegawaian, keuangan,
marketing dan operasional. Dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di BMT Al-Karim
maka pengurus berusaha menghindari overlapping kebijakan, sehingga lebih mengutamakan pemecahan masalah yang bersifat bottom up. Di mana para pengurus
mengumpulkan pendapat para staf dalam melihat masalah yang ada kemudian memutuskan pemecahan masalah tersebut bersama-sama para pengelola. Karena pada
dasarnya BMT Ta’awun dalam menjalankan BMT adalah berdasarkan pengalaman di lapangan. Sehingga berbagai kebijakan yang akan dibuat BMT dalam hal ini
42
pengurus harus memperhatikan pend apat para pengelola BMT Ta’awun.
Kewenangan para pengurus dalam hal pemberian pembiayaan bagi anggota atau nasabah pembiayaan yang berjumlah antara Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,-
diberikan harus dengan persetujuan pengurus. Dengan pertimbangan bahwa anggota memenuhi syarat 5C character, capital, collateral, condition, and capacity serta
untuk menjaga kehati-hatian terhadap pembiayaan bermasalah dan diharapkan agar tingkat likuiditas BMT tetap terjaga. Proses pemantauan dan evaluasi dilakukan
melalui rapat evaluasi yang dilakukan sebulan sekali oelh seluruh pengurus pengelola BMT
Ta’awun.
D. Produk-Produk BMT Ta’awun